Death Eater Mark

126 13 1
                                    

"Terimakasih sudah membantuku saat aku membuat Patronusku."
________________________________

Siang ini Blair pergi ke stasiun King Cross, dikarenakan tahun ajaran baru sudah akan dimulai esok hari. Seperti biasanya, ia berjalan sambil menarik kopernya yang berat di stasiun yang penuh oleh orang orang.

Bibirnya tersenyum saat melihat sahabatnya dari kejauhan. "Draco!" Panggilnya sambil melambaikan tangannya.

Draco yang sedang bersama kedua orang tuanya menoleh saat namanya dipanggil. Ia sedikit tersenyum saat melihat Blair.

Setelah menghampiri Draco dan kedua orangtuanya, Blair mulai menyapa. "Good afternoon Mr and Mrs Malfoy. It's an honor to meet you." Blair menundukkan sedikit tubuhnya, bersikap sopan dihadapan kedua orangtua Draco.

Dengan wajah angkuhnya, Lucius sedikit menyeringai karena merasa dihormati oleh perempuan didepannya. "Who is she Draco? She is polite." 

"She's Blair Hargreeves Father, My friend." Narcissa terlihat berbisik kepada Draco, lalu anaknya mengangguk atas ucapan ibunya.

"Well, kalau begitu kalian masuk kereta saja. Nanti terlambat." Ucap Narcissa.

Setelah berpamitan, Blair dan Draco memasuki kereta Hogwarts Express. Mereka tentu menuju kompartemen Slytherin, karena Draco yang tidak sudi ke kompartemen Gryffindor.

Ketika ingin duduk, seseorang mencegat mereka. "Draco, apa anak tidak jelas itu masih menempelimu? Kenapa dia disini?" Ucap seseorang dibelakang Blair. Sangat ketara jika orang itu tidak ingin Blair menempati kompartemen Slytherin.

"Apa maksudmu? Anak tidak jelas?" Tanya Blair. Ia melihat gadis didepannya dengan tatapan tidak suka.

"Iya, kenapa? Tidak ada yang tahu mengenai orangtuamu. Bahkan kau juga tinggal di apartemen dunia Muggle bukan? Apakah itu hasil curian?" Kata orang itu dengan tawaan. Wajah Draco sangat marah saat itu juga. Namun ketika ingin melontarkan beberapa kata, Blair menahan pria itu.

"Are you envy, Parkinson?" Ucap Blair dengan seringaian diwajahnya. Wajahnya jelas sedang meremehkan Pansy.

"Iri? Kenapa juga aku iri dengan orangtua tidak jelas sepertimu?" Tanya Pansy.

Saat ini perhatian di kompartemen itu berpusat pada mereka berdua. Mendengarkan dan menikmati tontonan yang asik menurut mereka.

"Bukan itu, tapi iri denganku yang tinggal di apartemen. Apa kau tidak mampu Parkinson?" Ucap Blair dengan nada menghina. Dirinya sudah benar benar tidak tahan dengan Pansy yang selalu mengejeknya.

"Aku tidak-"

Cringgg

Beberapa koin terlempar ke arah Pansy. Semua orang terkejut ketika Blair melempar beberapa Galleons ke Pansy. Terlebih lagi dengan  Draco, ia tidak menyangka Blair bisa berbuat itu.

"Apa kurang? Kau butuh Galleon lagi? Kau bisa menghubungiku kalau butuh lagi." Blair kembali menyeringai. Setelah itu ia menarik tangan Draco dan pergi dari situ meninggalkan Pansy dengan wajahnya yang masih terkejut.

"Aku tidak pernah menyangka kau bisa seperti itu." Ucap Draco dengan wajah puas.

Blair menjawab dengan tegas. "Dia tidak tahu sedang bermain dengan siapa." Lalu ia duduk di salah satu bangku yang kosong, disusul oleh Draco yang duduk didepannya.

"Jadi bagaimana? Kau sudah menguasai bahasa Prancis?" Tanya Draco sambil menyilangkan tangannya di dada.

Dengan wajah bangga, Blair menjawab. "Bonjour monsieur*."

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang