[6]

1.4K 247 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.































"AAA! Vangeance-sama!"

William tersenyum saat ada beberapa wanita memanggil namanya. Kini ia sudah menjadi seorang komandan pasukan ksatria sihir. William kini tengah beranjak ke sebuah tempat.

Ya, dia punya janji dengan [Name].

William berjanji pada [Name] akan mengajaknya keliling markas pasukannya. Dan William akan menyatakan sesuatu yang mengganggu pikirannya setiap saat.

"Ah, Vangeance-san!"

"William."

"Eh?" [Name] bingung saat William menghampirinya dan mengatakan itu. "Mulai sekarang, panggil aku William saja. Sudah banyak orang yang memanggilku Vangeance, jadi, kamu panggil aku William," ucap William.

[Name] terkekeh, mengusap rambutnya sendiri. Malu. "Yah.. gimana ya... Rasanya gak sopan gitu," sahut [Name].

"Tidak. Coba panggil aku begitu."

"Em..." [Name] menunduk. "W-Willi..William?"

William tersenyum, mengusap rambut [Name]. "Itu lebih baik."

Perempatan imajiner kecil muncul. "H-hei! Aku sudah merapikan rambutku tahu!" protes [Name].

"Haha. Tidak apa-apa bukan?"

[Name] mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil. "Hump..."

'manisnya'

***

"Vangeance-sama, siapa yang anda bawa ini?" tanya seorang ksatria sihir baru di pasukan William.

William tersenyum. "Ada apa? Dia teman baikku. Aku berjanji padanya untuk mengajaknya berkeliling di markas," balas William.

"Oh.. tapi anda yakin? Dia terlihat biasa saja..."

'dih.. iri lo?' batin [Name] agak kesal.

"Biasa di luar, tak biasa di dalam. [Name] ini sangat baik dan berbakat dalam memasak. Mungkin makan siang nanti, dia bisa membantu," ucap William.

"Hee? Benarkah? Kalau Vangeance-sama bilang begitu, saya tidak bisa berkata-kata lagi."

[Name] hanya menatap datar lelaki yang mulai pergi dari hadapannya. "Huh.. bangsawan ya?" tanya [Name].

"Ya.. aku ingin membuat pasukan terbaik di kerajaan Clover. Jadi, aku memilih mereka yang memiliki mana kuat," jawab William.

[Name] menatap William. Didalam hatinya, ada kejanggalan. Seperti bukan William saja. Pernah sekali [Name] bermimpi, seseorang yang mengambil jiwa William.

[✓] I Love You | William V.Where stories live. Discover now