[7]

1.4K 241 20
                                    

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.






















"Hei, [Name]!!!! KUDENGAR KAU JADIAN DENGAN TUAN VANGEANCE?!?!"

Teriakan menggelegar membuat [Name] refleks menutup telinganya. Edgar mengguncangkan bahunya, minta penjelasan.

"Jelaskan! Jelaskan! Dan juga, kenapa gak ngasih tau?!! Mana pajak jadian ku?!!"

Perempatan imajiner muncul. Mulut temennya satu ini gak ada rem dan ember banget. Gak ngeliat apa disini rame, dan si Edgar ini malah teriak-teriak.

[Name] menonjok wajahnya kesal. Edgar mengusap-usap wajahnya. "Duh.. wajah tampanku jadi hancur. Kau ini galak banget sih," keluh Edgar. "Salahmu teriak-teriak. Mana suaramu bak toa emak-emak yang ngamuk lagi," protes [Name]. "Duh! Ya-ya, jadi beneran?"

[Name] mengalihkan pandangannya. Dia menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Y-y-ya.. aku memang sudah jadian dengannya..." ucap [Name] malu.

'udah gede ternyata. Aku terharu,' batin Edgar layaknya emak-emak yang bangga sama kedewasaan anaknya.

Edgar tertawa. "Oke! Pajak jadiannya pas aku menikah saja, oke? Aku akan sampaikan pesan pada tuan Vangeance nanti," ujar Edgar dengan gurauan. "Pesan? Soal apa?"

"Kalau kau itu manja dan galak."

"... Tuan bos! Tolong pecat Edgar!"

"Hei!!"

***

"Cie, cie~ mau kencan sekalian makan malam ya?"

[Name] menahan rasa kekesalannya dengan tersenyum tenang. Memang, sekarang sudah sore dan [Name] tidak ada jadwal bekerja hingga malam. [Name] punya janji untungnya dengan William.

Lelaki berpangkat komandan itu terlihat tidak sabaran mau berduaan dengan gadisnya.

"Udah ya. Terima nasib gak bisa pulang cepet. Semoga frustasi dan kesepian bekerja sampai malam sendirian," cecar [Name]. "Oiya, omong-omong ada yang putih-putih terbang kalau malam di dapur."

Edgar mengacak-acak rambutnya frustasi. Agak menakutkan kalau [Name] sudah bicara begitu.

"Sampaikan salam ku pada tuan Vangeance. Dan juga, kalau sudah ciuman, kabarin ya--"

"Diam!!"

"Ah! Iya! Mau kuberi rekomendasi tempat berkencan dan ciuman yang bagus?"

"Ini anak siapa sih? Ngeselin banget sumpah."

Disisi lain, William kini baru saja selesai dengan tugasnya. Dia menyampaikan pesan pada anggotanya agar menjaga markas, sementara dirinya akan melakukan sesuatu.

"Tempat yang cocok untuk makan malam dan kencan... Ya?"

Terlihatlah [Name] yang menunggu didepan sebuah restoran dengan wajah bahagia. Melihatnya, William pun tersenyum karena kekasihnya tampak senang dan bersemangat.

[✓] I Love You | William V.Där berättelser lever. Upptäck nu