Chapter I

55 12 1
                                    

Warren baru sampai di rumah, dia sangat lelah. Dia pun langsung duduk dan bersantai di sofanya. Ia mengambil remote televisinya dan membukanya. Terlihat Breaking News di layar televisi itu. Suara dari televisi itu..
"Seorang anak dari keluarga Fallain tiba-tiba menghilang tanpa diketahui, ......"

"Kasus apa lagi ini, banyak banget masalah satu hari aja", kata detektif itu dengan lelah.
Dia baru sadar ada sebuah koran di atas mejanya. Ia langsung mengambilnya dan duduk di sofanya. Warren pun membaca korannya. Dia melihat kasus yang sama, yaitu kehilangan anak yang belum terpecahkan sampai sekarang. Perasaannya sendiri memang lelah, tapi apa boleh buat. Dia bekerja untuk dirinya sendiri juga. Dia pun langsung menghubungi telepon rumah keluarga Fallain.

Telepon di rumah keluarga itu berbunyi. Cassandra, yaitu ibu dari keluarga Fallain, pun mengangkat telepon itu.
"Iya..? Dengan siapa?"
Tanya Cassandra di telepon itu.

"Saya adalah Warren, detektif handal yang akan menyelesaikan kasusmu, apakah boleh saya datang ke rumahmu?" kata Warren kepadanya.

Dalam pikiran Cassandra dia takut bahwa kasus ini tidak dapat terselesaikan, tapi apa yang dapat dia lakukan?
"Oh baik-baik! Silahkan, kami merasa terhormat akhirnya ada yang ingin membantu kami."

Kemudian Warren menutup telepon dan pergi menyiapkan barang barang untuk pergi ke keluarga Fallain, yang mungkin saja tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Akhirnya dia pergi ke rumah Fallain, dia pun sampai. Detektif itu mengetuk-ngetuk pintu rumahnya, orang disekitarnya menatap bingung ke warren, mereka berpikir warren gila. Warren tidak tau mengapa mereka melihat warren seperti itu, namun akhirnya pintu dibuka dan warren pun masuk kedalam rumahnya. Saat masuk, hawanya sungguh seperti tidak ada kehidupan sama sekali didalamnya.

"Ini benar, rumah keluarga Fallain?", tanya Warren.
"Iya-iya, benar", jawab Paulus.

Warren pun bertanya dengan penasaran.
"Apakah ada sesuatu yg menghampiri kalian? Sebelum anak itu hilang?"

Lalu Paulus, sang ayah itu menjawab, "Tidak... eh, ada! Sang gadis remaja yang kami beri tumpangan, ia tiba-tiba juga menghilang bersama Metty"

Warren pun akhirnya mendapatkan clue kalau ternyata kasus hilang ini bukan karena metty yg hilang, tetapi diculik. Ia pun bergegas kekamar metty, ia mengacak-acak tempat tidurnya.
Cassandra pun melihatnya dan berkata kepadanya, "Hei! Apa yang kau lakukan?!"
Tetapi warren tetap mengacak acaknya.

Hingga akhirnya Warren menemukan sebuah surat kecil yang ditulisnya sehari sebelum ia menghilang.
"Kau jangan mencemaskan apa yang aku lakukan, aku merasakan hawa gelap disini, dan lihat apa yg aku dapatkan", kata detektif itu dengan percaya diri.

Lalu Warren pun melihat lihat sekitar lagi, namun ia tak melihat ada benda lagi, selain jimat turun menurun keluarga Fallain itu.
"Apakah aku boleh mengambilnya?"
Paulus hampir saja mau melarang, namun Cassandra menghentikan Paulus dan berkata "Baik.. boleh saja."

"Sepertinya sudah cukup, terima kasih kalian. Percaya saja kasus ini akan selesai."
Lalu Warren pun pergi dari rumah itu.

Kemudian Paulus pun berkata dengan tegas,
"Hei! Apa maksudmu memberikan detektif gila itu benda warisan kita? Bagaimana kalau mereka tahu–"
"Sstt. Tenang saja," potong Cassandra.

Akhirnya warren pun kembali ke rumah dengan membawa dua barang itu. Dia duduk kembali ke sofa kesayangannya itu.

Ia melihat surat itu yang dia dapatkan dari rumah keluarga Fallain, sungguh tidak jelas isinya. Kira-kira seperti ini :

       Aku metty, aku adalah anak dari Fallain, ada yang mengawasiku... aku [Tidak terbaca karena sobek] ... aku tidak tahu aku kemana.. dia melihatku.. dia menemukanku.. kaka, tolong.. di neraka sangat panas.. [tak dapat dibaca] akan membawaku ke Goa dekat bukit Yazzeron..

"Yazzeron...Yazzeron?"
Dia pun membuka komputernya dan mencari di browser. Dia mengetikkan Yazzeron di searchnya.
"Aduhh.. loading lagi."
Loadingnya sangat lama, komputer dulu belum secanggih yang sekarang. Akhirnya loading selesai. Terlihat gambar sebuah bukit di sana.
"Oh, ini ternyata, aku baru ingat.." kata Warren.

Warren akhirnya mendapat 1 clue lagi, bahwa dia dibawa ke goa dekat bukit Yazzeron. Lalu ia melihat jimat keluarga fallain, saat ia perhatikan baik baik, ia melihat ada suatu kertas pada dalamnya, iapun mencoba mengambilnya dan akhirnya berhasil. Tulisan disana juga sungguh membingungkan, kurang lebih bertuliskan

        Hari ke 3 pada perayaan [Tidak dapat terbaca] dalam keluarga fallain.. kami akan datang, kami akan mengambil kembali keturunan kami, kami akan mengambil [tidak dapat dibaca] dari kalian, karena dia adalah kepunyaan kami. dewa Etharius menunggumu..

Warren sungguh bingung dengan siapakah Etharius itu. Ia pun ingin melanjutkan investigasinya pada keesokan harinya, jadi akhirnya iapun tidur sambil menunggu esokan harinya.

Keesokan harinya pun telah tiba. Warren pun bangun dan melihat ia bukan ada dirumahnya, ia melihat didepan ada salib terbalik dan juga satu perawat rumah sakit yang sedang berdoa. "Em.. maaf? Aku sedang dimana ya?"

Sang perawat tak menjawab, dan iapun berdiri, "Usahamu, semuanya sia-sia, warren."
Lalu sang perawat membalikkan diri, ia terlihat membawa gergaji dan menyalakannya
"KARENA KAU AKAN MATI PADA AKHIRNYA, HAHAHAHA" lalu sang perawat maju dan menyerang Warren.

Warrenpun terbangun dari tidurnya, ternyata dari tadi ia sedang bermimpi, lalu ia melihat sekitarnya, semuanya berantakan, entah apa yang terjadi tadi malam.
Iapun melihat di jimat keluarga fallain tiba tiba ada sepotong kertas yang bertuliskan

"Kami Melihatmu."

Entah dari siapa, pastinya ia yang memberantakan rumah warren, katanya.

Lalu pergilah Warren bersiap-siap untuk pergi ke bukit Yazzeron, memang bukit itu adalah bukit yang terkenal temoat bunuh diri, tempat dimana para pemuja iblis melakukan ritual.

Didalam perjalanan, ia menemukan seorang nenek tua yang sepertinya sedang melihat sang Warren. Warren heran dan mendekati sang nenek tersebut lalu warren berkata.
"Nek? Apa yang kau lakukan disini?"
Sang nenek tak menjawab apa-apa. Warren semakin heran, ia akhirnya melanjutkan perjalanan, tiba tiba sang nenek lalu berkata "Jangan lanjutkan.."

Saat warren menoleh lagi kebelakang, ternyata nenek tersebut sudah hilang, sungguh aneh, tetapi warren tetap melanjutkan perjalanannya.

"Halo apakah ada orang?"
Warren memasuki goa dan menanyakannya, suaranya bergema, ia pun menyalakan senternya dan melanjutkan perjalanan. Di gua tersebut banyak tulisan tulisan yang tak diketahui, sungguh aneh rasanya, padahal warren sudah mempelajari hampir semua bahasa yang ada, namun mengapa yang satu ini ia tak mengerti.

Akhirnya ia sampai diujung lorong, terdapat lorong yang menjulang kebawah, saat warren sedang melihat lihat, tiba tiba ia terdorong dan masuk kedalamnya.

Lady of The Devil (with Maxine)Место, где живут истории. Откройте их для себя