Part 3

25.5K 1.1K 9
                                    

Bian menoleh dengan cepat, ia terlalu lama terpaku membuat pria itu menunggu "ya tuan..." jawab Bian ketika ia berhasil membalikan tubuhnya. "Sebentar lagi akan turun hujan, apakah kau pulang sendiri ?" tanya Rafael tiba-tiba. Ia tidak sadar bahwa akan menunjukan sikap seramah ini pada gadis itu.

Lalu Bian menganggukan kepalanya "Ya tuan, saya pulang sendiri" jawabnya pelan. Rafael mengernyit "Kau memerlukan tumpangan ?"

"Oh... Tidak tuan, terima kasih banyak. Tapi saya biasa pulang sendiri" jawab Bian dengan cepat, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Rafael hanya mengangguk-anggukan kepalanya "Oh..." jawabnya singkat. Bian menelan ludah ketika pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi "Permisi tuan..."

Langkahnya terlihat terburu-buru dan Rafael masih memperhatikannya yang terlihat begitu takut pada Rafael. Tapi kenapa ?

**

Chyntia mendengus kesal sambil menatap layar ponselnya "Dia benar-benar mengacuhkanku!" ucapnya dengan kesal.

Beberapa kali sejak malam mereka bercinta, Rafael tidak mengangkat telponnya, pria itu benar-benar dengan mudah sudah melupakannya ?

Sherly mendengus ketika mendengar omelan Chyntia. "Aku sudah bilang, Rafael Orlando tidak akan mengijinkan wanita manapun masuk terlalu jauh dalam kehidupannya"

"Tapi selama ini belum ada yang berani menolakku!" sahut Chyntia dengan wajah kesalnya. Sherly terkekeh menatapnya."Kau tahu bagaimana dinginnya pria itu, dia tidak akan segan menyepakmu setelah mendapatkan kepuasan" ujar Sherly lagi.

Chyntia semakin kesal dengannya, mengapa gadis ini bukannya memberi semangat tetapi sebaliknya ?

Apakah benar ? apakah benar Rafael seperti itu ? Bian mengernyit, menyadari bahwa Rafael atasannya dan Rafael yang sedang mereka bicarakan adalah Rafael yang sama. Rafael mengacuhkan Chyntia dengan segala track recordnya ? Chyntia yang bahkan sudah beberapa kali menjadi simpanan pejabat kaya sehingga mereka bisa memiliki rumah besar lengkap dengan mobil mewah yang setiap hari dipakai Chyntia.

Pagi itu Bian kebetulan melewati kamar Chyntia yang tidak tertutup rapat, Sherly berada disana dan mereka masih membicarakan pria yang sama. Rafael. Profesi mereka memang sama, maka tidak heran dua gadis itu selalu pulang pada pagi hari dan Sherly sering datang kerumahnya.

Mengapa saat dikantor Rafael begitu terlihat seperti pria terhormat dan baik-baik ? dan tidak bisa dipungkiri bahwa Chyntia dan Sherly benar akan satuhal, bahwa Rafael memang tampan.

Bian masuk kedalam kamarnya untuk mengambil tas kerjanya, berharap ia tidak akan terlibat obrolan apapun dengan Rafael saat sedang berada dikantor nanti. Pria itu begitu menakutkan dimata Bian dan gadis itu tidak mau Rafael menganggapnya sama dengan Chyntia.

**

Sudah hampir sebulan Bian bekerja dikantor itu, Rafael memang tipikal atasan yang sangat betah berada didalam ruangannya dan Bian bersyukur karena tidak harus bertatap muka dengannya selama ini. Hanya pertemuan pertama dan sudah membuat Bian begitu cemas akan pertemuan berikutnya.

Betapa tidak nyamannya bekerja seperti ini, walaupun Rafael menghormatinya tetap saja cerita-cerita tentang pria itu sangat menyeramkan. Selama ini Bian tidak pernah kenal dengan pria-pria seperti itu walaupun kakaknya adalah wanita malam.

"Bianca, keruanganku..." Bian mengerjap ketika Alex dengan senyuman khasnya berbicara padanya, bahkan Bian tidak tahu sejak kapan pria itu sudah berdiri didepan mejanya. Bian mengangguk dengan cepat mengikuti langkah Alex.

Lalu Bian dengan patuh segera duduk diruangan Alex. "Bianca, sabtu ini perusahaan kita akan mengadakan pesta tahunan. Ini adalah acara pertama selama kau bergabung dengan kami, kau bisa mewakili divisimu untuk hadir ?" tanya Alex ketika berhasil mengakhiri pidatonya.

LOVE FOR MY LOVEWhere stories live. Discover now