Detention With Him

164 16 0
                                    

"Bisakah kalian menjelaskan ini?"

__________________________________

"Maaf Professor, ketika mendengar bahwa ada troll aku ingin mencoba untuk melawannya, namun malah gagal. Bila tidak ada Blair, Harry dan Ron mungkin saja aku sudah terluka." Jawab Hermione dengan muka penyesalan.

Blair menatap Hermione dengan terkejut, karena gadis itu malah berbohong. Hermione mengerti Blair yang bingung, dan membalasnya dengan anggukan seakan berkata "Aku tidak apa apa."

"Kau harus merenungi perbuatanmu Ms. Granger. 10 poin dikurangi dari Gryffindor." Putus Prof. McGonagall.

Tentu saja mereka berempat terkejut, namun apa yang bisa mereka lakukan? Setelah itu mereka itu kembali ke asrama dengan wajah yang kusut.

________________________________

Hogwarts telah diliburkan karena natal dan tahun baru. Hermione menarik kopernya yang besar ke Great Hall, menghampiri ketiga temannya yang sedang bermain sesuatu.

"Kalian main apa Ron? Harry?" Tanyanya.

Ron menoleh ke samping, dimana ia melihat Hermione yang sudah rapih. "Catur penyihir, oh kamu sudah bersiap siap?"

"Ya, dan kau belum?"

"Keluargaku ke Romania menjenguk kakakku, jadi aku akan di Hogwarts selama liburan ini." Jelas Ron.

"Oh baguslah, berarti kalian berdua bisa membantu Harry untuk menemukan siapa itu Nicholas Flamel." Ucap Hermione sambil melirik ke arah Blair dan Ron.

Blair menatap tidak percaya Harry. "Apa? Lagi?"

Sejak seminggu ini Harry meminta bantuan kepada Blair untuk menemukan siapa itu Nicholas Flamel, ia berkata bahwa orang itu berhubungan dengan apa yang disembunyikan anjing kepala tiga. Sebenarnya Blair sungguh tidak peduli dengan itu, tapi Harry sudah berjanji kalau dia akan membelikan coklat kodok untuknya.

"Kita sudah mencarinya seribu kali!" Ucap Ron sambil melotot ke arah Harry. Sedangkan Harry hanya tersenyum.

"Well, happy holiday guys." Hermione berjalan meninggalkan kedua temannya yang sedang mengeluh itu.

"Sudahlah, aku ingin mencari Draco dulu." Blair pun beranjak dari duduknya.

"Sejak kapan dia dekat dengan Malfoy?" Heran Harry. Sedangkan Ron hanya mengendikkan bahunya.

__________________________________

"Hey Draco!" Panggil Blair.

Merasa namanya dipanggil, Draco menoleh ke sumber suara.

"Oh kamu sudah siap?" Blair duduk diantara jendela koridor yang besar.

"Ya seperti yang kamu lihat, kamu kenapa tidak berkemas? Tidak ingin pulang?"

"Tidak, aku tidak bisa pulang, paling paling ke Hogsmeade. Itupun harus ditemani Hagrid." Jawabnya sambil menyengir.

"Kenapa tidak bisa? Kamu berasal dari mana sih?" Draco mulai mengernyitkan dahinya.

"Sudah ku bilang aku dari Amerika, tapi tetap saja aku tidak bisa pulang. Ceritanya panjang."

"Kalau begitu aku ingin pergi dulu, keretanya ingin berangkat." Draco mulai berdiri meninggalkan Blair.

"Ah iya, jangan lupa aku titip salam ke orang tuamu ya pirang!" Ucap Blair menaikkan suaranya karena Draco mulai menjauh. Draco meresponnya hanya dengan memberikan jempolnya.
________________________________

Tak terasa dua minggu telah terlewati, para murid kembali ke Hogwarts untuk bersekolah. Suasana Hogwarts sudah kembali ramai tidak seperti saat liburan. Blair sedikit kesepian meski ada Ron dan Harry. Bayangkan saja, di asrama Gryffindor hanya ada 7 orang yang tidak pulang.

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang