35 - Kesurupan (2)

30 5 0
                                    

"Tadi itu serem banget."

"Ya ampun, kayaknya penunggu sini jahat, deh."

"Haduh! Aku jadi takut. Apalagi kalau kita kuliah malam. Serem!"

"Nggak usah takut yang berlebihan. Banyak-banyak baca do'a aja."

Mahasiswa-mahasiswi masih membahas kejadian kesurupan tadi. Beberapa sudah keluar kelas, beberapa lagi masih ada di dalam kelas. Kalau Dino sendiri, sudah keluar kelas sejak tadi. Laki-laki muda itu lari tunggang langgang pulang ke rumah. Ia tidak berniat untuk melanjutkan mata kuliah selanjutnya.

"Dea, Hari. Kalian kok keliatan santai banget," ujar salah seorang laki-laki berbadan kurus. "Kalian nggak takut hantu, ya?" tanyanya penasaran.

Sontak Dea langsung menggeleng dengan cepat. "Takut," jawabnya lirih.

Sedangkan Matahari, pria itu memasang wajah datarnya dan tak merespon apapun. Ia sendiri bingung. Sebenarnya ia takut atau tidak? Pasalnya kalau melihat hantu, tiba-tiba saja tubuhnya merinding dan tidak nyaman. Tapi ia masih bisa menguasai dirinya sendiri, tidak teriak-teriak ataupun heboh seperti orang kebanyakan.

"Tapi kalian kok santai banget? Kalian orang tersantai di kelas ini," ujar laki-laki itu tadi. "Duh! Lama-lama di sini buat bulu kudukku merinding."

Laki-laki itu lantas segera pergi. Ia tidak menunggu respon Dea mengenai kata-kata pertamanya tadi. Tiba-tiba saja ia menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang.

Satu persatu mahasiswa di kelas Dea dan Matahari keluar dari kelas. Mereka jalan sambil terus membahas kejadian kesurupan tadi. Dan yang masih tersisa di kelas hanya Dea dan Matahari saja.

"Kamu pernah merasa capek nggak, sih?" tanya Dea.

"Capek kenapa?"

Dea menarik nafasnya pelan, kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. "Diteror makhluk halus terus. Aku mulai merasa nggak nyaman."

"Aku sudah terbiasa melihat mereka sejak masih kecil. Jadi ... yah ... sudah biasa, asal mereka nggak ganggu nggak masalah. Kalau kamu, sejak kapan bisa melihat mereka?"

"Sejak ayah dan suamiku meninggal setahun yang lalu," jawab Dea jujur. "Awal-awalnya aku cuma bisa ngerasain aja, belum bisa lihat. Tapi akhir-akhir ini aku mulai bisa melihat mereka."

"Kamu sering lihat ayah dan suami kamu juga?" tanya Matahari.

Dea menggeleng. "Aku sering ketemu mereka. Tapi di alam mimpi. Belum pernah lihat mereka dalam keadaan sadar."

Matahari mengangguk paham. "Apa mereka juga bisa melihat?"

Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)Where stories live. Discover now