005🌻

9K 940 32
                                    

Warning! Typo!

Warning! Typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark membenarkan letak selimut haechan sampai ke lehernya. Usapan lembut ia berikan di rambut pemuda itu yg tengah tertidur. Ia kembali duduk dikursi yg sengaja ia letakkan di dekat ranjang inap haechan.

Suara pintu yg dibuka perlahan mencuri atensi mark yg sedang fokus menatap wajah indah haechan. Dibalik pintu itu muncul Ten dengan membawa 2 cup kopi. Cup yang satunya ia sodorkan kearah mark yg langsung diterima oleh pria itu. Sebuah kecupan sayang dari Ten untuk haechan mendarat tepat di dahi adik tersayangnya itu.

Hanya hening yang menyelimuti suasana saat ini. Baik Ten maupun Mark, keduanya lebih memilih diam dengan pikiran mereka masing masing. Sampai suara Ten menginterupsi.

"Haechan trauma dengan kegelapan. Dia akan merasa lemas dan sesak di dadanya, bahkan yg paling parah ia bisa saja tak sadarkan diri seperti tadi." Ten membenarkan posisi duduknya menghadap kearah mark. "saat ia masih berusia 8 tahun, seseorang menculiknya dan menyekapnya di dalam gudang yg gelap berhari hari. Orang tua kami saat itu sudah hampir menyerah karena adikku tidak kunjung ditemukan, bahkan polisi berspekulasi adikku sudah tewas. Sampai pada hari ke sebelas adikku menghilang, si penculik menelpon untuk meminta tebusan miliaran won dan meminta ayah ku untuk menggeser posisi kedudukannya di politik."

Mark yang mendengar cerita dari Ten, reflek mengepalkan tangannya kuat kuat. Bisa ia rasakan ketakutan haechan kecil saat itu. "ayah mengiyakan semua keinginan penculik itu demi keselamatan adikku. Dua hari setelahnya, saat tengah malam seseorang mengetuk pintu rumah beberapa kali. Ibulah yg membukanya, dan di depan rumah sudah ada haechan dalam kondisi kritis, dibiarkan tergeletak begitu saja. Bedebah sialan itu tidak memberi adikku makan dan minum sedikit pun." Ten melanjutkan ceritanya sembari mengusap sayang rambut haechan.

"sebuah keajaiban karena adikku bisa bertahan selama itu. Ia dirawat beberapa minggu dan menjalani terapi. Tidak mau berbicara dan menemui siapa siapa selain ibu. Dia juga akan berteriak ketakutan saat seseorang mematikan cahaya di dekatnya. Sejak saat itu, tidak satupun dari kami yg membiarkan adikku berada di dalam kegelapan."

Mark berdiri dari posisi duduknya, membuat Ten mengerutkan dahinya dengan bingung melihat tingkah atasan adiknya ini, yg konon katanya menyukai adiknya. "mulai saat ini, biarkan saya mengambil alih tugas anda untuk menjaga haechan saat ia jauh dari anda." Mark membungkukan tubuhnya kearah Ten.

"jangan berlebihan seperti ini Lee Daepyo. Aku titipkan adikku padamu. " Ten tersenyum dengan tulus. Sedangkan mark yg mendengar itu langsung mengerjapkan kedua matanya tak percaya. Ia seolah seperti sudah mendapatkan restu dari Ten. "ah iya, jangan terlalu formal. Dengar dengar usia kita tak jauh beda kan? bahkan hanya beda beberapa bulan saja."

Mark menggaruk kepalanya yg tidak gatal itu. "a-ah baiklah kalau begitu, Ten-ssi." Ten mengangguk pelan sembari tertawa pelan.

"itu lebih baik."

Bucin - MarkHyuck✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang