PROLOG

32 5 4
                                    

Jangan pergi kemana pun, aku tidak bisa melakukannya sendirian.

Kamu terlalu baik untuk sendirian.

Sudahlah untuk apa dia hidup di dunia jika tidak bisa membantu keluarganya?

Dia kan masih SMA, bagaimana bisa dia mencari nafkah untuk dirinya sendiri. Apa kamu bodoh?

Entahlah, aku sekarang merasa frustasi saat pulang ke rumah. Meski aku bukanlah anak kandung mereka tapi seharusnya anak kecil sepertiku diperlakukan dengan seharusnya, mengingatnya saja sudah membuatku muak.

Saat aku dipukuli aku masih bisa merasakan nya sampai sekarang, lalu saat aku tidak dibiarkan masuk ke dalam rumah, cuaca dingin melanda leherku yang perlahan-lahan mengering kedinginan. Mereka ingin membunuhku secara fisik dan batin.

Maka dari itu hari ini sudah kuputuskan suatu hal. Sekarang aku berdiri di ambang pemberhentian kereta bawah tanah, menunggu sesuatu datang beberapa saat lagi, hati yang lemah ini sudah lelah untuk menerima semua kenyataan dunia yang sangat mengerikan.

Suara gemuruh rel kereta bawah tanah mulai terdengar dari terowongan yang gelap gulita di ujung sana, jantungku berdebar kencang dan tidak beraturan. Ah sudahlah, untuk apa aku ketakutan seperti ini. Bukankah kamu sudah membulatkan tekad untuk bunuh diri dengan cara terlindas kereta dengan sadis?.

Jangan urungkan niat itu. Aku terdiam, kereta itu tiba dan secara spontan kedua kakiku menjadi lemas, rasanya mau jatuh dan terbaring saja di kasur empuk. Jarak antara diriku dan moncong kereta cepat itiu hanya sekitar 10 meter, meski aku melakukan nya di tempat pemberhentian tapi setidaknya aku akan terlindas ke depan hingga mencapai jarak sekitar 60 meter. Aku sudah memperhitungkan nya.

Perlahan ku langkahkan kaki ini menuju ambang rel yang sudah bergetar, aku ingin pasrah dan mati tanpa rasa sakit, aku tidak mau hati ini membusuk dengan cara murahan seperti itu. Namun saat kulayangkan tubuh ini kedepan tiba-tiba aku merasakan sesuatu, tangan yang besar dan terasa sangat kuat.

Seseorang menarikku kebelakang, dengan napas yang tergesa-gesa orang itu berkata.

"Apa yang kamu lakukan, hentikan itu!"

Untuk pertama kalinya ada seseorang yang bisa mengkhawatirkan ku dengan tulus. Namun tanpa kusadari tubuhku benar-benar lemas, pandangan ku melemah dan mulai mem-buram. Hanya ada satu tanda yang bisa kulihat dari sang penyelamat itu, dia adalah pria ber-jas kantor dengan surai oranye.

Ahh tidak, perasaan aneh muncul begitu saja. Apa yang harus kulakukan kepada pria unik ini?

☀️
☀️
☀️

*jangan lupa Follow and Vote cerita FF nya ya*

Not Your Sun || Hinata Shoyou x Extra ||Where stories live. Discover now