010🌻

10.9K 797 71
                                    

Ingat! Komen dan vote itu wajib ya!
Warn! Typo!

Ingat! Komen dan vote itu wajib ya!Warn! Typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...Bucin...


Haechan berlari menyusul langkah renjun yang sudah lebih dahulu menuju kamar rawat yg ada diujung lorong. Di depan sana ada seorang bocah tengah berdiri menghadap kearah pintu ruangan tersebut.

"Renjun...." nafas haechan terengah, ia lelah mengejar renjun yg langsung berlari keluar perusahaan saat sebuah telpon yg memberitahukan kalau adiknya sedang berada dirumah sakit.

Dibelakang haechan sendiri ada mark yg menyusul setelah memarkirkan mobilnya.

"Jisung-" pemuda berseragam sekolah dengan noda darah dibagian pundaknya itu menoleh seketika. Ekspresinya terlihat sangat merasa bersalah sekali. Detik itu juga bocah itu menangis sesenggukan.

"Kak, maafkan Ji. Maaf tidak menjaga Nana dengan benar. Se-seharusnya Ji memberitahu kakak kalau Nana ada di flat Ji beberapa hari ini." Bocah itu terus menangis dan meminta maaf pada Renjun.

"Ssstt! Tak apa Ji." Renjun menarik bahu itu kedalam pelukan guna memenangkan bocah itu yg terus saja menangis. "Bagaimana dengan Jaemin? Apa parah?" Pertanyaan itu dilemparkan setelah renjun melepas pelukannya.

"A-aku meninggalkan nana di taman untuk membeli beberapa camilan kak, saat aku kembali ayahmu sudah ada disana dan terus menarik Nana untuk pergi bersamanya. Nana terus memberontak dan memukuli tangan paman. Pria jahat itu marah dan kemudian menampar Nana dengan kuat, lalu mendorongnya. Aku sudah secepat mungkin berlari untuk menghentikan pria jahat itu kak, bahkan dia dengan tega menendang Nana yg sudah terjatuh mengabaikan teriakan ku kak. Saat aku sampai, Nana sudah tidak sadarkan diri de-dengan kep-kepala yg berdarah karna terbentur ayunan yg ada di taman kak. Maafkan aku kak.." Jisung kembali tersedu dengan tangis yg tidak bisa dihentikan.

Kedua tangan Renjun terkepal erat, matanya menyalang merah sarat akan emosi yg sudah memuncak. "Akan ku bunuh tua Bangka bajingan keparat sialan itu!"

"Mark sudah mengirimkan polisi untuk menangkapnya renjun-ah, tahan emosi mu. Jangan mengotori tanganmu untuk orang tidak berguna seperti itu. Jaemin masih membutuhkanmu saat dia sadar nanti. Biarkan pengadilan yg akan menghukum bajingan itu."

Renjun menghela napasnya dengan berat. Adik kecilnya yg malang, dia merasa gagal menjadi kakak untuk jaemin, merasa gagal menjadi sosok pelindung untuk nana-nya.

"Aku ingin melihatnya, melihat adik kecilku yg nakal itu." Haechan mengangguk pelan, membiarkan renjun memasuki ruang rawat jaemin. Ia tau betapa paniknya sahabat nya itu.

Haechan menoleh kearah jisung yg masih berdiri disana. "Sekarang kamu pulang dulu aja ya, bersihkan dirimu dulu. Baru datang lagi kemari, orang tuamu juga pasti khawatir saat tahu anaknya belum pulang. Mark, tolong antarkan dia ya?" Mark yg dipanggil pun tersentak kaget dengan mata yg mengerjap. Karna sejak tadi ia merasa diabaikan disini.

Bucin - MarkHyuck✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang