14| maaf

159 22 5
                                    

"Kimbab, please bangun."

Sudah lima hari sejak Jihoon tak sadarkan diri, ia telah dipindahkan ke ruang rawat inap. Keadaannya belum juga membaik.

Untuk menemukan seorang pendonor hati yang cocok untuk Jihoon pun sangat sulit. Yujin, Sungchan, Yeri, bahkan Jisung, mereka semua melakukan tes kecocokan tapi tidak ada satupun dari merka yang cocok.

Kini yang tersisa hanyalah keputus asaan, menyerahkan semua kepada takdir. Tapi tak lupa juga harus percaya dengan sebuah keajaiban.

"Jihoon belum bangun juga?" Sungchan masuk ke ruang rawat inap Jihoon membawa beberapa makanan untuk Yujin, dan juga tidak lupa membawakan bunga lily putih kesukaan Jihoon.

Yujin menggeleng, ia tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Jihoon.

Melihat betapa sangat berartinya Jihoon bagi Yujin, sering membuat Sungchan iri. "Yujin-a, istirahatlah. Jihoon biarin gue yang jaga."

Yujin tak bergerak sama sekali dari tempat duduknya.

"Ya... lo harus istirahat, kalo lo kayak gini terus, lo yang bakalan sakit. Itu gue juga bawa makanan, lo harus makan terus tidur. Biar sementara Jihoon gue yang jaga." Sungchan memegang kedua sisi bahu Yujin membantunya beranjak dari tempat duduk.

Yujin kini duduk di sofa, tatapannya kosong menatap makanan yang ada dihadapannya. "Gimana gue bisa makan Chan, buat buka mulut aja rasanya susah."

"Lo harus makan Yujin. Jihoon bakalan gak suka liat lo kayak gini." Sungchan membukakan wadah yang berisikan gyoza, makanan kesukaan Yujin.

Satu potong gyoza sudah berada di sumpit yang Yujin pegang, ia mencoba melahapnya.

Huek...

Yujin berlari kekamar mandi, tubuhnya tak mau menerima asupan, apapun yang masuk ke mulutnya akan kembali keluar.

"Lo gak papa?" Sungchan menunggui Yujin didepan pintu kamar mandi.

"Tubuh gue yang nolak kalo dikasih makan Chan, gue gak tau kenapa,"

"Gue minta suster buat infus lo aja ya, lo udah berhari - hari belum makan."

Yujin pasrah, dirinya berbaring disofa. Tak berapa lama seorang suster memasang infus pada punggung tangannya, cairan infus untuk pengganti makanan dan juga cairan infus vitamin.

Setelah beberapa saat akhirnya Yujin dapat tertidur. Sungchan menggambil sebuah selimut kemudian menyelimuti Yujin yang sedang tertidur di sofa. "Please lo jangan kayak gini Yujin, gue gak sanggup liatnya."


"Hoon please lo bangun donk, lo gak kasian sama Yujin, kondisinya bener - bener udah gak baik. Lo harus segera sadar, kalo enggak gue bakal marah besar ke elo, karena lo udah bikin wanita yang gue sayang kayak gitu." Sungchan menatap tubuh Jihoon yang terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya masih dipenuhi dengan alat medis penompang kehidupan.

🐼





Hari ke tujuh saat hari sudah mulai gelap, cahaya oranye memenuhi ruangan dimama Jihoon dirawat.
Dahi Jihoon mulai mengrenyit, jari Jihoon yang berada di genggaman Yujin mulai bergerak satu per satu.

"Kimbab, lo udah bangun?" Yujin mendekatkan wajahnya ke wajah Jihoon, mengamati netra Jihoon yang mulai terbuka sedikit demi sedikit.

"Chan, Jihoon bangun!" Yujin membangunkan Sungchan yang sedang tertidur di sofa sore itu.

Sungchan langsung mendekat kearah ranjang Jihoon, mendpati netra Jihoon sudah benar - benar terbuka.

be ill | Park Jihoon ✓Where stories live. Discover now