Way Back Home

123 15 2
                                    

Sejak Yule Ball, Blair menghindari Draco. Dia masih sakit hati atas perkataan Malfoy malam itu. Sebenarnya Draco sudah mencoba untuk berbicara dengannya, namun Blair memilih untuk tidak bertemu dengannya.


Bahkan Draco sampai meminta bantuan Hermione yang notabenenya seorang muggle born, namun karena Hermione mengetahui apa yang membuat Blair menangis malam itu, dia tidak mau membantu Draco. 

"Kenapa terlihat gusar Draco?" Astoria yang datang dari arah rak sebelah langsung duduk disamping pria itu. Mereka berdua sedang berada di perpustakaan saat ini. Niatnya Draco ingin mengerjakan tugas essaynya, namun ia tidak bisa fokus karena Blair.

Draco mengusap wajahnya dengan gusar. "Blair, aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ku ucapkan padanya."

Astoria menatap Draco dengan lembut. Ia selama ini merasakan perubahan pada Draco bila membicarakan tentang Blair. Seperti saat ini, ia melihat wajah Draco yang sedih namun juga senang saat ada orang yang menyebut nama itu. Pupil matanya melebar ketika mendengar nama Blair, sama seperti orang yang sedang jatuh cinta. Namun Astoria cukup yakin jika Draco bahkan tidak tahu bahwa dirinya sendiri menyukai gadis itu.

"Pantas saja aku tidak melihatnya bersamamu akhir akhir ini, sepertinya masalah besar?"

"Yah begitulah, Pansy malah memperparahnya. Ia berkata aku berkencan denganmu. Mungkin Blair cukup marah karena aku tidak memberitahunya dahulu, ia mulai meragukan diriku sebagai temannya." Tangan Draco menyatu, dan mengelusnya dengan gugup.

Draco menghela nafasnya panjang. "Sahabat macam apa aku ini, bahkan aku tidak ada disana saat ia dibully."

Gadis disamping Draco itu tersenyum tanpa sepengetahuan Draco. Sedikit lucu pikirnya, Draco yang tidak peka dengan Blair, dan Blair yang cemburu karena mengira Draco telah berkencan. Mereka berdua tidak menyadari jika memiliki perasaan satu sama lain, dan malah bertengkar.

Namun sebenarnya tetap saja hati Astoria juga sedikit terluka, mengingat ia juga menyukai Draco. Namun sejak saat ini dia tersadar, bahwa meskipun mungkin nanti Draco mungkin akan bilang ia mencintainya, tetapi ia tahu hatinnya akan berkata lain meskipun Sang pemilik tidak menyadarinya.

"Semoga saja kalian cepat berbaikan. Kau tahu kan? Semakin besar pertengkarannya, maka semakin erat juga pertemanannya. Aku yakin ini akan berlalu."

"Terimakasih Astoria. Kau memang baik." Ucap Draco dengan senyuman tipis.

________________________________

Kini Blair sedang berjalan untuk ke ruang kepala sekolah, Lavender berkata dirinya dipanggil oleh Dumbledore.

"Selamat pagi Professor." Sapanya.

"Selamat pagi juga Miss Hargreeves."

"Apa ada keperluan denganku?" Tanya Blair.

Dumbledore mengangguk. "Bagaimana dengan kehidupanmu di Hogwarts?"

Blair tersenyum. "Cukup baik. Aku menyukai dunia ini, orangnya baik dan aku belajar banyak hal baru disini. Hal hal yang dianggap mitos oleh dunia asalku."

"Nampaknya kau betah disini." Dumbledore sedikit tersenyum saat melihat wajah bahagia Blair.

"Namun aku minta maaf. Aku sudah mulai mempersiapkan kepulanganmu, Miss Hargreeves."

Blair sungguh lupa kalau dia bukan berasal dari dunia ini, suatu saat hari nanti dia akan meninggalkan sahabat sahabatnya dan tidak akan bertemu dengan mereka kembali.

"Kapan itu akan selesai?"

Dumbledore berjalan ke sebuah lemari terlihat mencari sesuatu. "Mungkin saat tahun ajaran ini berakhir."

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 || 𝐃𝐑𝐀𝐂𝐎 𝐌𝐀𝐋𝐅𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang