Freak

1.4K 56 0
                                    

Enjoy to reading!!


"SADIVAAA." Sandra berjalan cepat dari gerbang menuju Sadiva yang sedang berjalan.

"San," balas Sadiva singkat.

"Kok kemarin gue nggak liat lo?"

"Mana gue tahu."
"Tumben lo berangkat pagi, biasanya juga lima menit sebelum bel baru datang." sarkas Sadiva.

"Yeee,"  Sandra memukul lengan Sadiva, "Gue tuh emang lagi rajin." kedua alis Sandra bergerak-gerak.

"Aduh, biasa aja kali." pekik Sadiva mengelus tangannya sendiri.
"Paling setelah PTS langganan hukuman pak Doni lagi di depan gerbang."

*Pak Doni adalah guru BK killer di SMA 1 prima Angkara.

"Ya nggak lah."
"Semoga." tambah Sandra sambil menyengir.

SMA 1 Prima Angkara memang memperketat peraturan masuk saat ujian tujuannya adalah untuk menjaga kedisplinan. Jika ada yang telat, murid akan langsung di pulangkan alias tidak bisa masuk. Sedangkan kalau di hari biasa, murid terlambat akan di berikan hukuman. Entah membersihkan sampah atau mengelilingi lapangan sebelum masuk ke kelas.

"Iya deh, semoga enggak. Gue doain lo cepet tobat."

"Gue ke kelas duluan San," Sadiva berbelok ke kiri, kemudian Sandra melanjutkan jalannya ke depan karena ruangan Sandra ada si sebelah atas.

"Oke, dadah, love you, bye."

"Gue enggak love sama lo San,"
Kelamaan jomlo tuh anak. Gumam Sadiva di dalam hati.

Tidak lama setelah Sandra masuk kelas, bel ujian berbunyi.


-

Cakep bangetttt, gila.

Samping gue cug.

Mana bisa fokus gue kalau begini.

Mleyot gue mleyot!

Pintu masuk mars kemana wak? Makhluk bumi yang satu ini sangat meresahkan, aagghh!

"Kak," entah punya keberanian darimana, dengan tiba-tiba Sandra bertanya pada seseorang yang ada disampingnya. 

Sandra mulai menyelipkan sehelai rambut panjangnya ke belakang telinga.
"Kok kemarin nggak masuk?" Karena tak kunjung ada jawaban, Sandra bermonolog sendiri. "Sorry ya kalau saya kepo, hehe."

Duh, semoga dia nggak ilfeel sama pertanyaan gue yang ini, image San jaga. Image lo jaga oke.

"Bukan urusan lo."

Sandra terkejut dengan jawaban kakak kelas di sampingnya. Dia segera membenarkan posisi duduknya.

Ya Allah jutek banget. Ganteng-ganteng jutek amat mas.

"Kenapa kalo gue jutek, hm?" balas lelaki di samping Sandra, seolah kakak kelas di sampingnya bisa mendengar apa yang Sandra katakan di dalam hati.

"Oh enggak, ya udah. Maaf kalo pertanyaan saya mengganggu kenyamanan kakak."

Bego! Lagian kenapa si lo nanya itu San.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang