Chapter III

46 6 0
                                    

Akhirnya Warren pun bangkit. Dia baru sadar bahwa di sisinya ternyata ada perban, Warren pun langsung memperbani tangannya dan melanjutkan perjalanannya.

Warren keluar dari kamar itu, dia melihat sekelilingnya, di tempat itu sangat gelap, tidak ada penerangan sama sekali, dan banyak jaring laba-laba di mana-mana, seperti tak terurus. Warren melihat di depan sudah ada lilin yang menyala terang menyinari sekitarnya, seperti memang sengaja diberi karena sang perawat tahu bahwa Warren sebenarnya tidak kabur dari kamar, dan sengaja meletakkannya agar warren dapat menjelajahi rumah sakit ini.

Ia pun mengambil lilin itu dan pergi menelusuri lorong kiri. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu, tadi Warren pergi bersama seorang anak kecil, entah di mana sekarang. Warren pun ingin mencari anak itu karena ia setia.

"Aku harus mencarinya! Apapun cobaannya, dia harus kuselamatkan."

Warren berpikir untuk berbalik arah, menurutnya sepertinya anak itu ada di sebelah kamar Warren. Warren kembali ke kamar itu, dan ternyata benar. Sang anak itu masih tertidur pulas di atas kasur. Warren berbisik dengan tegas.

"Hei! Bangun, kalau kau tak bangun kau akan mati disini! Bangun lah."

Namun si anak tetap tertidur, akhir Warren harus mencari kunci untuk membuka pintu untuk ke kurungan sang anak kecil. Saat ia sedang menelusuri lorong, tiba-tiba lantai yang diinjak warren terbuka, dan dia terjatuh ke bawah.

"Arrghh-
duhh."

Warren sampai di lantai paling bawah akibat terjatuh dari lantai atas tadi. Warren pun bangun dan melihat sekitar, di bawah ini sungguh terang. Ada sang wanita berpakaian sama seperti yang tadi ia lihat, Warren hanya mengintip lewat tepi tembok. Wanita itu mengatakan sesuatu yang samar samar terdengar seperti :
"Langit akan menjadi merah darah, Etharius telah datang.. Etharius telah datang.. Etharius telah datang. Jangan dengarkan kata mereka.. hiraukan.. hiraukan.."

Lalu tiba-tiba saja wanita itu menghilang lagi entah ke mana, seperti seolah-olah dia tahu bahwa ada yang melihatnya. Warren memang sudah mendapatkan petunjuk tetapi dia masih sungguh tak paham siapakah yang dimaksud Etharius. Dia berdiri dan melihat di dinding, ternyata ada kode yang harus dipecahkan. Di sana terdapat simbol mata, simbol Pentagram, simbol bintang, simbol Salib, dan masih banyak lagi. Awalnya Warren mencoba-coba mengkombinasikannya, namun semua hasil sia-sia. Sepertinya dia memang harus mencari tahu kode tersebut, bukan menebaknya.

    "Kira-kira ada di manakah kode ini.. huh-" kata Warren kebingungan. Lalu tiba-tiba dibelakang Warren terdengar seperti ada pintu terbuka. Warren menoleh dan ternyata benar. Ada pintu yang terbuka lebar seperti menyambut warren untuk masuk.

Warren berjalan perlahan ke pintu tersebut dengan hati-hati, ia memasukinya. Ia melihat sekeliling, semua bagian dinding tercoret-coret nama Etharius. Juga tertulis frasa-frasa tidak jelas seperti Etharius mencintaimu, Etharius tidak pernah menyuruhmu melakukan ini, dan Etharius sekarang sedang sedih karenamu. Warren sangat penasaran akan itu, sepertinya Etharius adalah tokoh yang besar bagi mereka. Tetapi siapa yang mengetahuinya. Dia tidak menghiraukannya dan masih menelusuri lorong itu. Saat ia berada di ujung lorong terlihat banyak daging-daging membusuk yang sudah banyak dihinggapi lalat-lalat.

Di tengah-tengah ruangan itu terdapat sebuah tiang besar. Di tiang tersebut terdapat tangan, kepala, dan bagian-bagian tubuh manusia lainnya. Di sekeliling tiang tersebut terdapat lilin-lilin yang membentuk bintang. Warren terkejut karena terdapat sang suster itu di tengah yang sedang berdoa ke tiang tersebut.

"K-kau?!" kata Warren.

Warren tak bisa berkata-kata melihat mayat di mana-mana, ia hanya bisa melihat ke arah sang suster yang tiba-tiba berdiri dan melihat ke Warren.

"Terpujilah gigig.."

kata sang perawat lalu pergi dari sana mengabaikan keberadaan Warren seperti seolah-olah tidak ada orang di sana.

Warren menemukan ada sebuah surat di dalam tumpukan mayat di tiang tersebut, ia sangat ingin mengambilnya, namun ia sangat jijik akan menyentuh mayat-mayat tersebut.
Tetapi apapun itu, dia harus mengambilnya. Dia pun memberanikan diri dan memasukkan tangannya ke dalam tumpukan daging manusia tersebut, dari dalam ia mencari dimana kertas itu. Dan tiba tiba, ada tangan lain yang menarik tangan warren sehingga semua tangan warren masuk kedalam tumpukan mayat tersebut.

"WAH..! SIAPA YANG MENARIK TANGANKU!?"

Warren langsung menarik keras tangannya, namun sang tangan juga menarik tangan warren. Lalu akhirnya si tangan misterius melepaskan tangan warren dan warren pun terjatuh ke lantai. Tetapi akhirnya warren berhasil mendapatkan kertas tersebut dan ia melihatnya, ada simbol mata, salib, hati dan bintang. Tetapi permainan belum selesai.
Setelah mendapatkan kode tersebut, ia langsung bergegas berdiri dan berlari kembali ke kotak brankas kode tadi. Lalu memasukkan semua kode yang ia dapatkan.

"Mata kemudian salib, ee.. oh iya, Hati dan bintang!"

Kemudian brankas tersebut langsung bisa terbuka dan isinya adalah 2 kunci, kunci yang pertama sepertinya untuk membuka kamar disebelah kamarnya, dan kunci kedua untuk pergi ke ruangan selanjutnya.

Namun ia lupa dengan sesuatu dan dia baru menyadarinya.

"Eh, aku kan jatuh dari atas, dan disini tidak ada tangga sama sekali, bagaimana caraku naik kembali..?"

Kemudian samar-samar terdengar orang batuk dari semua sisi segala arah Warren.

"S-siapa itu?!"

Lalu tiba-tiba ada dokter ngesot dan para patung menembus dinding-dinding mengejar Warren, warren bingung karena semua sisi sudah ada mereka, dia terkepung di tengah. Lalu ada suara dari lubang yang berada atasnya Warren, tempat dimana dia terjatuh, ada sang perempuan merah menurunkan tangannya seperti ingin membantu warren untuk naik.

"KAU TAK AKAN BISA LARI HWAHAHA"

kata dokter ngesot itu.

Akhirnya mau tidak mau Warren terpaksa memercayai sang wanita merah dan meraih tangannya, sang perempuan merah itu menarik tangan warren dan akhirnya warren sampai dilantai dua.

"Kenapa kau membantuku?"

Ucap warren kepada sang wanita merah, namun ia tak menjawab apa apa dan langsung menghilang lagi. Sekali lagi Warren melihat kebawah, ternyata tidak ada apa-apa sama sekali, sama sekali tidak ada patung-patung itu lagi. Dia merasa aneh dan apa boleh buat, dia pun melanjutkan perjalanannya yang tak pernah selesai ini. Ia melihat sekitar, namun entah karena tidak sadar atau memang ia tak melihat, sekelilingnya berubah menjadi hutan. Warren sekali lagi melihat dan mengucek matanya, dan tetap sama. Dia ada di tengah hutan yang sungguh gelap, dengan suara ciri khasnya yaitu sayap jangkrik yang berbunyi. Ia berjalan sedikit dan melihat ada tenda kecil yang tersiapkan, ia menuju kesana dan melihat sekeliling tenda tersebut, tidak ada siapa-siapa, sepertinya memang untuk Warren. Tapi siapa? Warren tidak menghiraukannya. Akhirnya Warren tidur nyenyak disana sambil menunggu keesokan harinya, ia sungguh lelah, ia butuh istirahat.

Lady of The Devil (with Maxine)Where stories live. Discover now