rasa

140 24 0
                                    

13 Maret 2017

"Rasanya sakit, tapi ketika aku melihat senyumannya bagaikan kupu-kupu terbang menerjang rasa sakit ini"

Semangat
Bertanda ; ARGEA ANANTA

Pemuda itu menopang dagu dengan kedua tangan, ia melihat ke depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemuda itu menopang dagu dengan kedua tangan, ia melihat ke depan. Melihat objek di depan matanya membuat sudut bibir Gea terangkat.

Sebuah senyuman melengkung indah.

Agas tengah berbincang dengan teman-temannya, sesekali ia tertawa dan sesekali pula ia melirik ke arah Gea.

"Lo yakin?"

"Yakin lah!"

"Terus ekspresi dia gimana?"

"Kaget! Tapi gue seneng dia suka, rencana lo keren! Di Naya jadi tambah sayang sama gue."

Senyuman itu perlahan memudar ketika Agas mulai bercerita tentang kekasihnya.

Gea merengut sedih, tubuh langsung lesu. Lantas ia menenggelamkan wajahnya ke meja.

Hanya melihat kedua kaki yang berayun secara bergantian. Gea merasa tidak layak. Entah kenapa ia berpikir demikian.

Yang jelas ia hatinya merasa sakit ketika Agas bercerita tentang kekasihnya.

Bell pulang berbunyi. Lantas Gea buru-buru memasukkan bukunya ke dalam tas, karena Agas sudah lebih dulu keluar kelas.

Gea ingin menemuinya. Untuk berbincang. Karena selama ini dia tidak memiliki teman, satu-satunya teman yang ia punya adalah Agas.

Bukan Gea yang tak ingin berteman dengan orang-orang dikelasnya. Lantaran mereka menjauh saat Gea berusaha mencari teman. Dia bahkan diasingkan, dengan duduk sendirian di bangku pojok belakang.

Tak apa. Selagi fisiknya tak disakiti. Gea bisa bertahan untuk beberapa tahun ke depan di sini.

Gea berlari mengejar Agas yang sudah jauh di depan. Kemudian ia bersembunyi di balik tembok ketika pemuda itu menghampiri seseorang perempuan.

Dia mengelus rambut gadis itu penuh kasih sayang, senyumannya merekah indah bagai bunga mawar.

Dia mengacak-acak rambut itu dan membuat sang gadis kesal dibuatnya. Gadis itu mengembungkan pipi pertanda kesal.

"ih kak Agas! Jangan di acak-acak!" Gadis itu menghentakkan kakinya kesal.

Lalu sang pemuda itu terkekeh. Dia langsung memeluk gadis itu.

Sudah cukup. Gea tidak sanggup melihat pemandangan ini. Hatinya teriris. Begitu menyelekit.

Diary Argea [END]Where stories live. Discover now