Jendela Pojok

643 34 0
                                    

Enjoy to reading!
..._..._..._..._..._..._...__..._

Sandra sedang berdiri di pojok kiri belakang kelasnya untuk melihat ke samping kaca jendela. Kebetulan kelas Sandra bersebelahan dengan kantin. Sandra menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Mencari objek yang bernama Sevix pastinya. Dan. Ketemu!

"Sevix!" heboh Sandra memanggil nama Sevix tanpa peduli orang di sekitar akan memperhatikannya.

"Wey!" tapi itu bukan suara Sevix yang menyahut, melainkan teman Sevix yang tingginya hampir setara dengan Sevix.

"Ada yang manggil lo, vix!" kata Aksa yang sedang merangkul leher Galuh. Sevix melirik pada sumber suara yang memanggil namanya tadi. Lalu ia melanjutkan langkah kakinya lagi tanpa peduli pada suara Sandra. Berbeda dengan Sandra yang kini masih dadah-dadah pada Sevix.

"Banjir! banjir!" Zara dan Diva menggelengkan kepalanya setelah menyepretkan air keran dari depan kelasnya yang biasa di gunakan untuk mencuci tangan, Sandra melihat Zara dan Diva sudah menenteng plastik yang berisi makanan. Bisa-bisanya mereka meninggalkan Sandra ke kantin sendirian!

Sandra akhirnya tersadar, "kok lo semua ninggalin gue?" ia memanyunkan bibirnya sambil membuang muka.

"Ninggalin?!"
"lo tuh kayak orang gila tau nggak dadah-dadah sendiri. Tadi tuh kita udah ngajak lo tapi lo malah diem aja. Yaudah daripada keburu masuk, jadinya kita duluan. DAN. Lo tadi nyadar nggak sih dadah-dadah gitu jadi pusat perhatian, malu-maluin kita tau nggak?!" walaupun Sandra yang gila, tapi Zara dan Diva ikut merasa malu.

"Hm, bener tuh kata Diva. Kita tadi manggil lo pas dadah-dadah tapi lo nggak denger. Tadinya siapa tau lo mau nitip apa gitu." Zara segera menggeserkan kursinya ke sebelah tembok untuk di duduki. Menyejajarkan dengan bangku Sandra dan Diva. Kemudian ia mulai mencubit secuil mendoan kemudian di masukan ke mulutnya.

"Kok kesannya malah gue yang salah? gue kan korban." iba Sandra pada dirinya sendiri.

"Makan nih makan bareng, kayak sama siapa aja lo. Nungguin lo sadar dari setan jendela pojok kelamaan!"

"Yaudah sorry, ya, sorry. Karena udah ninggalin lo." final Diva.

Sandra hanya menangguk, "Menurut kalian, gue ada spek mba mba basketers nggak?!" ia berdiri dari duduknya, merapikan baju osis dengan menarik seragam putih bagian atas sebelum rok.

"Hah?"
Uhuk! Diva yang sedang menyedot oky jelly drink rasa strawberry langsung tersedak akibat asumsi Sandra barusan.

"Jangan macem-macem lagi deh, San."
"gue nggak mau negative thinking sebenarnya."

"Gue mau ikut ekskul basket, gimana?"

Zara menyunggingkan sebelah bibirnya, "Gue lanjutin aja negative thinking barusan, nggak jadi positive thinking sama lo."

-

Ehm!
"Lo, serius minat ekskul basket?" Sevix yang tadinya sedang memantul-mantulkan bola ke dinding lapangan basket langsung menghentikan gerakan itu.

"Hm."
"kenapa?"

"SAN?!" kini giliran Darry yang bicara, "lo dari kecil 'kan takut sama bola dan sejak kapan lo suka olahraga?"

Yang mengikuti ekstrakulikuler basket dominan laki-laki. Ada sih beberapa perempuan yang ikut tapi tidak banyak. Juga untuk perempuan yang mengikuti ekskul basket pasti hanya ingin mencuci mata, sama seperti Sandra kurang lebih.

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang