[SCENARIO 6 - Sunfish Bastard]

1.3K 290 33
                                    

"Kenapa kita ada di lantai SMP?" tanya Jung Heewon.

"Kita akan menjemput adik-adiknya Kim Dokja dulu."

Han Sooyoung menatap heran. "Kau punya adik?"

"... Bukan adik kandung, sebenarnya. Kami baru bertemu hari ini."

Tepat ketika kami tiba di depan kelas 1-A lantai SMP, Shin Yoosung dan Lee Gilyoung telah menunggu di sana.

"Hyung!"

"Oppa!"

Mereka berdua berlari memeluk kedua tanganku.

"Wow, kau yakin mereka baru bertemu hari ini?" bisik Jung Heewon kepada Yoo Sangah, cukup keras untuk bisa kudengar.

Yoo Sangah tertawa dan mengangguk.

Kami berkeliling akademi, mengunjungi tiap sudut. Perpustakaan akademi ini ternyata memiliki gedung terpisah. Benar-benar luas dan megah. Aku berdecak kagum. Sebagai seorang pecinta buku, tempat ini terasa seperti surga. Mungkin aku akan banyak menghabiskan waktuku di sini.

Kami memutuskan untuk mampir ke Kafeteria sebelum kembali ke Asrama, untuk mengambil makan siang. Kali ini, Lee Gilyoung dan Shin Yoosung menjaga baik-baik makanan mereka. Aku tertawa kecil melihatnya.

"Sebentar, kenapa Kim Dokja mendapatkan kue sedangkan kita tidak?" protes Jung Heewon. "Di mana keadilan?"

"Kali ini, aku setuju dengan si menyebalkan ini."

"Siapa yang kamu sebut menyebalkan?"

Aku tersenyum canggung, memotong kue menjadi dua bagian, dan memberikannya masing-masing untuk Lee Gilyoung dan Shin Yoosung.

"Hyung, kau tidak memakannya?" tanya bocah laki-laki itu. Matanya berbinar menatap kue yang kuletakan ke atas piringnya.

Aku mengusap pucuk kepalanya, menggeleng pelan. "Tidak apa, aku sudah kenyang."

Shin Yoosung tersenyum cerah. "Terima kasih, Oppa!" Gadis kecil itu menyuap kue ke mulutnya. Krim tersisa di sekitar mulut. Aku kembali tertawa, mengusap mulutnya dengan tissue.

"Hyung." Lee Gilyoung menyodorkan sesendok kue ke mulutku. Melihat hal itu, Shin Yoosung segera melakukan hal yang sama, terlihat tidak mau kalah.

"Uwah, mereka terlihat seperti figur keluarga bahagia," komentar Jung Heewon.

Kami bercakap-cakap mengenai beberapa hal. Sebagian besar adalah hal yang kami lakukan sebelum memasuki akademi. Tidak banyak hal yang dapat kuceritakan. Selama percakapan, aku dapat merasakan Han Sooyoung terus menerus menatapku. Sorot matanya begitu tajam.

Setelah beberapa saat, kami memutuskan untuk kembali ke Asrama. Asrama perempuan dan laki-laki memang dipisah, tetapi lantai satu yang merupakan ruang santai bebas dimasuki oleh siapapun.

"Sepertinya cukup sampai di sini saja turnya." Yoo Sangah duduk di salah satu sofa kosong ruang santai. "Akademi ini luas sekali. Kita baru mengunjungi beberapa tempat, tapi rasanya seakan mengelilingi Seoul."

"Mungkin bisa dilanjut akhir pekan." Jung Heewon meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.

"Kudengar ada vending machine permen dan beberapa makanan ringan," ujar Yoo Sangah, menepuk tangannya dengan senyum cerah.

Shin Yoosung menyahut, "Ah! Tadi aku juga lihat beberapa! Tapi yang kulihat vending machine permen ... lemon? Ada rasa stroberi dan apel juga!"

Han Sooyoung yang sejak tadi tidak tertarik kini menegakkan tubuhnya. "Di mana kau melihatnya?"

"Di lorong lantai dua, ketika kita hendak menuruni tangga."

Stories That Written Behind The Wall [ORV AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang