Part 5

21K 926 9
                                    

Bian hanya berusaha sibuk dengan makanannya sejak pelayan itu datang mengantar pesanan mereka, tidak berani menatap laki-laki dingin dihadapannya yang justru bingung dengan sikapnya. Ada apa dengan gadis ini ? namun Rafael juga tetap diam sampai ia menyelesaikan makanannya dan gadis itu juga sudah selesai makan.

Rafael berdeham sambil membersihkan bibirnya dengan tisyu.

“Apakah aku terlalu menakutkan untukmu, Bianca ?” tanya Rafael yang sudah tidak tahan dengan sikap gadis itu. Bian menoleh kaget kearahnya “Ti... Tidak tuan...” sahutnya terbata, sangat terlihat sekali bahwa gadis itu sedang berusaha berbohong pada Rafael.

“Aku bisa melihatnya, kau begitu takut padaku. Apa yang pernah kau dengar tentang aku ? bahwa aku bukan atasan yang baik ? atau betapa seringnya aku berganti kekasih dan kakakmu adalah salah satunya ?” Rafael meluncurkan beberapa pertanyaan canggung pada Bianca sehingga membuat Bianca begitu bingung menjawabnya.

Rafael berdeham kembali, membuat Bian mengangkat wajahnya “Bianca, aku bicara denganmu. Apakah kau tidak mau menjawab atau suaraku kurang besar ?” tanya Rafael lagi. Kali ini nadanya lebih tinggi dan pria itu memang sedikit tersinggung karena Bian tidak menjawabnya.

“Saya dengar tuan, dan... Maafkan kalau sikap saya seperti ini” jawab Bian sambil berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Lalu Rafael menghela nafas “Aku hanya tidak merasa nyaman karena kau bersikap seperti ini bukan karena memang mengenalku melainkan mendengar kabar miring tentangku yang belum tentu benar” jelasnya.

Kabar miring yang belum tentu benar ? Bagian mana ? Apakah dia tidak sadar bahwa selama ini seluruh dunia tahu bagaimana dirinya itu ?

“Bianca...” panggil Rafael lagi. Bian kembali menoleh, wajahnya kemerahan karena menyadari Rafael sudah berkali-kali membangunkannya dari lamunan bodoh “Ya tuan, maafkan saya... saya hanya bingung bagaimana bersikap pada atasan saya...”

“Kenalilah aku dulu sebelum kau menentukan sikapmu, aku khawatir kau malah tenggelam karena pesonaku...” tukas Rafael kemudian tersenyum tipis. Senyum yang terlihat misterius, menawan sekaligus menyeramkan bagi Bianca. Bianca menghela nafas, menyadari mungkin kalimat pria ini memang patut diperhatikan. Bahwa Bianca memang harus berhati-hati padanya.

“Mau jalan-jalan disekitar sini ?” tanya Rafael mengalihkan pembicaraan. Bian membesarkan bola matanya “Apa tidak merepotkan ?”

“Tidak, kita hanya akan berjalan kaki diluar. Kecuali kau memintaku untuk menggendongmu, mungkin akan merepotkan” ujar Rafael lalu tatapannya tajam kearah Bian. Bian terdiam, harus menjawab apalagi ? Pria ini memiliki keahlian khusus seperti membuat seseorang berhenti berkata-kata ketika ia mengatakan hal seperti itu.

London dimalam hari sangat indah. Lampu-lampu penerang jalan yang kekuningan membuat suasana dingin jadi begitu hangat dengan pemandangan pejalan kaki yang masih ramai. Bian mengetatkan sweaternya, baru kali ini ia berada jauh diluar rumah dan berdua dengan seorang laki-laki dengan berlatar belakang seperti Rafael.

Bian akan melupakan sejenak betapa mengerikannya pikiran-pikirannya tentang pria itu. biar bagaimanapun ini adalah liburan walaupun ia harus tetap bekerja disini.

Ponsel Bian berdering, ia merogoh kantong celananya dan melihat nama Chyntia muncul disana. Bian mengerjap, namun ia tetap harus mengangkatnya bukan ?

“Bianca ? Kau di London ?” tanya Chyntia dengan cepat. Bian mengangguk “Ya kak, aku ada meeting disini dan sangat mendadak” jawabnya kemudian. Sejenak Chyntia diam.

“Apakah... Apakah kau bersama Rafael ?” tanya Chyntia lagi dengan terbata. Bian menatap Rafael yang juga sedang menatap kearahnya. Bian segera membuang pandangan canggungnya “Ya, dia bosku dan aku bersamanya...”

LOVE FOR MY LOVEWhere stories live. Discover now