Cruciatus

94 8 3
                                    

Malfoy Manor

Snape memasuki Malfoy Manor dengan tergesa gesa. Menyihir gerbang di depannya agar bisa dilewati. Saat masuk didalamnya, terdapat Death Eater yang sudah duduk rapih. Sedang ingin melakukan rapat.

"Aku mulai khawatir dirimu tersesat Severus." Voldemort menoleh ke arah Snape yang baru saja tiba. Kemudian Snape mencari tempat duduknya.

Bellatrix mulai membuka suaranya. "Tuanku, Aku melihat sesuatu yang aneh saat kami menjalankan tugas untuk mengacaukan Hogwarts."

Voldemort menatap Bellatrix. "Apa itu Bella?"

"Aku melihat seseorang dengan lambang Ancient Blood di tangan kanannya." Jawab Bellatrix dengan cepat. Draco menatap Bellatrix kaget, bukankah yang tantenya maksud itu adalah pacarnya sendiri?

Kemudian dengan cepat Snape membantah. "Maaf tuanku, tapi bisa saja dia salah melihatnya. Karena malam itu minim penerangan."

"Aku yakin dengan penglihatanku Severus!" Bellatrix meninggikan suaranya.

"Namun itu tidak mungkin Bellatrix, Ancient Blood telah punah saat masa Grindewald." Lanjut Snape. Dari tadi Draco hanya berdoa dalam hati kalau topik ini tidak mengarah yang ia cemaskan selama ini.

"Jika kau yakin, bawa dia padaku Bellatrix. Dia harus kubunuh dengan tanganku sendiri." Ucap Voldemort sambil tersenyum seperti orang jahat.

Draco membulatkan matanya, terkejut dengan perintah Voldemort pada Bellatrix. Sepertinya doa seseorang tidak terkabulkan malam ini.

____________________________

Sudah sekitar enam bulan lebih sejak ia bertemu dengan ketiga temannya yang lain. Ia memilih untuk menetap di Hogwarts meskipun sudah tidak aman lagi. Sejak Dumbledore meninggal, tidak ada yang menjadi walinya sekarang. Ditambah lagi ketiga temannya yang entah berada dimana, sedang mencari Horcrux. Dirinya hanya bisa mendoakan mereka selamat.

Suasana Hogwarts yang biasanya riuh karena ada anak anak yang bermain tapi tahun ini suasana terasa semakin sepi dan dingin. Sering sekali Blair hampir menangis karena mengingat kenangannya bersama teman temannya di koridor Hogwarts.

Tidak hanya bersama ketiga sahabatnya, namun ia juga merindukan seseorang yang telah mengisi hatinya sejak beberapa bulan yang lalu. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Draco, terakhir kali adalah di menara Astronomi, dihari Dumbledore meninggal.

Sistem pendidikan Hogwarts semakin barbar saat dipimpin oleh Snape, bahkan Dementor ada dimana mana. Hogwarts yang dulu aman, sekarang berubah menjadi 180 derajat. Para professor juga diganti, beberapa pengajar sekarang adalah Death Eater. Mereka tidak segan untuk melukai muggleborn sekarang.

Gadis itu memegang kalung kembarannya bersama Draco dengan erat. "Kumohon, tetaplah hidup." Beberapa hari terakhir ini, perasaanya selalu tidak enak. Merasakan bahwa kekuatan Voldemort semakin bertumbuh setiap harinya.

Kemudian ia merasakan ada seseorang yang menghampirinya dari belakang. "Selamat siang Miss Hargreeves."

Blair menoleh kearah orang itu, ternyata dia adalah orang dari Kementrian. "Selamat siang Sir, ada keperluan untuk datang ke Hogwarts pada saat seperti ini?"

"Aku kesini untuk memberikan wasiat Dumbledore, sebelum ia meninggal ia mewasiatkan ini padamu." Orang itu memberikan Blair sebuah buku besar yang usang. Saat Blair membuka buku itu, tidak ada isinya sama sekali.

"Buku apa ini?" Tanya Blair kepada orang itu.

"Dengan buku ini, jati dirimu akan terungkap. Semoga dirimu tidak putus asa, dan melindungi yang lain. Itu adalah note yang diberikan bersamaan dengan buku ini." Blair mengeryitkan dahinya heran.

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang