Part 4

25.7K 1.1K 21
                                    

Bianca masih membatu disitu, Chyntia menatap heran kearah Bian "Kamu disini ?" tanya Chyntia yang tidak tahu menahu tentang apapun "Oh, Rafael ini adikku..." ujar Chyntia kemudian. Rafael mengerjap "Apa ?" pria itu terlihat begitu kaget.

Chyntia menganggukan kepalanya sambil tersenyum "Ya, adikku... kau mengenalnya ?"

"Kak dia bosku..." potong Bian dengan wajah canggung, berharap Chyntia mengerti dan tidak melanjutkan penjelasannya lagi didepan Rafael.

"Oh, perusahaanmu rupanya yang sudah berbaik hati menerima adikku ?" ujar Chyntia menekankan ucapannya. Bian menundukan kepalanya sambil memejamkan matanya, entah harus bagaimana ia bersikap. Rafael pasti akan mempertanyakannya dan Bian sangat takut padanya.

Lalu Alex muncul disitu, Alex tentu saja tahu Rafael sedang bersama siapa. Gadis murahan yang sempat ditiduri oleh sahabatnya itu sedang tersenyum padanya. Dan Bianca berada disitu, Bianca tidak boleh tahu siapa Chyntia. Ini menyangkut reputasi Rafael. Alex merasa kesal dengannya "Bian, ikut aku... ada yang ingin kukenalkan padamu"

Bian menoleh padanya dengan bingung "Siapa ?" tanya Bian. Alex meraih pergelangan tangannya "Sudah ikut saja..." ujar Alex menariknya dengan cepat. Rafael menatap tajam pegangan tangan itu, untuk apa Alex menyentuh Bianca ? dan Bian hanya bisa mengikutinya sambil menatap Rafael dan Chyntia bergantian.

Setelah menjauh, Alex melepas pegangan tangan itu, wajahnya mendadak canggung saat menatap Bianca, ia tersenyum bingung "Maaf Bianca, aku hanya ingin membawamu darisana" ujar Alex dengan senyum menyesal.

Bianca menelan ludah "Memangnya kenapa ? kau mengenal gadis itu ?" tanya Bian dengan ragu. Alex menganggukan kepalanya.

"Ya. Siapa yang tidak mengenalnya, semua pria kurasa mengenalnya" ujar Alex pelan. Bian menelan ludah, menyadari betapa serba salah dirinya saat ini. "Gadis itu simpanan salah satu rekan bisnisku dan saat ini ia mencoba menggoda Rafael" lanjut Alex.

Bian tidak menjawabnya lagi dan membuat Alex segera menoleh "Kau sakit, Bianca ?" tanya Alex dengan wajah cemas. Bian menggelengkan kepalanya dengan cepat "Tidak. Apakah tidak ada kursi yang bisa kita duduki ?"

"Oh, kita bisa duduk disitu" ujar Alex lalu tersenyum.

**

Telpon dimeja Bian berbunyi, ia menoleh pada Farrah karena selama ia bekerja telpon itu belum pernah berbunyi sama sekali. "Angkatlah, biasanya itu tuan Alex" ujar Farrah seolah menjawab pertanyaan Bian. Bian mengangguk pelan lalu mengangkat sambungan telpon itu.

"Bianca, Rafael memanggilmu ke ruangannya..." ucap Alex dengan cepat. Bian hanya bisa mengiyakan perintahnya. Rafael pasti akan membahas tentang Chyntia padanya. Lalu haruskah Bian mendatangi ruangan Rafael ?

Farrah menggeser kursinya dengan cepat kearah meja Bian "Ada apa ?" tanyanya. Bian menelan ludahnya "Tuan Rafael memanggilku"

"Lalu cepatlah, dia akan marah jika kau lama" ujar Farrah dengan wajah cemasnya. Bian mengerjap, menyadari bahwa Rafael bukanlah seseorang yang ramah. Tanpa menjawab, Bian beranjak dari kursinya dan menghampiri lift yang menghubungkannya pada ruangan Rafael.

Suara lift berdenting, membuat jantungnya semakin berdegup kencang ketika melihat seorang sekretaris berkaca mata tebal tersenyum kearahnya "Tuan Rafael sudah menunggu" ujarnya kemudian.

Bian memasang senyum anehnya dan sekretaris itu membukakan pintu untuknya sehingga terlihat ruangan itu begitu luas dengan sosok dingin yang duduk menatapnya dengan tajam dan tatapannya begitu dominan.

"Permisi tuan, anda memanggil saya ?" tanya Bian dengan suara pelan.

Rafael menelan ludah. Menyadari betapa berbedanya gadis ini dengan sosok Chyntia yang dikenalnya. Rafael sempat memikirkan bahwa kakak beradik akan begitu mirip namun ternyata tidak. Bianca lebih terhormat dan gadis ini terlihat sangat polos, bahkan make-upnya juga tidak berlebihan seperti kakaknya.

LOVE FOR MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang