32

127 16 0
                                    

Pagi ini Jue-Ni datang seperti biasa. Dengan wajah datar dan dingin nya.

Drrrrtt......
Drrrrtt......
Drrrrtt......

Jue-Ni menatap layar ponselnya.
'Unknown'

Jue-Ni mengangkat telepon di ponsel nya tanpa bersuara.

"Kau cukup pintar Nona" Suara Pria yang sepertinya tertutup kain itu bersuara.

"Siapa ?" Jue-Ni masih dengan nada dingin nya.

"Aku hanya ingin mengatakan, bersiap lah. Sebentar lagi permainan akan dimulai" Pria tersebut menutup teleponnya.

Jue-Ni merasakan ada sesuatu yang akan terjadi. Ia berusaha mengenali suara pria tersebut.

TOK ....
TOK ....
TOK ....

"Nona... Tuan Jisung ...." Ucapan Siyeon terhenti, wajah nya panik.

Tanpa pikir panjang, Jue-Ni berjalan bersama Siyeon menuju ruangan IT. Disana sudah berkumpul banyak orang.

"Bawa ke Rumah Sakit sekarang" Jue-Ni berjalan di depan para staf yang mengangkat tubuh Jisung yang memucat.

Dengan sigap Jue-Ni mengambil alih setir dan membawa mobilnya dengan di temani Lee Know dan Yeonjun yang memapah tubuh Jisung.

Sampai di Rumah Sakit, Jisung segera di tangani. Selama penanganan Jisung, Jue-Ni mengintrogasi Yeonjun dan Lee Know.

"Apa yang terjadi ?" Ucap Jue-Ni menatap tajam keduanya.

"Jisung~si habis meminum kopi dan tiba tiba badan nya kejang Nona" Lee Know menjelaskan. Yeonjun bungkam. Karena Ia hanya melihat setelah Jisung sudah tak sadarkan diri.

Jue-Ni mengambil ponsel nya dan menghubungi Siyeon untuk menghubungi Keluarga Park. Kemudian mendial sebuah nomor,

"Selidiki perusahaan ku. Cari tau semua hal yang terjadi hari ini" Ucap Jue-Ni menahan amarah.

Lee Know dan Yeonjun bergidik ngeri melihat Jue-Ni yang terlihat lebih mengerikan dari sebelum nya.

Tak lama Chanyeol dan Wendy datang dan segera mendekati Jue-Ni.
"Ada apa dengan Jisung, Jue-Ni~yaa ?" Wendy menangis sedih mendengar putranya di bawa ke Rumah Sakit.

"Kami hanya melihat Ia kejang setelah minum kopi, Nyonya" Ucap Lee Know yang mengenal keluarga Park.

"Saya permisi Tuan, Nyonya. Saya akan bertanggung jawab dan mengusut semuanya" Ucap Jue-Ni seraya hendak melangkahkan kakinya.

"Jue-Ni~ya.... berhati hati lah" Ucap Chanyeol menatap sendu wajah Jue-Ni yang terlihat menahan segala emosi nya.

Jue-Ni berlalu meninggalkan keduanya dan berjalan bersama Lee Know dan Yeonjun menuju kantor.

Setelah sampai di kantor Jue-Ni meminta Yeonjun mengintruksikan semua orang untuk meninggalkan kantor.

Semua orang pun mengosongkan ruangan.

Jue-Ni melangkahkan kakinya menyusuri setiap ruangan yang ada di perusahaannya bersama Tuan Jhonny Seo. Ayah Lucas dan Chanie.

"Aku tak ingin semuanya tau tentang penyelidikan ini" Ucap Jue-Ni datar.

"Tentu... Jue-Ni~ya. Kau tenang saja" Jhonny melihat kekhawatiran di wajah Jue-Ni.

"Bagaimana dengan info tentang kecelakaan Keluarga ku ?" Ucap Jue-Ni mengingat misi nya.

"Semua akan terpecahkan. Semua bukti akan kita tampilkan di sidang" Ucap Jhonny lirih.

Mereka kemudian berjalan menuju ruangan IT tempat kejadian Jisung diracuni.

Jue-Ni mematikan semua lampu dan menghidupkan flash ponselnya. Kemudian dengan cepat Ia mendapatkan 5 buah kamera tersembunyi di ruangan tersebut. Jue-Ni mengambil kamera tersebut dan membawanya.

"Aku ingin besok semuanya di bersihkan" Ucap Jue-Ni pada Jhonny.

"Baiklah" Jhonny menatap ngeri pada sosok gadis muda di sampingnya ini. Gadis yang terlihat sangat dingin dan semakin menakutkan.

"Semua akan ku serahkan setelah aku melihat semuanya sendiri" Ucap Jue-Ni berjalan menuju ruangannya.

Jhonny mengerti tugasnya. Ia segera pergi untuk mengusut semua misi yang di berikan Nona Jung ini.

"BLOKIR SEMUA AKSES MASUK" Jue-Ni memerintah Bodyguard yang berada di sampingnya. Dengan sigap bodyguard itu memencet tombol blokir perusahaan. Yang membuat ruangan terkunci otomatis.

Jue-Ni mulai memeriksa satu per satu kamera yang Ia dapat dan cctv perusahaan.

Tak ada yang luput dari penglihatan Jue-Ni. Semua Ia perhatikan. Hingga seorang pria yang Jue-Ni kenal memasuki ruangan IT ketika pagi hari. Ia menyiapkan kopi di setiap meja kemudian pergi.

"Aku tak melihat bekas kopi di setiap suduh ruangan." Kemudian Jue-Ni berjalan ke arah pantry untuk mencari bukti.

Namun langkah nya terhenti ketika sebuah telpon masuk dari orang yang tak dikenal.

"Jika Kau terlalu sibuk dengan satu kasus. Kau akan lengah dengan hal lain. Itu kelemahan mu. Eoh... ingatlah Kau masih punya seorang Adik perempuan kan.. Hahahaha"

Telpon terputus sepihak.

"Sial...!" Umpat Jue-Ni seraya menghubungi Lucas.

"Lucas~sii.. Sekarang juga Kau pergi ke rumah sakit dan temui Nana. Jaga Dia sampai aku datang" Jue-Ni memutus telpon nya dan segera mengunci Pantry dengan kode yang Ia ganti sendiri.

Ia bergegas menuruni tangga, untuk menemui Nana. Namun sialnya Ia tak menemukan mobilnya. Sedang kan supir dan satpam yang berada disana terlihat babak belur.

Drrtt....
Drrttt.....
Drrrttt......

"Halo.."

"Nona... Nana di culik di rumah nya. Dan penculiknya menggunakan mobil Anda" Ucap Lucas terburu buru.

"KEJAR MOBIL ITU SEKARANG !" Jue-Ni berteriak.

Setelah telpon dari Lucas terputus, Ponsel Jue-Ni kembali bergetar. Menampilkan nama Lai Guanlin.

Perasaan Jue-Ni kacau...

"Guan ?" Jue-Ni menetralkan suaranya.

"Jue-Ni~ya... Ku mohon kau bisa sabar" Guan berkata lembut, membuat Jue-Ni semakin tak tenang.

"Katakan" Ucap Jue-Ni datar.

"Paman Sehun, di temukan bunuh diri di ruang kerjanya pagi ini" Hanya itu yang jelas terdengar di telinga Jue-Ni, sisanya Jue-Ni benar benar tak sanggup.

Tubuh Jue-Ni limbung, beruntung sang bodyguard dengan sigap menahan tubuh Jue-Ni.

"Siapkan penerbangan ku sekarang" Lirih Jue-Ni. Kemudian menguatkan tubuhnya untuk pergi ke bandara dengan menggunakan Taxi.

Sampai di bandara ponsel Jue-Ni kembali bergetar, menampilkan nama Mark Lee di layarnya.

"Mark Lee~sii ?" Ucap Jue-Ni mencoba menenangkan nafasnya.

"Nona... Maaf, Tapi Tuan Park Andy dan Nyonya Sora mengalami kecelakaan di Tol XX. Sekarang jenazah mereka sudah di bawa ke rumah sakit XX" Mark berkata dengan pelan.

Jue-Ni tak sanggup lagi. Tubuhnya benar benar terjatuh di depan Bandara. Sesak kembali menggerogoti dadanya.

Masih dengan kondisi terhuyung Jue-Ni kembali menghentikan Taxi dan mengarahkan nya ke rumah sakit yang di sebutkan Mark.

Selama perjalanan Air mata Jue-Ni tumpah. Seakan deja vu dengan kondisi Opa, Oma, Paman Shindong, Bibi Runa dan Bibi Sua, Jue-Ni merasakan kepala nya sakit. Air mata masih terus jatuh di pipinya...

'Tuhan... Apalagi ini ?' Lirih Jue-Ni menahan sesaknya. Wajahnya semakin kuyu, matanya sembab, tubuhnya lemah.

'Bagaimana aku melewati ini ?' Jue-Ni memejamkan matanya. Merasakan pusing yang sangat....

'Tolong Aku' ........

Park Jue-Ni Where stories live. Discover now