6 <<

952 85 1
                                    

Niall's POV

"I love you too, Horan."

DEG!

Jantungku berhenti berdetak seketika. Apa aku tak salah dengar gadis itu mengucapkan kata-kata seperti itu. Astaga, apa yang ada didalam pikiranku? Mungkin, ia mengucapkan perkataan itu karena, itu adalah bagian dari fake dating yang dipinta oleh Uncle Simon.

Aku pun menjauhkan wajahku dari wajah Vischa yang bersemu merah. How cute.

"Sekarang kita harus segera pergi dari tempat ini kau tidak mau terus-menerus dikejar oleh paparazzi, itu bukan?" Tanyaku. Vischa pun mengangguk kepalanya pertanda setuju.

Aku pun menautkan jemari-jemariku pada jemari Vischa. Setelah itu, kami pun segera berlari menjauhi kerumunan para paparazzi.

Kami pun sampai ditempat mobilku berada.

"Sebaiknya, kita bergegas sebelum para paparazzi yang tak tahu sopan santun itu tiba." Ucapku. Vischa pun mengiyakan seraya memasuki mobilku.

"Niall..." Panggil seseorang yang tak lain adalah Vischa.

"Ada apa?" Tanyaku dengan pandangan yang tetap fokus kearah jalan.

"Maafkan aku..." Ucapnya setengah terbata.

"Maaf? Kenapa?" Tanyaku sembari menoleh kearah Vischa.

"Aku telah merusak hubunganmu dengan Barbara." Lirih Vischa sambil menundukkan kepalanya.

Aku pun tersenyum penuh arti pada Vischa.

"Tidak masalah, Vischa. Semua ini sama sekali bukan keselahanmu. Barbara sendiri yang memintaku untuk mengakhiri hubungan kami." jelasku panjang lebar. Vischa pun menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.

Tak lama kemudian, kami pun sampai di apartment milik Vischa. Lift yang kami tunmpangi pun sampai dilantai 8. Sesampainya disana, kami pun segera melangkahkan kaki kami menuju lorong apartment Vischa.

Sesampainya disana, Vischa menghentikan langkahnya mendadak.

"L...Luke?" Kataku terkejut. Bagaimana ia bia berada disini?

Luke langsung menoleh kearahku dan menatap Niall bergantian. Luke pun melangkahkan kedua kakinya kearah Niall. Luke menarik tanganku dan menarikku ke belakang tubuhnya.

Luke mengepalkan tangannya kearah Niall.

"Hentikan, Luke!" Pekikku. Namun, pukulannya malah mengenai pipiku.

BUG! Seketika semua menjadi gelap, samar-samar dapat kudengar Niall meneriakkan namaku. Setelah itu, terdengar derap langkah yang semakin lama semakin menjauh.

"Bangun, Vischa..." Terdengar seeorang berbisik tepat di telingaku, sampai semuanya benar-benar gelap.

Niall's POV

BUG!

Pukulan Luke mengenai Vischa.

"Vischa!!" Aku berteriak memanggil namanya. "Pergi kau!" Bentakku pada Luke. Luke terlihat shock dan pergi menjauh.

"Bangun, Vischa..." Bisikku. Aku pun menggendong Vischa dengan gaya bridal style.

Aku segera membawa Vischa ke kamarnya dan langsung menelpon The Boys dan The Girls.

"Bangun, Vischa.." Bisikku lagi.

Setelah beberapa lama menunggu, pintu apartement pun terbuka dan terlihat The Boys dan The Girls memasuki kamar Vischa.

"Ada apa dengannya?" Tanya Harry khawatir.

Aku pun menceritakan semua yang terjadi. Terlihat Eleanor, Perrie, dan Sophia menutup mulutnya dengan tangan mereka.

Setelah lama menunggu, yang lainnya segera kembali ke basecamp. Tetapi, aku masih tetap menunggu Vischa untuk sadarkan diri.

Aku pun meletakkan sebalok es di pipi Vischa yang lebam akibat pukulan Luke sialan itu.

"N-Niall..." Aku pun menoleh ke arah Vischa yang sepertinya sudah sadarkan diri.

"A-apa yang sebenarnya terjadi, Nee?" Tanya Vischa sambil memegang pipi kanannya yang masih membiru.

"Dimana Luke? K-kenapa ia tidak ada disini?" Tanya Vischa. Sial! Kenapa ia masih saja memikirkan si keparat itu?

"Sudahlah, Vischa. Kau tidak perlu mengingat-ingat Luke lagi. Ia sudah mencelakakanmu, babe." Ucapku sambil mengelus helai demi helai rambut Vischa.

"Luke? Mencelakakanku?" Tanya Vischa. Sepertinya, ia mencoba mengingat-ingat sesuatu. "Astaga...." Kali ini Vischa menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Perlahan-lahan, air mata Vischa mulai turun membasahi pipinya. Gadis itu pun menangis sejadi-jadinya.

"Sshh... Jangan menangis, sweetheart." Aku pun mendekap erat Vischa yang masih terus terisak.

"Ini semua salahku. Aku yang telah menghancurkan hubunganmu dengan Barbara. Setelah itu, aku juga yang membuat kau bertengkar dengan Luke." Lirih Vischa.

"Sudah, lupakan saja masalah itu. Lagipula semua ini bukan salahmu. Dan soal Luke, sebenarnya siapa dia? Kenapa ia begitu ikut campur dengan urusanmu?" Tanyaku sambil mengelus rambut Vischa yang tertidur di pangkuanku.

"Dia sahabatku, Nee. Tetapi aku tak pernah melihatnya bersikap sekasar itu." Ucap Vischa dengan raut wajah sedih.

"Kalu begitu, tunggu sebentar biar kuambilkan obat untukmu." Ucapku sambil mencari kotak P3K. Setelah itu, segera kuoleskan obat ke pipi Vischa yang memar.

"Ouch, ini sakit!" Vischa pun memegangi tanganku karna merasa kesakitan. "Maafkan aku, Vischa. Aku berjanji ini tidak sakit." Ucapku.

Aku pun kembali mengoleskan obat itu pada pipi Vischa. Gadis itu pun memejamkan kedua kelopak matanya menahan rasa sakit.

"Nah, sudah selesai!" Ucapku membuat Vischa membuka kedua kelopak matanya.

"Terima kasih, Niall." Ucap Vischa sambil tersenyum tulus

"Apa masih sakit?" Tanyaku, Vischa pun mengangguk.

"Aku bisa menghilangkan rasa sakitmu, itu." ujarku.

"Benarkah? Bagaimana caranya?" Tanya Vischa dengan wajah penasaran.

Astaga wajahnya itu terlihat lucu sekali!

"Seperti ini." Aku pun mendekatkan wajahku kepada Vischa sejurus kemudian,

CUP!!

Vischa's POV

"Bagaimana caranya?" Tanyaku penasaran.

"Seperti ini." Niall pun mendekatkan wajahnya padaku. Kini jarak wajah kami hanya tinggal 2 inci. Sejurus kemudian, sebuah benda lembut menyentuh bibirku.

Sesuatu yang membuat kupu-kupu bodoh di dalam perutku ini berterbangan.

Niall pun tersenyum di sela-sela ciuman kami. "Apa rasa sakitmu sudah sedikit berkurang?" Tanya Niall.

"Y--ya, sudah." Kenapa aku jadi gugup begini? Kurasa kedua pipiku sudah memerah seperti tomat.

Kenapa Niall melakukan semua ini? Memangnya, ada paparazzi di sekitar sini?

"Niall, kenapa kau melakukan ini padaku?" Tanyaku.

"Melakukan apa maksudmu?" Tanya Niall sambil menatapku meminta jawaban.

"Kenapa kau peduli padaku? Memangnya disini ada paparazzi?" Tanyaku lagi.

"Bukankah paparazzi bisa berada dimana saja?" Jawab Niall sambil tersenyum.

Benar juga ya, apa yang dikatakan oleh Niall.

*****

Fake Dating ♡ n.hWhere stories live. Discover now