23

139 16 0
                                    

"Para pegawai J Properties melakukan Demo di halaman perusahaan"

Tuan Donghae fokus pada suara berita asing yang tersiar di televisi besarnya.
Wajahnya terlihat cemas. Berita berisikan demo besar besaran oleh staf perusahaan milik Jue-Ni tersebut membuatnya kembali khawatir pada kondisi Nona Muda tersebut.

"Dad... bukan kah itu perusahaan Nona Jue-Ni ?" Mark yang baru pulang melihat sang Daddy yang begitu fokus pada Televisinya .

"Benar Mark" Donghae menatap si sulung dengan senyum.

"Ada apa Dad ?" Kali ini Jeno yang saja pulang dari kantornya ikut bergabung.

"Apa Dia akan baik baik saja Dad ?" Ucap Mark merasa sedikit cemas.

"Daddy yakin Dia bisa melewati ini" Ucap Donghae pasti.

Jeno yang menyimak berita tersebut terlihat fokus. Donghae dan Mark pun ikut fokus.

Ada perasaan penasaran di benak Jeno tentang sosok Jue-Ni. Entahlah, sejak melihat tatapan sendu gadis cantik tersebut semalam. Ia merasa bahwa gadis itu benar benar memerlukan pertolongan.

"Kenapa kalian belum mandi dan mengganti pakaian ?" Yoona yang baru tiba dari rumah sakit melihat ketiga pria berbeda generasi yang sedang fokus pada televisi.

Jeno dan Mark serentak menunjuk berita yang sedang disiarkan. Yoona mengambil langkah bergabung. Ia dibuat khawatir dengan berita tersebut.

"Mom yakin Nona Muda bisa melewati ini. Ayo mandi. Kita makan malam bersama" Yoona bangkit dari duduk nya diikuti Donghae, Mark dan Jeno. Mereka terdiam dengan pikiran mereka masing masing.

Berita mengenai perusahaan milik Jue-Ni menyebar di televisi. Menarik atensi para pengusaha, tak terkecuali Tuan Park Andy yang merupakan Kakek dari Jue-Ni.

Dengan langkah besar Ia memasuki perusahaan milik mendiang sahabat nya yang kini dipimpin oleh Sang cucu, Jue-Ni. Terlihat raut cemas dan khawatir pada wajah tuan besar tersebut.

"Siyeon, dimana Jue-Ni" Tuan Park menanyakan keberadaan sang cucu pada sekretarisnya.

"Nona Muda.. sudah terbang ke Jilin tadi malam Tuan" Ucap Siyeon gugup.

"Apakah Dia pergi sendiri ?" Tuan Park semakin cemas.

"Ia pergi bersama Tuan Oh Sehun,Tuan" Siyeon tertunduk.

"Baiklah. Kau bisa kembali bekerja" Tuan Park pun meninggalkan Siyeon yang masih terlihat gugup.

Tuan Park kembali ke kantor nya dan menemui Sang Putra.

"Ayah... Bagaimana ?" Chanyeol terlihat sangat khawatir.

"Dia sudah pergi ke Jilin." Tuan Park menarik nafas panjang kemudian mendudukkan diri di sofa yang ada di ruangan sang Putra.

"Apa Dia pergi sendiri ?" Chanyeol tak bisa menutupi rasa cemas nya.

"Dia pergi bersama Sehun" Tuan Park memijat pelipisnya yang berdenyut.

"Apa Dia akan baik baik saja Ayah ?" Kata kata tersebut keluar begitu saja dari mulut Chanyeol.

"Apa Kau mengkhawatirkannya ?" Tuan Park menatap sang putra dengan intens.

"A-aku selalu mencemaskannya A-ayah" Ucap Chanyeol terbata. Terlihat kesedihan di mata Chanyeol.

"Bawa Dia kembali jika Kau menyayangi nya. Dia juga putri mu. Dia berhak mendapatkan kebahagiaannya. Dia selalu berjuang sendiri, Yoda~ya. Ia tak pernah menyusahkan Aku dan Jung" Tuan Park berdiri dan meninggalkan Chanyeol yang menatap kosong pada mejanya.

Chanyeol kembali merasakan penyesalannya. Sungguh Ia benar benar sakit mendengar semua penderitaan Jue-Ni.

'Papa mohon ampuni papa, Jue-Ni~ya'

'Papa akan membantumu. Papa akan mengajak mu pulang sayang'

Lirih Chanyeol disertai air mata nya yang jatuh begitu saja. Mengingat semua sikapnya pada putri cantik nya tersebut.

Tidak berbeda jauh dengan Irine yang tak beranjak dari duduk nya di sofa. Hingga kedatangan Suho yang sudah di sampingnya sama sekali tak membuatnya tersadar.

"Kau baik baik saja ?" Suho merangkul tubuh sang istri dengan lembut.

"Bagaimana aku baik baik saja, sedangkan putri ku berjuang sendiri selama ini Oppa ? Aku Mama yang sangat jahat kan Oppa ?" Air mata Irine turun tanpa di komando.

"Ssssttttt.... Tenanglah Rin~a... Aku yakin Dia bisa melewati semua ini. Kau tau, bahkan nilai akademis dan praktek nya itu cumlaude. Ini hanya kerikil kecil bagi Jue-Ni" Ucap Suho masih terus mengelus lembut pundak Irine yang bergetar karna tangisnya.

"Aku sangat cemas pada kondisinya, Oppa... Apa Dia makan dengan benar, apa selama ini yang Ia rasakan ? Aku benar benar ingin memeluknya" Irine kembali menangis. Tangis penyesalan yang berasal dari hati terdalam nya.

"Rin~a... Kau bisa mengajak nya kembali pada kita. Dia juga putri ku" Suho tersenyum lembut pada Irine.

"Aku takut Dia kembali menolakku. Aku bahkan sangat jahat padanya" Irine mengeratkan pelukannya pada Suho.

"Jue-Ni bukan menolak mu. Ia hanya belum siap. Aku yakin Ia akan memaafkan mu. Nana pun terlihat menyukainya" Ucap Suho membalas pelukan sang istri.

Irine masih menangis, rasa sesal dan cemas yang bergabung jadi satu membuat nya semakin sesak.

Nana yang melihat semua itu dari lantai 2 rumah nya sangat sedih. Ia tak bisa melihat sang Mama sedih.

'Eonni... Aku berjanji akan menyayangi mu seperti saudara kandungku sendiri'

'Pulanglah ke rumah ini Eonni. Tinggallah dengan kami' Lirih Nana dalam hati.

SiyeonSekretaris Jue-Ni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siyeon
Sekretaris Jue-Ni

Oh SehunAsisten kepercayaan Jue-Ni dan Keluarga Jung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oh Sehun
Asisten kepercayaan Jue-Ni
dan Keluarga Jung

Park Jue-Ni Where stories live. Discover now