[4]

1.4K 246 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



























"[Name]! Mau jalan-jalan sehabis kerja?"

[Name] menatap tanpa ekspresi terhadap Edgar yang baru saja selesai mengelap meja.

"Kesambet apa lu?"

Bukannya ngejawab, gadis ini malah terdengar mengejek Edgar.

Edgar berkacak pinggang, dia mengumpat dalam hati mendengarnya. "Itu, lho. Sebentar lagi aku akan berhenti bekerja. Umurku sudah cukup matang, jadi orang tuaku menjodohkan ku dengan seseorang. Buat terakhir kali, sebagai teman baik, mau 'kan jalan-jalan?" tanya Edgar.

[Name] menatap dari atas kebawah Edgar. Alisnya mengkerut, "seriusan? Kau yang agak-agak ini mau di jodohkan?"

"Ngajak berantem?"

"Kuy!"

"Capek deh." Edgar mengacak-acak rambutnya. "Jadi, mau tidak?"

[Name] memasang wajah berpikir. Dia agak kesepian kalau misalnya Edgar berhenti bekerja. Tidak ada lagi teman berdebat kalau Edgar berhenti dan sudah bertunangan. Tapi, [Name] tidak masalah kalau Edgar berhenti bekerja.

Itu sudah jalannya.

"Boleh!"

***

Beralih pada William yang sedang berpatroli disekitar ibukota. Pekerjaannya terus bertambah, apalagi kini bersaing dengan seseorang demi menjadi Komandan Pasukan Ksatria Sihir. Sebenarnya sudah lumayan lama dirinya bersaing.

Hanya saja, author kita satu ini ngebut banget ngetik dan mager.

Saingannya?

Seorang lelaki asing yang satu pasukan dengannya, Yami Sukehiro.

Tadi sebelum berpatroli, jujur saja kalau William diejeki oleh Yami. Entah kenapa Yami bisa tau sesuatu yang sedang dipikirkan William.

"Oi, topeng aneh! Sepertinya semakin hari, kau semakin murung."

"Yah, maksudku, tidak biasanya kau begitu."

"Jangan-jangan kau punya pacar ya?"

"Oh, masa iya? Aku tidak percaya."

"Jangan berbohong, deh. Ki mu gampang dibaca, kalau kau lagi mikirin seseorang."

"Cih, gak ngaku."

"Kenapa aku mau ikut campur, katamu? Karena aku mau dapat pajak jadian tau!"

William mendengus, tertawa kecil didalam hatinya. Yami tidak boleh mengorek apa yang sedang dipikirkan oleh William saat ini. Bukan soal pekerjaan, tapi soal gadis.

Iya, dia mulai jatuh kedalam pesona gadis biasa.

"Sekarang dia sedang apa?" pikir William. Dia terhenti sejenak untuk beristirahat di sebuah toko, membeli minuman.

'bruk'

Tapi tidak berselang lama setelah mendapatkan minumnya, William malah menjatuhkannya. Dari balik topengnya, netra ungunya menatap tajam dan tidak percaya saat melihat seseorang yang dia kenal.

[Name], dengan teman kerjanya, Edgar.

William nyaris tidak bernafas melihatnya. Apalagi saat [Name] tertawa dan memukuli Edgar. William menangkap sedikit percakapan dari jauh yang bisa dia artikan.

"Kalau begitu, aku akan pastikan tunangannya berjalan lancar!"

Oh, sakit.

William meremas tangannya. "Tunangan.. ini bohong bukan? [Name] tidak pernah punya hubungan apapun dengannya, dan tiba-tiba berkata tunangan?"

William harus berbicara dengan [Name].






























William harus berbicara dengan [Name]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] I Love You | William V.Where stories live. Discover now