Bab 17 : Kemenangan

9 2 15
                                    

"Duduk disini." Renjana, Melan dan Tata pun diam saling memandang ketika sampai di sebuah kursi kosong yang ditunjuk oleh Bayung. Pasalnya kursi yang akan ditempati oleh ketiga gadis cantik itu berada di pinggir lapangan, dimana sepertinya kursi itu dipakai untuk pemain futsal.

Melan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan menarik tangan Renjana yang hendak duduk. "Kita cari kursi sendiri," ucap Melan.

"Udahlah disini aja, enggak papa," balas Agil dengan masih merangkul bahu Tata.

Melan menggeleng lagi, sebenarnya ia bisa duduk di tempat yang sudah disediakan oleh Bayung jika mantannya – Rafi tidak memerhatikan Melan dari pandangan beberapa meter dihadapannya. Tanpa basa basi lagi, Melan pun langsung menarik Renjana dan Tata untuk mencari kursi didaerah tribun.

"Padahalmah disana aja, biar leluasa liat mantannya," ujar Tata dengan melirik Melan yang raut wajahnya sedikit masam, karena berpapasan dengan Rafi.

"Berisik lo Ta," kata Melan ketus serta menaiki anak tangga menuju kursi kosong yang berada diujung.

Sapaan dan suitan akan sebuah godaan mengiringi langkah ketiga gadis yang sedang berjuang mencapai kursi kosong, tidak sedikit yang berani memegang tangan mereka atau menawari duduk berdua disebelahnya. Hal itu, tidak luput dari pantauan mata elang dari ketiga laki – laki yang memakai jersey futsal di pinggir lapangan.

"Selesai tanding, gue arah tuh cowok," ujar Agil serta menatap tajam seorang lelaki yang berkulit hitam yang berani memegang pipi Tata namun, langsung ditepis kasar oleh Tata. Disebelah Agil, Bayung juga tidak berhenti mengucap sumpah serapah kepada para lelaki yang berani – beraninya memegang kekasihnya.

Tidak hanya Agil dan Bayung. Rafi yang matanya sedari tadi tidak lepas dari sosok Melan – mantannya pun mengepalkan tangannya karena melihat Melan yang sangat senang merespon beberapa lelaki yang menggodanya. "Makanya balikan Raf. Diembat orang baru tahu rasa loh." Rafi menoleh dan mendapatkan Agil yang sedang tersenyum miring kemudian menepuk bahu Rafi.

Rafi membalas senyuman Agil. "Lah lo sendiri, kapan nembak Tata? Enggak capek nanggung perasaan sendiri?" kata Rafi kemudian menepuk pundak Agil juga dan melenggang pergi untuk bersiap – siap.

Agil menundukan kepalanya tersenyum miring. Kemudian ia angkatkan kembali dan menatap sosok gadis yang berada diujung. "Semangat," ucapnya pelan membuat Agil tersenyum melihat gerak bibir gadis itu.

"Ceritanya udah bisa buka hati nih," sindir Renjana yang sedari tadi melihat tingkah Tata yang senantiasa menatap sosok Agil. Tata mendengkus, "udahlah Ta, jujur aja lo pasti udah teragil – Agil kan?" sambung Renjana.

Tata menggelengkan kepalanya serta tersenyum tipis. "Perhatiin tuh pacar lo, takut ilang," ujar Tata serta mengarahkan kepala Renjana agar menatap ke arah depan.

Disebelah sisi lain, Melan sedari tadi mengobrol ria dengan sosok lelaki yang aru saja berkenalan dengan dirinya, ia tidak begitu memerhatikan perbandingan turnament tersebut, matanya sangat enggan melihat sosok mantan kekasihnya yang entah kenapa semakin tampan jika dilihat terus menerus.

"Mel lo harus liat si Rafi mainnya bagus banget anjir," pekik Renjana serta menggoyang – goyangkan bahu Melan yang membuat sang empu sedang mengobrol pun mendengkus kesal. "Hm," gumam Melan serta menatap ke arah depan dan entah bagaimana Rafi pun dengan kebetulan sedang menatap Melan, namun beberapa detik kemudian Rafi memalingkan wajahnya dan berfokus pada bola.

"Lo selalu membuat hati gue selalu berdesir Fi," gumam Melan serta tangannya memegang dada yang berdetub kencang.

"Gagal sudah move on lo," cibir Tata melihat tingkah Melan. Melan menatap dengan mata melotot ke arah Tata. "Enggak, gue udah move on dari Rafi kok," elak Melan serta menatap ke arah depan diaman Rafi sedang menggiring bola.

Dan teriakan gol berseru memekikan telinga ketiga gadis yang berada diujung. Mata mereka saling tatap akan kagetnya dengan teriakan tersebut. "Sumpah anjir kaget gue," ucap Melan serta terkekeh geli. Tata dan Renjana pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan kembali menatap lapagan.

"Ayok lo bisa Gil," lirih Tata ketika dilapangan Agil sedang menggiring bola dan dihadapannya terdapat dua orang lawan yang sedang menghalangi Agil. "Good," puji Tata ketika Agil berhasil melewati lawan tersebut dan menghasilkan point untuk teamnya.

Dibawah sana, Agil menatap Tata yang mengacungkan jempolnya sebagai apreasi dari hasil kerja keras tadi. Bibir Agil tidak tahan untuk tersenyum dan raut wajahnya pun sedari tadi terlihat bahagia. "Love you," gumam Agil yang membuat Tata tersenyum malu.

"Cieee," goda Melan dan Renjana serta menyenggol – nyenggol bahu Tata dengan pipi yang sudah sedikit merah, akibat menahan malu. "Merah banget pipi lo Ta," ujar Renjan serta menusuk pipi Tata yang langsung ditepis oleh sang pemilik Pipi.

"Apaan sih lo pada gaje banget," ucap Tata. Melan dan Renjana pun tersenyum tipis dan kembali menonton team futsal dari sekolahnya yang sudah unggul beberapa point dari lawannya.

Puluhan menit pun berlalu dan kemenangan futsal diraih oleh team futsal dari SMAE. Sorakan penuh kegembiraan pun terdengar riuh ke gendang telinga, raut bahagia terpancar dari pemain futsal. Ketiga perempuan yang berada diujung tribun pun, turun menemui para pemain dan mengucapkan selamat.

Agil dan Bayung yang melihat pujaan hatinya menghampiri pun membalikan badan dan langsung merentangkan tangannya guna memeluk. Renjana dan Tata pun dengan senang hati menerima pelukan tersebut. Hal tersebut membuat Melan yang berada dibelakang Tata dan Renjana mendengkus kesal.

"Selamat! Penampilan kamu tadi bagus banget," puji Renjan membut Bayung tersenyum senang.

"Terima kasih udah datang dan nyemangatin gue Ta," ucap Agil didalam pelukan Tata. Tata tersenyum dibalik pelukan Agil. "Congrast! Lo hebat," bisik Tata membuat bulu kunduk Agil meremang.

"Pelukannya jangan lama – lama woy, hargai jomlo disini," ujar Melan dengan ketus.

"Merusak moment lo Mel," ujar Bayung ketika Renjana beserta Tata melepaskan pelukannya masing – masing. "Tahu. Padahal bisa nyamperin si Rafi yang pawangnya enggak bisa datang," sambung Agil serta menarik Tata agar berada di sampingnya. Melan menatap Agil dengan tajam dan mendengkus kesal.

"RAFI! KATA MELAN PENAMPILAN TADI LO BAGUS BANGET. KATANYA BIKIN GALMOVE," teriak Renjana yang seketika menjadi pusat perhatian. Melan yang berada tidak jauh dari Renjana pun mengeplak kepala Renjana. "Anjing banget lo Ren, orangnya jadi nyamperin kan," kata Melan serta melirik Rafi yang berjalan kearahnya.

Tata tersenyum senang melihat kegugupan yang dialami oleh Melan. "Karma dari gue karena ngegodain gue mulu sedari tadi," ujar Tata membuat Melan memanyunkan bibirnya.

"Congrast bro!" ucap Rafi serta bersalaman ala laki – laki kepada Rafi dan Bayung. "Menang juga berkat tendangan lo Raf," ujar Bayung membuat Rafi terkekeh.

Renjana dan Tata yang melihat Rafi pun ikut bersalaman dan mengucapkan selamat atas kemenangan dan pujian akan penampilannya yang sangat luar biasa. "Thanks ucapannya," ujar Rafi ketika berada dihadapan Melan.

Tubuh Melan seketika mundur dan mengerutkan keningnya. "Itu yang diteriakin si Ren, bukan ucapan gue. Gue enggak ada ngucapin lo," ujar Melan ketus.

"Yaudah, sekarang ucapingue."

Anugerah Terindah (Selesai)Where stories live. Discover now