NIGHT 07

2.7K 293 6
                                    

Hinata tidak mengingat kapan Naruto tidur satu ranjang dengan dirinya, bukankah ia sudah menyuruh Naruto untuk tidur di ruang tamu? Namun sejak kapan pria itu sudah pindah?

Hinata sudah berusaha melepaskan pelukan tangan Naruto yang memeluk erat-erat pinggangnya, pelukan itu semakin kencang kala tangannya berusaha menjauh kan tangan kekar Naruto dari perutnya.

“Naruto lepaskan!” Ucap Hinata. Ia sudah tahu Naruto sudah terbangun sejak tadi.

“Hmm? Kenapa aku harus melepaskannya? Kau adalah guling yang paling hangat dan nyaman untuk di peluk.” sahut Naruto tanpa membuka matanya sedikit pun.

“Tapi aku harus segera pergi ke kampus, dan kau juga harus pergi bekerja bukan?”

“Khe, kau mulai perhatian kepadaku?” Safir itu menampakkan wujudnya, mengkedip sebelah matanya seperti menggoda Hinata.

“Jangan bermimpi!”

“Kau tidak boleh pergi sebelum memberikan ku kiss morning, itu sudah menjadi kewajiban mu mulai detik ini juga.” Perintah Naruto se enaknya.

“Jangan bercanda! Mana aku mau mencium mu kalau ada sisah air liur di bibir mu, itu menjijikan. Kenapa setiap pasangan selalu mencium pasnagannya sehabis bangun tidur? Apa mereka tidak jijik bekas air liur mereka?” Oceh Hinata kemana-kemana membuat kuping Naruto mendengung sakit mendengarnya.

Dengan polos, Naruto membungkam mulut Hinata agar berhenti mengoceh sesuatu yang tidak jelas. “Cukup sayang, aku adalah pria yang tidak pernah membuat pulau nya ketika sehabis tidur. Lagi pula air liur ku sangat wangi berbanding jauh dengan pria luaran sana.” Ucap Naruto dengan pede.

Setelah menyingkir kan tangan Naruto dari mulut nya, Hinata menatap kesal pria disampingnya. “Kau ingin melenyapkan ku? Kenapa kau selalu menggangu hari-hari ku. Sebelumnya, hari-hari ku sangat indah Namun datangnya dirimu membuat hmmmpp!” Naruto menyumpal mulut Hinata dengan bibir nya, mulut itu sangat berisik. Mau tidak mau Naruto yang memulai kiss morningnya. 

Naruto membuat bibirnya melumat bibir peach itu, begitu sangat manis. Walaupun Hinata tidak membalas luamatan Naruto. Ia berusaha membuat Hinata terjun kedalam ciuman mereka, membuat Hinata ikut serta dalam ciuman mereka berdua.

Dan benar saja, permainan lagi-lagi di menangkan oleh Naruto. Hinata ikut serta dalam ciuman mereka, walaupun gerakan lidah nya terkesan sangat kaku, namun Naruto tetap menyukai nya.

Benang salivia itu menyatu di antara sudut bibir mereka, memandang sayu satu sama lain. Sebuah pertanyaan menyentak kesadaran Hinata. “Apa tadi enak? Sungguh, kiss morning yang sangat hebat yang pernah ku lakukan selama ini.” pernyataan vulgar menyita indra pendengaran Hinata, detik itu juga wajah Hinata sangat merah. Antara marah dan malu apa yang telah dirinya lakukan dengan Naruto.

“Baka!”

Bruak! 

Tubuh kekar Naruto mendarat tak elit di bawah kasur, dengan kepalanya di bawah lalu kedua kakinya masih berada di atas ranjang setelah Hinata menendang tubuhnya kebawah.

“Hi-hinata? Kenapa- ttbayo?”

“Rasakan itu! Otak ranjang!” ucapnya berlalu pergi dari kamarnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kampusnya.

××××

Pagi ini Naruto mengantarkan Hinata ke kampusnya, banyak sekali para fens girl Naruto bertanya-tanya kenapa orang sederhana seperti Hinata bisa satu mobil dengan orang kaya seperti Naruto.

Berbagai argumen tidak mengenakan keluar dari mulut mereka, ada yang menyangka kalau Hinata adalah wanita penggoda yang hanya menginginkan harta Naruto saja. Dan ada pula yang ber argumen Hinata seorang pembantu atau semacam orang yang bekerja di rumah ataupun di perusahaan Namikaze, yang membuat Hinata di antara oleh Naruto sendiri.

NIGHT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang