Chapter IV

29 7 0
                                    

Warren sudah tertidur pulas di tenda itu, pada saat itu malam yang sama juga. Pada saat tengah malam, dari sana terdengar suara tertawa wanita yang melengking, suaranya begitu keras. Warren sendiri malas untuk bangun berdiri, tetapi dia harus melakukannya agar dia sendiri tidak terganggu oleh suara itu. Ia pun terpaksa bangun untuk mengecek sekitar.

"Siapa itu? Siapa yang tertawa!?"

Usai warren mengatakan itu, suara tertawa itu tiba-tiba terhenti. Tidak ada suara lagi, bahkan suara jangkrik malam hari itu pun hilang. Warren sangat bingung, rasa takut bercampur bingung pun datang ke Warren. Tetapi dia juga tidak bisa apa-apa, dia hanya orang biasa yang bisa mundur ke belakang perlahan pergi kembali ke tenda lagi. Namun, ia merasakan sesuatu di belakangnya, seperti kain yang sungguh memanjang ke atas.

Warren terdiam kaku, ia sangat takut siapakah yang ada di belakangnya, apalagi dia sekarang sedang berada di sebuah hutan. Dia pun berbalik arah sedikit demi sedikit, dan melihat ke arah belakangnya..

"Oh.. tidak ada siapa-siapa lagi, terus tadi apa? Ya sudah lah."

Perasaan warren kembali tenang setelah mengetahui di belakangnya sudah tak ada apa-apa yang mengawasinya. Lalu ia pun melanjutkan perjalanan ke tenda kembali dan tidur. Namun ternyata sosok tadi adalah penghuni hutan tersebut. Dia melihat warren dari jauh, dan menghilang. Entah apa juga maunya sosok itu ke warren.

Hari baru pun tiba, sudah pagi lagi. Warren pun terbangun dan melihat keluar tenda, sungguh tenang perasaannya dapat melihat matahari pagi lagi yang menyinarinya.

"Akhirnya, aku bisa lagi melihat matahari terang ini.. setelah sekian lama aku terperangkap dalam rumah sakit tidak masuk akal itu."

Dia sambil menyantai dan duduk di depan tenda itu.
Tiba-tiba muncul kembali sang gadis merah itu di depan tendanya, lalu terlihat ia memegang sesuatu di tangannya.

"Apa yang kau bawakan untukku?"

Namun seperti biasa, sang perempuan merah hanya diam dan lalu menghilang. Sesuatu yang tadi dipegangnya ternyata adalah kertas, kertas itu tak menghilang bersamanya, namun sang kertas tertinggal dan terjatuh ketanah. Warren pun bangun berdiri dan mengambil kertas surat tersebut. Dia membuka dan membaca isinya :

"Saya jollie...
Salam kenal, saya adalah orang
yang selalu membantu kamu
Saya ingin meminta tolong
Kepada mu, tolong saya
Sungguh panas... saya terperangkap
Di sini selamanya.. tolong
Bebaskanlah saya.. "

Warren membacanya, ia sungguh tak tau apa yang jollie minta untuk ditolong, dan dimana ia akan membebaskan jollie. Lalu sang wanita merah datang muncul lagi dan seperti menunjukkan arah ke Warren.

Tanpa ragu Warren langsung mengikutinya, kakinya seperti bergerak sendiri, dan pikirannya seperti berkata "Ayolah ikuti dia, dia sungguh tak berbahaya untukmu."
Ia pun mengikuti terus sang perempuan merah itu dan sampai di sebuah tempat yang dipenuhi ranting-ranting pohon, terlihat di tengah ada kayu yang menjulang ke atas dan seperti orang yang hangus terbakar di tiang tersebut. Warren bingung harus apa karena sang gadis sudah menghilang dari sana. Warren mendekati tiang kayu tersebut dan melihat sesuatu di bawahnya, itu tertutup dengan abu bakar, ia pun membersihkannya dengan tangannya. Di sana terlihat tulisan :

"Tempat meninggalnya penyihir Lady in blood, 1930"

Ada kendi yang tertutup rapat dengan segel-segelnya, Warren ingin membukanya, namun ia takut terjadi sesuatu yang tak ia inginkan. Namun rasa penasaran warren lebih besar dari ketakutannya, kebetulan dia menemukan sebuah batu di sisinya, ia pun memecahkan kendi tersebut dengan batu tersebut. Awal-awal tidak terjadi apa-apa, namun tiba-tiba muncul sekumpulan aura-aura hitam di atasnya, yang kemudian langsung menarik Warren ke dalam suatu ruang waktu lain.

"ARGHH! APA INI, AKU MAU DIBAWA KE MANA LAGI?!"

Lalu akhirnya Warren pun di bawa ke tahun 1930. Di mana Jollie masih hidup, Jollie melihat ke arah warren dan mendekatinya sambil berkata.

"Hey tuan! Apakah kau mau membeli kue merahku? Saya sudah mencari pelanggan ke mana-mana, namun saya tidak menemukan, maukah kau membelinya?"

Warren tak bisa menyangka ternyata sang gadis merah sangat cantik sewaktu hidup, sang gadis merah atau sekarang kita akan menyebutnya Jollie.

"Eh, baiklah. Saya akan membelinya, mungkin.. 3 kantong?"

"Ee-? Apakah itu tidak terlalu banyak tuan? Kalau 2 kantong saja bagaimana?"

"Ini rezeki nak, mengapa kau menolaknya?"

"Eh.. baiklah, akan segera ku siapkan! Tunggu ya.. . Oh ya, aku tidak pernah lihat tuan sebelumnya, apakah tuan orang baru disini?"

Warren tak tau harus menjawab apa ke jollie, karena ia terbawa oleh portal waktu. Dia tak menjawab dan akhirnya jollie pun tidak jadi menanyakannya.

"Ee, lupakan saja. Ini! Ambil kue ini."

Jollie memberinya 3 kantong kuenya dan Warren pun mengambilnya. Namun tiba-tiba ada penjaga yang berombongan memanggil-manggil nama jollie dan mengejarnya.

"ITU ADALAH SANG PENYIHIR! KEJAR DIA!!"

Warren tak tau mau berbuat apa, ia hanya dapat melihat jollie yang tiba-tiba berlari dan dikejar oleh penjaga dan seorang pendeta. Akhirnya jollie tertangkap oleh penjaga-penjaga itu dan dibawanya.

"LEPASKAN AKU!! AKU SAMA SEKALI BUKAN PENYIHIR.. ARGHHH LEPASKAN!"

Lalu perbedaan dimensi waktu tiba-tiba terjadi kembali dan membawa Warren ke hari dimana Jollie akan dieksekusi, ia terbawa di tempat yang rahasia namun dapat melihat dengan jelas tempat di mana Jollie akan dieksekusi.

Terlihat Jollie yang diikat di tengah dengan dipakaikan baju gaun merah, wajahnya dipakaikan karung merah. Terlihat seorang pendeta membawa obor sambil mengelilinginya, ia pun berkata,

"Tuhan akan membunuh kau, Tuhan sungguh tidak membutuhkan hamba seperti kau, kau adalah penyihir yang sungguh tak diberkati, kau akan mati atas perbuatanmu, kau telah membakar rumahmu sendiri dengan keluargamu. Engkau akan mati dengan cara kau membunuh keluargamu."

Lalu dia melempar obor ke Jollie dan akhirnya Jollie terbakar oleh api tersebut. Namun anehnya ia tak berkata apa apa, ia hanya terdiam, tidak bergerak dan badan dia seperti tak terbakar sama sekali. Tapi tiba-tiba pendeta itu melihat ke arah atas, orang-orang lain juga melihat ke atas, mereka langsung lari ke belakang sambil berteriak. Namun saat Warren mencoba melihatnya, ia pun malah kembali ke dunia aslinya.

"ARGHH! KENAPA HARUS SECEPAT ITU?"

Di depannya sudah berdiri Jollie, yaitu sang gadis merah menatap senang ke arah Warren.

"Kau telah membebaskanku.. sekarang waktunya aku akan membalas perbuatanmu.."

Lalu Jollie pun menghilang lagi entah ke mana lagi, sungguh aneh. Dia bilang akan membalasnya ke Warren, namun dia tak memberi apa-apa kepada warren. Akhirnya Warren pun kembali berdiri dan ia lupa ternyata ia membawa jimat keluarga fallain, ia pun langsung mengkalungkannya ke leher mayat jollie dan pergi dari sana.
Ia melihat keluar dan ternyata langit sudah malam kembali.

"Mengapa sangat cepat malamnya?"

Dia melihat sekeliling dan suasananya sama seperti kemarin malam, sungguh sunyi. Tiba-tiba di depannya berdiri sesosok kuntilanak yang sangat tinggi, tangannya mempunyai cakar tajam.
Sang kuntilanak langsung maju dengan cepat dan menyerang warren.

"ARGHH-! KAU.. BERANINYA"

Warren terpental ke berbatuan dan ia tak bisa menggerakkan tubuhnya, sang kuntilanak mendekati warren lagi dan ingin menyerangnya lagi. Tiba-tiba Jollie datang kembali dan mendorong kuntilanak.

"Pergilah.. nyawamu lebih penting, temukan Metty."

Kata Jollie yang langsung maju melawan sang kuntilanak. Warren pun berdiri perlahan lahan sambil menahan sakit dan pergi dari sana. Warren tak tau dia pergi kemana, ia hanya mengikuti arah angin sambil memegang perutnya yang tertusuk oleh bebatuan tajam tadi.

Lady of The Devil (with Maxine)Where stories live. Discover now