Chapter 40

98 13 1
                                    

"Tan..ji..ro..-san," Genya mulai mendesah ketika tangan nakal Tanjirou mulai bergriliya menyentuh tiap detail tubuh milik adik pilar angin itu.

Lantunan suara Genya yang terdengar begitu 'mengundang' membuat Tanjirou tak kuasa memendam hasrat dan birahi yang sudah sejak pertama meronta-ronta ingin kebebasan.

Dengan cepat Tanjirou kembali mencium bibir mungil Genya , berbeda dari ciuman lembut diawal, kali ini Tanjirou mencium Genya dengan ganas lidah basah dan hangat milik Tanjirou memaksa masuk kedalam mulut Genya.

Genya yang sejak awal memang memendam rasa pada Tanjirou dengan senang hati membukakan akses untuknya. Mempersilahkan lidah hangat tersebut menyusuri setiap inchi bagian dalam rongga hangat itu, Tanjirou langsung mengabsen satu persatu gigi dan menggelitik langit-langit mulut Genya dan sukses menimbulkan erangan tertahan dari sang empunya bibir.

"Hmmmpph…ah…ahh…!" suara erangan Genya terdengar diseluruh penjuru ruangan kamar tersebut.

"Mmphh…mmpph…"kembali Genya mendesah, namun tidak begitu jelas karena mulut Genya yang masih dibungkam oleh mulut Tanjirou dengan ganasnya.

"Nghh… ah…ah..." Genya mendesah ketika lidah Tanjirou semakin intens mengulum, menjilat dan mengigit kecil nipplenya.

Puas dengan yang satu, Tanjirou kembali memberi perlakuan yang sama pada nipple Genya yang lain membuat Genya semaki mendesah dengan kencangnya.

"Hmph… nghhh…ngghhh…" Desahan Genya kembali terdengar ketika Tanjirou meremas 'barangnya' dengan kencang.

“Genya, can’t i?”

“Tanjirou-san...ughhh..”

Ptesssss.....

GUBRAKKKKKKKKK

“ASTAGFIRULLAHHHHHHHHH....STOOPPPPP!!!! Eh?” Nezuko yang terduduk dengan wajah berkeringat seolah-olah dia baru saja mengalami hal yang mengerikan.

“Chotto..wait..kok..” bingungnya saat melihat ruangan kamar yang asing didepan mata.

[Anda baik-baik saja tuan rumah? Apa anda bermimpi buruk?] tanya system khawatir.

“Mimpi?” Nezuko berusaha mencerna sekitar, akhirnya dia ingat jika saat ini dia sedang tidur dikamar yang disediakan untuk mereka didesa penempa.

“Dosa apa aku sampe mimpi kek gitu!” frustasinya menutup muka yang memerah.

“Kalau begini aku tidak berani lihat muka kakak dan Genya..” ya iyalah orang dia abis mimpi yang menjurus gitu terus ketemu ama mereka pasti aneh kan. Bisa-bisa mimisan didepan mereka ntar kan ngak lucu.

“WOI MALAIKAT! KOK KAGAK JAGAIN GUA SIH KAN GUANYA TIDUR BACA DOA DULU!” teriak Nezuko entah pada siapa.

.

.

Terlihat dua sosok tak kasat mata yang sedang beradu bacot diatas sana.

“Kenapa kau tidak menghalau mimpi tidak baik itu darinya? Dia sudah berdoa sebelum tidur.” tanya sosok berwarna merah.

Sedangkan sosok lain yang berwarna putih menatap rekan beda warnanya dengan pandangan blank.

“Dia..iblis..seharusnya elu yang lindungi dia” jawabnya singkat.

“Tapi dia baca doa,..gimana gua bisa lindungin dia seharusnya elu..” balas rekannya lagi yang kita ketahui sebagai malaikat dan setan.

“Iya gue, tapi masalahnya dia itu iblis...gua ngak bisa lindungin iblis.”

“Gua juga ngak bisa karena dia baca doa.”

Udah gitu aja terus perdebatan mereka ampe kiamat.

A Supporter In The World Of Kimetsu No Yaiba (Lanjutan)  (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang