Prolog

6.4K 447 11
                                    

Hujan mengguyurkan kota Tokyo secara merata di malam hari, kilatan demi kilatan terlihat di sebuah gumpalan awan hitam di atas sana.

Namun, semua itu tidak menjadi penghalang dan menghambat bagi sepasang manusia berbeda kelamin. Mereka melakukan kegiatan yang hanya boleh di lakukan sepasang suami istri yang sudah sah.

Mata mereka seakan gelap, akal sehatnya sudah di kalah oleh nafsu karena minuman yang telah mereka minum cukup banyak malam ini, berupaya menghilangkan rasa letih.

Mereka tidak saling mengenal satu sama lain, mereka bisa bersama hanya satu kesalahan yang di lakukan pria yang sedang sibuk menggerakan pinggul nya secara brutal, Namun. Tidak ada protes rasa sakit yang di terima pria itu, melainkan wanita di bawahnya meminta bermain lebih cepat lagi.

Pria itu tentu menurutinya dengan senang hati, selagi perintah itu membuat nya merasa enak. Pria itu akan menurutinya, Bahkan lebih dari dugaan sang wanita di bawahnya. Pria itu melakukan nya benar-Benar sangat baik. Hmm mungkin lebih.

Erangan perpadu desahan menjadi Melodi yang sangat indah memenuhi kamar hotel yang begitu mewah tersebut, kamar yang hanya bisa di sewa kan orang-orang tertentu saja. Seperti orang-orang dengan perpangkat tinggi ataupun orang-orang yang kalangan kelas atas saja yang mampu menyewa kamar tersebut.

Sudah setiap inci pria itu cicipi tubuh wanita yang ada di bawahnya, begitu harum membuat candu ingin mencicipi nya lagi dan lagi. Seumur Hidupnya bermain dengan jalang-jalang di luaran sana, baru kali ini mendapatkan sosok wanita membuat dirinya benar-benar bernafsu dalam bercinta.

Ah, Mungkin saja dia sedang bercinta dengan seorang perawan, sungguh bejat pria itu. Mengambil sesuatu hal yang berharga dari gadis itu, oh ya! Bukan seorang gadis lagi, melainkan sudah menjadi seorang wanita. Ya seorang wanita yang sangat cocok untuk menghangat kan ranjang nya setiap malam nanti.

Kedua tubuh itu sudah sangat mengkilap karena keringat yang di hasilkan pergulatan panas itu yang selama berjam-jam masih belum berhenti, pria itu semakin mencepatkan tempo pinggulnya, bertanda dia akan klimaks. Begitu juga wanita di bawahnya, mencakar kuat-kuat di pundak pria yang sedang berada di atas nya, berusaha menyalurkan rasa sakit bercampur enak yang di rasakan tubuh mungil nya, Namun sangat berisi pada dadanya.

Hujan sudah mereda, hanya rintik-rintik hujan yang masih berturunan di kota Tokyo. Hordeng putih itu terbuka lebar karena angin yang meniupnya hingga ke ke atas. Karena pintu balkon tidak di tutup sejak tadi.

Angin meniup helain pirang itu, cahaya rembulan menerangi Pria itu. Dengan tatapan sayu, sedikit datar memandangi wanita di bawahnya.

Wanita itu memandang lekat-lekat pada pria di atas nya, jantung nya bertambah kencang memandangi wajah tampan nan datar itu. Merasa takjub akan bola mata yang di miliki pria itu, begitu cerah dan tatapan itu membawa nya seakan melayang-layang di Hamparan langit biru.

Mata abu-abu ke ungu muda membuat pria itu terperangah, mata itu sangat sesuai dengan warna rambutnya yang begitu gelap, Namun begitu menenangkan saat memandanginya.

Di dalam hati mereka saling memuji satu sama lain, Namun itu tidak membuat kesadaran kedua nya memulih. Malah mereka melanjutkan kegiatan panas mereka yang sedikit tertunda karena saling menatap satu sama lain.

Kedua nya memang belum pernah melihat wajah masing-masing, karena seluruh kamar itu sengaja di gelapkan. Pria itu tidak suka bercinta dalam keadaan terang.

Wanita itu memeluk erat-erat tubuh kekar pria disana, tangannya kadang-kadang menjambak ataupun memberikan bekas cakaran disana. Sedangkan pria itu semakin mencepatkan tempo pinggulnya, ketika serasa gelombang itu serasa ingin keluar cepat-cepat, Pria itu memasukan lebih dalam lagi miliknya pada liang hangat tersebut.

NIGHT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang