003🌻

9.4K 1K 30
                                    

Warning! Typo!

Sebenarnya Haechan malas sekali bangun terlalu pagi seperti ini, kalau bukan teriakan dari Ten yang menggelegar ke penjuru rumah pasti sekarang ia masih bergelung di dalam selimut doraemon wanginya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Haechan malas sekali bangun terlalu pagi seperti ini, kalau bukan teriakan dari Ten yang menggelegar ke penjuru rumah pasti sekarang ia masih bergelung di dalam selimut doraemon wanginya itu.

Dengan mata yg masih setengah terpejam, haechan sesekali menganggukkan kepalanya tanda kalau ia mendengarkan kata demi kata yg keluar dari mulut Ten yg sedang mengemudi disebelahnya. Meskipun haechan tidak paham pembahasan dari obrolan sepihak ini, kakaknya selalu membahas tentang musiklah, radio lah, penyiaran lah, dan sejenis lainnya yg berhubungan dengan pekerjaannya itu.

"kak, ke toserba dulu ya? Mau jajan hehe. " Haechan yg perlahan sudah tidak terlalu mengantuk lagi itu menghadap kearah Ten, sambil menadahkan tangannya. Ten yg sudah hapal dengan tingkah adiknya ini hanya menggeleng pelan.

Mereka berhenti di sebuah toserba yg ada ditepi jalan. Ten merogoh sakunya dan meletakkan beberapa lembar uang diatas tangan adiknya itu yg masih terus tertadah sedari tadi.

Haechan turun dari mobil Ten dan bergegas masuk menuju toserba, mengambil sebuah keranjang kosong dan mulai berkeliling untuk mencari beberapa snack dan camilan lainnya.

Dua buah roti masuk pertama kali kedalam keranjang biru itu. Haechan merasa lapar, karena tidak sempat sarapan tadi.

Setelah cukup lama melihat lihat dan keranjang miliknya sudah cukup terisi, ia berjalan menuju kasir untuk membayar. Ia menambahkan permen tangkai yg di dapatnya dekat kasir. "hitung ini juga." Haechan memberikan lembar uang yg sesuai dengan nominal belanja miliknya. Membiarkan sisa sedikit kembalian itu. /ala ala alfaindo🌝\

Sekembalinya haechan, Ten kembali melajukan mobilnya menuju tempat tujuan yg haechan tidak tau kemana.







"Aaaaa-! Lucu banget dedeknya ihh!" Haechan menahan gemasnya terhadap bayi 4 bulan yang sedang berbaring dikasur khusus miliknya itu. Sesekali pemuda itu akan menoel pipi si dedek gembul itu.

"kak bawa pulang dedeknya yuk~" Haechan memasang wajah memelasnya dihadapan Ten, hingga mengundang tawa 2 orang dewasa di dekatnya.

"ada ada aja kamu. " Ten mengusap kepala haechan. Membiarkan si bungsu bermain dengan bayi perempuan itu.

"maaf Bi, kami baru bisa datang hari ini. Aku dan haechan benar benar sibuk beberapa bulan ini." Ten berkata dengan nada menyesal kepada bibinya itu.

"kami memaklumi kalian. Tapi tampaknya kamu membawanya kemari lebih awal, lihat-" bibi menunjuk kearah sebelah Ten dengan dagunya, dimana saat ini terlihat haechan yg seperti sedang mengobrol pada si bayi. "dia tampaknya menyukai Baby Rona. " bibi hanya tertawa geli melihat haechan yg membuat raut wajah lucu dan mengundang tawa si bayi.

Saat sedang asiknya bermain bersama baby Rona, ponsel haechan berbunyi. Mengganggu saja! Batin haechan dengan kesal.

"Apa?! " sentak haechan kesal, tanpa perlu melihat dulu siapa yg sedang menelponnya.

Bucin - MarkHyuck✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang