9 • mimpi-mimpi pretensius

475 66 1
                                    

"ternyata tidak mudah..."

"apanya yang mudah?"

"untuk mewujudkan mimpi orang lain."

"memangnya mengapa perlu mewujudkan mimpi orang lain kalau kau sendiri kesulitan mewujudkan milikmu sendiri?"

"sebab rasanya menyenangkan, ketika kita berhasil membahagiakan orang yang paling dianggap penting."

"bukankah yang paling penting dalam hidup kita seharusnya adalah diri kita sendiri?"

(terdiam)

"betul, bukan?"

"ya... tapi meneduhkan rasanya melihat segaris senyum yang tersungging di bibirnya."

"aneh."

"apanya yang aneh?"

"kamu dan mimpi-mimpi pretensiusmu."

"tapi rasanya begitu menyenangkan membuat rencana-rencana masa depan untuk menjemput bahagia di kanvas wajahnya"

"untuk apa memaksa masuk ke dalam masa depan orang lain, ketika ia sendiri tidak pernah menyertakanmu dalam rencana masa depannya?"

(terdiam sejenak)

"sebab rasanya menyenangkan membawa serta orang yang kamu anggap penting dalam rencana masa depanmu sendiri."

"tetapi, kita sama-sama tahu, bahwa rencana yang dibuat manusia di alam semesta yang fana ini sejatinya hanyalah ketidakpastian yang paling pasti."

(menghela napas)

"kamu tau kan kalau tindakan ini pada akhirnya hanya akan menuntunmu pada luka yang baru?"

(terdiam memandang langit yang kelabu)

(menghela napas selama beberapa saat)

"tidak apa-apa. sebab cukup dengan melihat bahagia di wajahnya, itu pun sudah lebih dari segalanya."

mo • no • logWhere stories live. Discover now