Chapter 39

90 17 2
                                    

Dalam perjalanan ke desa penempa Tanjirou menyadari jika pemandu yang mengiring mereka terus berganti, meskipun tidak dikatakan ataupun kedua indranya ditutupi tapi jelas di sadar bahwa mereka sering mengoper mereka bertiga pada orang berbeda.

Setelah beberapa lama dalam perjalanan akhirnya mereka berhenti dan penutup mata mereka dibuka. Terlihat sebuah pemandangan desa yang terkesan sunyi namun asri yang dikelilingi hutan.

Dua kakushi yang mengendong Inosuke dan Zenitsu terduduk dengan napas tersendat serta keringat yang mengucur.

Sial, orang ini sangat berat!” pikir mereka berdua serempak.

Tanjirou mengenali bau udara disini, jelas sekali disekitar desa sini terdapat sebuah tempat pemandian air panas.

“Apa disini ada pemandian air panas?” tanya Tanjirou

Kakushi yang memandu Tanjirou terkejut, dia berpikir bagaimana bisa hanya dengan mengendusnya dia bisa tahu tentang hal itu.

“Itu benar Kamado-san, tidak jauh dari sini terdapat rumah penghuni desa ini, pastikan kau menyapa mereka terlebih dahulu karena kau tahu temperamen penduduk disini rata-rata sangat unik” jelas kakushi itu sedikit ragu, ya penduduk disini entah kenapa rata-rata memiliki sifat yang serupa yaitu mudah marah tipikal penempa.

“Baiklah, kalau begitu terima kasih banyak.” Tanjirou mengucapkan terima kasih sambil menunduk, di perjalanan setiap pemandu berganti Tanjirou selalu dengan ramah mengucapkan terima kasih, hal itu menyebabkan para pemandu betah bersamanya dan tidak ingin digantikan.

“Ah, sama-sama Kamado-san saya juga berterima kasih.”

Tanjirou tersenyum dan menghampiri kedua kakushi yang sedang mengatur napas di tanah. Menepuk kedua bahu mereka dari belakang.

“Untuk kalian berdua juga, terima kasih banyak ya sudah membawa Inosuke dan Zenitsu.” Ucapnya dengan senyuman ramah

“Aaa.aah..i..iya..sama-sama Kamado-san..” ujar keduanya dengan gugup dan terpesona pada senyuman candu sang pemuda, melupakan rasa letih dan kesal beberapa saat lalu.

“Saa...Inosuke Zenitsu juga ayo ucapkan terima kasih pada mereka.” Ujar Tanjirou ala seorang ayah pada anaknya.

“Terima kasih banyak kakushi-san karena sudah mengendong kami kemari.” Ujar kedua anak itu dengan patuh dan sopan, lebih tepatnya karena yang menyuruh mereka adalah Tanjirou.

Kakushi disana cukup terkejut melihat kedua biang ribut itu begitu patuh pada Tanjirou tapi mau heran juga ya itu Tanjirou sih gak bisa heran.

.

.

.

“Ah..aku mendengar sesuatu, sepertinya mereka sudah sampai disini.” Kata seorang gadis tanpa pakaian di dalam pemandian air panas.

“Aku penasaran apa yang akan dia lakukan disini?” lanjut sang pilar cinta Kanroji Mitsuri.

.

.

.

Setelah sedikit berjalan Tanjirou dkk akhirnya sampai pada sebuah bangunan yang sedikit berbeda dari bangunan lainnya, yaitu rumah kepala desa.

“Halo, aku adalah kepala desa disini namaku Tecchikawahara Tecchin senang bertemu dengan anda Kamado Tanjirou-san, aku sudah mendengar banyak hal tentangmu dari Hotaru.” Ujar seorang pria dewasa bertubuh kecil dengan topeng yang unik menyambut mereka, hampir saja Zenitsu akan berteriak kaget jika saja Inosuke tidak membekap mulutnya atas kerlingan mata Tanjirou yang penuh arti.

A Supporter In The World Of Kimetsu No Yaiba (Lanjutan)  (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang