[3]

1.7K 251 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.































"Maaf, untuk keterlambatannya, [Name]."

"Hahaha, tidak masalah!"

[Name] tersenyum kikuk pada laki-laki yang kini sedang ada di cafe tempat dia bekerja. Dan kebetulan, [Name] sedang beristirahat sekarang. Banyak wanita yang berlalu lalang nyaris jungkir balik karena ada ksatria sihir dari pasukan terbaik kali ini.

[Name] mengajak William untuk berkeliling ketimbang berada di cafe. Rasanya tidak enak, kalau dirinya yang biasa saja sedang berbicara dengan seorang ksatria sihir didepan rekan kerjanya.

"Aku lepas apron pelayanku dulu, tunggu ya," ucap [Name]. "Waktu kita masih banyak. Tenang saja," balas William.

[Name] masuk kedalam cafe dan ke ruangan ganti. Temannya, Edgar menyikut [Name] saat gadis itu selesai berganti pakaian biasa. "Cie cie, siapa itu? Sejak kapan punya kenalan ksatria sihir?" goda Edgar.

"Temanku. Memangnya kenapa?" tanya [Name]. "Teman atau pacar?" ejek Edgar lagi.

"Calon pacar-- eh! Maksudku teman!" [Name] kelabakan dengan ucapannya. "PPFTT! Ngakak!"

"Bosan hidup nih?"

"Tidak." Edgar berjalan kedepan meninggalkan [Name] yang masih bingung. Namun satu hal yang pasti didengar olehnya....

"Tuan Vangeance, kalau sudah pacaran sama [Name], bilang ya! Lumayan buat minta pajak jadian. Itung-itung nambah duit jajan."

'anak kampred--'

***

"Jadi begitu.." [Name] menjelaskan panjang lebar agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap William. William hanya geleng-geleng dengan kelakuan [Name] dan temannya itu.

"Ah, aku mau bicara sesuatu," ucap William. "Eh? Apa?" tanya [Name]. "Aku.. merasa tidak enak karena jarang bicara denganmu akhir-akhir ini padahal aku sudah janji. Pangkatku mulai naik menjadi Wakil Komandan. Tuan Julius- maksudku, Kaisar Sihir, juga memberi banyak misi padaku. Jadi aku tidak sempat menjengukmu untuk berbicara," ucap William.

Oh, tidak disangka.

William memang pria yang baik dan idaman.

Tidak seperti pria lain yang bisanya berbohong dan jarang berbicara jujur soal apa yang sedang dilakukannya.

Bukannya sok tau, tapi terkadang itu kenyataannya.

[Name] terkekeh mendengarnya. "Santai saja. Aku tau kok! Menjadi ksatria sihir itu memang sulit," ucap [Name].

William yang mendengar ucapannya, sedikit merasa bersalah. Tapi, entah kenapa, William merasa bebannya agak berkurang karena sedang diluar tugasnya. Apalagi melihat [Name].

Wah, apa ini mas? Sakit jantung kah?

"Omong-omong, apa aku boleh tanya sesuatu?"

"Boleh."

"Apa kamu dekat dengan seseorang?" tanya William. [Name] mengerjap, lalu memasang wajah berpikir. "Aku dekat dengan Edgar, lalu teman-temanku.."

"Bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Apa kamu punya hubungan dengan seseorang? Seperti pacar?" tanya William, serius.

[Name] menyilangkan tangannya. "Tidak ada. Aku ini orangnya pas-pasan, jadi sadar diri," jawab [Name] jujur.

"Jangan pesimis begitu."

"Lho?"

William tersenyum khas. "Setiap orang punya ciri khas masing-masing. Bagiku, kebaikanmu dan rasa tanggung jawab-mu itu merupakan kelebihanmu. Kamu bukan orang yang pas-pasan. Kamu hanya kurang percaya pada dirimu," ucap William. "Kalau belum punya.. baguslah.."

"Eh?"

"Karena aku mau menjadi yang pertama.." William bergumam. "Bilang apa tadi?"

"Tidak ada."

"Hei!"

"Haha, omong-omong ayo makan siang. Aku traktir."

"Bukan itu perjanjiannya! Aku mau masak buatmu!"

"Kita makan diluar buat hari ini. Aku tidak mau merepotkan mu."

"Tidak! Tidak! Mana ada merepotkan! Aku kan mau membalas kebaikanmu!"

"Tidak begitu juga."

"Aku memaksa!"

"Aku juga memaksa. Kita makan diluar."

"Ya ampun, aku cape!"



































"Ya ampun, aku cape!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] I Love You | William V.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang