empat

69 3 0
                                    

4.
"Dalam pertandingan, kamu hanya akan mendapat dua pilihan, yaitu mengusahakan dirimu agar menang atau membiarkan dirimu kalah,"---Reyes Delvin Anderson.

.
.
.
.

SMA Alastair mengadakan acara turnamen bola voli antar kelas X. Acara berlangsung setelah seluruh kegiatan KBM selesai. Siang begitu terik, keringat meluncur dari wajah Reyes dan teman-temannya. Ini hari pertama mereka bertanding dengan kelas X MIA 1.

Kelas X MIA 3 menggunakan nama club 'DEBARA', yang berarti kumpulan inisial nama masing-masing pemain.

Selain melawan sesama jurusan MIA, mereka juga bakal melawan anak-anak dari kelas IIS dan IBB, dengan catatan 'jika menang'.

Kelas siapa yang menang, maka nanti akan terpilih untuk mewakili pertandingan bola voli antar sekolah. Namun, kelas sebelas dan duabelas tidak diikutkan dalam acara ini.

Abyan berposisi sebagai tosser atau set upper, ia yang bertugas mengatur strategi dan waktu penyerangan. Mereka memilih Abyan, karena ia cerdas dalam memberi umpan cantik dan bervariasi, juga menguasai teknik smash dan blocking.

Reyes sebagai spiker atau smasher. Dengan posisinya yang berada di samping tosser, tugasnya memiliki sedikit kesamaan dengan Abyan. Yaitu sebagai penyerang sekaligus pertahanan. Jurus andalan Reyes adalah smash yang tegas, keras, cepat dan akurat. Sehingga club lawan tidak bisa menampung bola.

Seperti saat ini, umpan cantik dari Abyan ia terima dengan jurus andalannya.

Slip
Plak
Gedebugh~~

Bola masuk di pertahanan lawan, memantul dengan keras, poin bertambah. Ia tersenyum ke arah teman-temannya.

Di belakang mereka, ada Adit, Ega dan Bimo sebagai libero atau defender. Dan Daniel sebagai server.

Mereka saling merangkul sebentar, lalu kembali ke posisi masing-masing.

Sorak sorai para penonton didominasi oleh kaum hawa. Tiara, Aisha dan Feyla juga tidak ketinggalan akan momen ini. Tiara dan Feyla berteriak, Aisha yang awalnya memasang wajah datar, beralih menjadi semakin datar. Ia tidak menyangka mereka berdua berwatak sama. Tiara menyerukan nama Reyes. Feyla menyerukan nama Abyan. Sedang Aisha? Ia bingung harus meneriakkan nama siapa.

"Bukankah harusnya kalian itu dukung kelas X MIA 4, ya?" tanya Aisha pada dua orang di sampingnya.

"Icha suyuung, kan X MIA 4 belum tanding, jatahnya masih besok," jawab Tiara gemas, matanya tak bisa beralih dari lapangan.

"Oh, gitu ya," jawab Aisha acuh.

"Makanya lihat skema, biar tau," sahut Feyla.

Kedua orang di sampingnya sangat fokus melihat pertandingan. Kadang saat Aisha bertanya, ia diabaikan.

Mau tidak mau akhirnya Aisha juga ikut mengarahkan pandangannya ke lapangan.

Priit~
Priiit~~

Bunyi peluit menandakan permainan selesai. Dimenangkan oleh kelas X MIA 3 dengan skor 25:15.

Netra hitam Aisha tanpa sengaja menatap wajah Reyes yang saat itu juga menatap ke arah penonton. Sorot mutiara hitam mereka beradu dari kejauhan.

"Cha, si doi lihatin gue kayaknya," bisik Tiara dengan semangat.

Aisha membeku. Mungkin Tiara ada benarnya juga.

"Iya, dia lihatin elo Ra," jawab Aisha sambil tersenyum.

'Plis Cha, jangan GR. Kamu nggak ada apa-apanya dibanding Tiara' batin Aisha. Wajah senyumnya berubah menjadi masam.

Cewek itu tidak suka dibanding-bandingkan, tapi ia sendiri sering merusak moodnya dengan membandingkan dirinya dengan orang lain.

Hai, Mas AtletWhere stories live. Discover now