Chapter 35

9.4K 1K 83
                                    

~~~

Kepulangan Linzy dan Arka langsung disambut hangat oleh Bi Arum, kebetulan beliau sedang bersih-bersih menyapu lantai. Elang, tampak terlelap dalam gendongan Arka. Disusul Linzy yang menggeret koper, dibantu oleh satpamnya di depan. Perjalanan yang melelahkan, namun momen liburan yang mereka dapatkan di Bali pun tidak kalah mengesankan. Baik itu Linzy, maupun Arka, benar-benar menikmati liburannya bersama Elang.

Langkah Linzy mendadak terhenti, saat matanya mengamati dengan seksama apa yang ada di ruang keluarga.

"Loh? Bi Arum, ini?"

"Ahh iya Non, kemarin-kemarin banyak yang nganterin kiriman itu. Buat Non Zyzy, katanya."

"Buat aku?"

Bi Arum mengangguk, membenarkan. Memang terhitung bukan satu atau dua orang saja yang datang. Bi Arum saja sampai kerepotan, jika tidak ada Pak Galih dan satpam yang turut serta membantunya.

 Bi Arum saja sampai kerepotan, jika tidak ada Pak Galih dan satpam yang turut serta membantunya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Boo, sini dulu deh." Panggil Linzy begitu melihat kehadiran Arka, yang baru saja turun kembali setelah menidurkan Elang di kamar.

Arka berjalan mendekat, lalu membaca salah satu sticky note yang tertempel di sana. "Sebagian dari rekan bisnis aku."

"Sebagian lagi?"

"Ada juga dari Dara, Avril, Yura, sama Kak Nadine." Lanjut Arka membaca satu-persatu nama yang tertera.

Tak lama, Linzy tersenyum penuh arti mendengar nama-nama tersebut. Ahh, mereka memang yang terbaik. Tapi, terlepas dari itu semua, sebenarnya Linzy sama sekali tidak mengharapkan apapun dari mereka. Bentuk ucapan yang mereka kirimkan kemarin pun, itu sudah sukses membuatnya senang. Apalagi ucapan dari sang kakak ; Nadine, yang tersirat akan banyak nasehat, mampu membuat Linzy berkaca-kaca dengan perasaan harunya. Mungkin, jika dulu mereka sering berselisih, bertengkar adu mulut dalam hal kecil apapun. Kini, justru sebaliknya. Linzy sendiri, seolah merasakan seperti apa peran penting Nadine, yang kerap kali menjadi sosok ibu kedua untuknya.

Dan yaa, selain kedua orang tuanya, bisa dibilang selama ini mereka lah yang telah menjadi support system nya.

"Ahhh, dari Jayden sama Irish juga ada."

Linzy melirik Arka sekilas. "Tumben, ga cemburu?"

"Kalo di sini cuma tertulis nama Jayden sendiri, udah pasti langsung aku buang."

"Semenjak kita married, terus Jayden sama Irish juga nyusul married. Udah kehitung ketemu berapa kali lebaran coba? Masa selama itu sensinya kamu ke dia belum juga ilang-ilang!" Heran Linzy, yang pada detik itu juga mengundang decakan malas Arka.

Ini jelas lain lagi ceritanya. Karena apa? Mungkin, jika Jayden tidak banyak bertingkah saat bertemu Linzy, Arka pun tidak akan sampai sebegininya. Masalahnya, jika kalian tahu satu-persatu momen saat mereka berkumpul, pasti akan sama was-wasnya seperti Arka. Ketengilannya saat melancarkan aksinya dengan menggoda Linzy, benar-benar tidak ada tandingannya. Arka saja sampai sekarang masih sering heran, kenapa Jayden berani sekurang ajar itu padanya?

Perfect Wedding [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora