Melawan Restu 02

713 55 0
                                    

Masih dengan motor gedenya,Gracio kembali membonceng Shani menuju jalan pulang rumah Shani.Karena hari yang mulai menggelap dan kumandang adzan magrib perlahan terdengar.

Shani yang duduk dibelakang Gracio,hanya diam tanpa bersuara.Ia lebih memilih menikmati terpaan angin yang menapar keduanya karena laju motor yang Gracio kemudi.Hingga ia mulai sedikit bingung,karena perlahan Gracio membelokan arah motor yang dikemudi tidak menuju jalan kerumahnya.Namun lagi lagi ia hanya diam,ia tidak ingin bersuara karena yang ada dikepalanya saat ini adalah menyusun kata kata untuk sang Ayah agar mau bertemu dengan Gracio.

''Kamu sholat dulu gih,takutnya gak keburu waktunya...,''ucap Gracio,setelah mematikan mesin motornya didepan pagar sebuah masjid.

Shani mengulum senyumnya,ia mengangguk kemudian turun dari motor Gracio.Hal hal seperti inilah yang membuat Shani yakin jika Gracio masa depanya.Karena Gracio selalu mencarikan tempat untuknya beribadah ketika mereka keluar bersama,dan Gracio juga selalu mengingatkanya untuk menyegerakan beribadah ditengah tengah jam sibuk.

''Makasih ya...,''ucap Shani,kemudian berjalan menuju masjid.Namun baru beberapa langkah,Gracio kembali memanggilnya dan itu membuatnya kembali menoleh.

''Kamu lupa bawa ini ..,''Gracio memberikan sepasang sandal japit yang dibungkus plastic putih.

Lagi,Shani mengulum senyumnya.Ia pun mengambil sandal dari Gracio dan tanpa ragu,ia mengganti sepatu dengan sandal itu.

''Sini sepatunya,entar hilang lagi marah marah lagi..,''ucap Gracio,sembari merunduk mengambil sepatu Shani.

''Gak ikhlas nganterin beli sepatu ?''tanya Shani.

''Ikhlas kok diumbar.Dah sana,tuh udah banyak yang dateng ...,''ucap Gracio,seperti memberi perintah pada Shani.

Shani hanya mencibikan bibirnya sebelum meninggalkan Gracio,namun meski begitu hatinya tentu saja berbunga.Karena lagi lagi,perhatian kecil dari Gracio yang semakin hari semakin meninggkat dan membuatnya semakin mencintai laki laki itu.

Gracio menunggu Shani menyelesaikan Sholat Magribnya sembari memainkan ponselnya.Hingga tanpa ia sadari,Shani sudah kembali disampingnya.

''Sibuk ngapain sih,sampai gak sadar ada aku ?''tanya Shani sembari memeluk bahu Gracio.

''Ya ampun sayang,ngagetin ..,''Gracio yang sedikit terlonjak,kemudian menoleh.''Udah selesai ?..kok cepet banget ?''tanyanya.

''udah lebih 15 menit,kamu nya aja yang sibuk sama hape jadi enggak tahu ,''jawab Shani.

Gracio hanya mengulum senyumnya,ia menyimpan ponselnya dan kembali menyalakan mesin motornya.''Makan dulu atau...

''Makan ,''jawab Shani,tanpa memberi kesempatan Gracio melanjutkan pertanyaanya.Namun meski begitu Gracio tahu kemana mereka akan makan malam,sebelum mengantarnya pulang.

*******

Disebuah restoran yang menjadi langganan Shani dan Gracio,sepasang kekasih itu telihat menikmati makan malam mereka sembari berbincang tentang hari ini layaknya pasangan pada umumnya.

Shani yang menjalani hari ini dengan tenang terlihat begitu bahagia ketika bercerita.Dan itu juga membuat lesung pipinya terlihat,ketika ia tertawa kecil mengingat tingkah muridnya.

''Emm...jadi masih ada cowok yang naksir kamu disekolah ?..kelas berapa ?..Ganteng ?''tanya Gracio,mulai menunjukan sisi cemburunya ketika Shani mengatakan ada seorang siswa yang kembali menyatakan cinta padanya.

''Dih,cemburu pak ?''goda Shani.

''Enggak ya,paling juga gak ganteng ,''jawab Gracio yang justru membuat Shani tertawa dan semakin menggodanya dengan cerita yang ia buat,seperti beberapa siswa atau guru laki laki yang mengajaknya untuk menonton konser lusa.

GreShan (Short story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang