006🌻

8.7K 887 26
                                    

Warning! Typo!

Vote! Komen!  Itu wajib ya sayang!



...Bucin...

Haechan memasuki gedung perusahaan dengan wajah yg tampak ceria seperti biasanya. Ia sedikit berlari saat melihat lift yg sebentar lagi akan tertutup. Renjun yg berada di dalam lift, melihat temannya itu, langsung menahan pintu lift. "terimakasih, uri Injun-iie." Haechan terkikik geli saat melihat pria itu menggerutu, karena rambutnya yg diacak oleh barusan.

Tatapan renjun langsung berubah seketika dan menatap sengit kearah haechan. "apa?" Haechan menatap balik kearah renjun dengan bingung.

"kamu berhutang penjelasaan kepadaku dan juga somi!" Renjun menunjuk wajah haechan.

"eh?-" belum sempat haechan bersuara, pintu lift sudah terbuka. Buru buru mereka keluar dan menuju ke meja masing masing. Haechan menata mejanya yg sedikit berantakan karena ditinggal sehari.

"astaga!!" Haechan kaget saat somi menabrakan kursinya ke kursi miliknya. Menatap anak itu dengan alis yg naik turun. Lain dengan renjun yg malah menatapnya dengan sinis. "kenapa sih?!"

"jadi? Sudah official tanpa sepengetahuan kami kah?"

"apanya? Siapa yg kalian maksud?" Haechan mengerutkan dahinya bingung.

"ka-"

"KAMU UDAH PACARAN KAN SAMA PAK BOS?!" Renjun menggebrak mejanya dan menunjuk-nunjuk wajah haechan dengan jarinya. Membuat beberapa orang yg sudah datang menatap kearahnya dengan kaget.

Haechan dan somi mengerjap beberapa kali, diantara yg lainnya, merekalah yg paling kaget dengan suara renjun barusan. "aku melihatmu berkencan dengan pak bos dua hari yg lalu di depan restoran di pinggir jalan itu dia juga mengusap kepalamu beberapa kali dan juga membukakan pintu untukmu lalu menjaga kepalamu yg kecil itu agar tidak terbentur dan ekspresi mu itu terlihat sangat bahagia apa itu yg namanya teman? Ka-"

Somi langsung berdiri dan menutup mulut renjun yg terus mengoceh tanpa jeda, ia yang mendengarnya saja merasa capek. "Injun-ah, bicara pelan pelan oke?" setelah menerima anggukan sebagai jawaban, barulah somi melepaskan tangannya. Renjun menghela napasnya dan masih menatap haechan dengan sinis.

Haechan menepuk jidatnya sendiri dan disusul oleh tawa kecil yg keluar dari mulutnya. "astaga, jadi kalian pikir aku sama daepyonim pacaran. Injun-iie, kemari." dengan malas renjun mendekat kearah haechan, lalu pemuda pemilik pipi seperti bakpao itu bergelayut dengan manja di lengannya. Ia juga menarik lengan somi untuk mendekat. "semua yg kalian lihat waktu itu adalah sebuah kesalah pahaman. Dia hanya mengantarkan ku pulang dari rumah sakit karena kak Ten ada urusan penting yg mendadak waktu itu. Kalian itu sudah seperti saudara bagiku, kalau ada apa apa aku pasti bercerita kepada kalian kan?" Haechan tersenyum dengan lebar, menatap satu persatu dua sejoli di sisi kiri kanannya ini.

Bucin - MarkHyuck✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang