30

209 29 3
                                    

Maaf karena ketidakkonsistenan yang saya lakukan. Saya geram sekali sama ending yang menggantung. Sampe kebawa mimpi, lho!

Akhirnya, saya memutuskan untuk melanjutkan cerita "GRIES" sampai selesai. Sampai semua pertanyaan-pertanyaan di dalam cerita "GRIES" terungkap satu per satu.

Saya tidak bisa memastikan di mana ujung perjalanan ini. Tapi, selagi saya mampu, saya akan terus membuat sebuah konflik yang menarik dalam cerita "GRIES".

Saya juga akan mempertajam masalah percintaan, geng-geng atau organisasi ilegal, dan kehidupan tokoh-tokoh yang ada dalam kisah ini.

Tadinya, saya mau membuat series "GRIES" seperti apa yang saya pikirkan sebelumnya. Ada 3 judul yaitu, "GRIES: Journey", "GRIES: 31 day in flores", dan "CATATAN GRIES".

Pokoknya, selamat membaca dan nikmatilah perjalanan kisah ini sampai selesai.

Terima kasih!

•••
•••
•••

Dua tahun telah berlalu. Gries keluar dari penjara. Ia memakai kembali maskernya di ruang ganti, lalu keluar.

Di luar penjara terlihat Bunda, Friska, duo R, dan Virana yang datang untuk menyambut Gries.

"G!!" teriak Ras dari kejauhan yang langsung berlari menuju Gries. Diikuti Virana dan Ram.

Mereka berempat berpelukan.

"Gue kangen banget sama lo!" ucap Virana.

Sejak saat itu, Virana menolak untuk sekolah dan memilih bekerja di sebuah perusahaan kosmetik yang menerima lamarannya. Meski harus membayar ADM terlebih dahulu.

Ras dan Ram pun sudah lulus SMA. Mereka melanjutkan pendidikannya di Universitas Latansa Mashiro di Lebak.

Gries berjalan menuju Bunda. Friska berlari ke arah Gries. Terasa berat saat Gries menggendong Friska yang tubuhnya sudah bertambah besar.

"Kamu udah besar lagi aja. Dikasih makan apa sama Bunda?" ucap Gries sambil memainkan hidung Friska.

"Kakak Henma yang selalu buatin aku makanan. Makanan Kak Henma itu lebih enak dari masakan Bunda, lho!"

"Ah, yang benerrr?" Padahal, Gries pernah memakan masakan Henma juga kala itu.

Setelah dekat dengan Bunda, Gries melepaskan Friska dari pangkuannya. Ia memeluk Bunda sambil berkata, "Maaf."

"Semuanya sudah takdir, Nak," balas Bunda.

"Oh, iya. Di mana Henma?" tanya Gries yang tak melihat pacarnya.

"Dia mau sambut kamu di rumah," jawab Bunda.

"Ish, Bunda mah, enggak bisa jaga rahasia. Kan, kata Kak Henma juga supres!" erang Friska.

"Surprise, Cantik. Bukan supres, haha...." Gries menertawakannya.

"Ya udah, ayo kita pulang," ajak Gries pada tiga temannya di belakang.

Sedari tadi Ram terus bergerutu, ia ingin mengulang masa-masa bahagianya dengan Gries pada suatu tempat. Mereka berencana untuk mengajak Gries keliling kota dan mendatangi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi sebelumnya.

"Padahal lo baru putus dari Belly. Tapi kenapa lo bisa ceria begini?" tanya Ras, heran.

"Pepatah mengatakan: Jangan jadi sadboy; kalau sudah disakiti satu wanita, jadilah fuckboy." —Ramkeydie.

"ANJAYYY!!!"

Ya, Ram putus dengan Belly karena Belly memilih lelaki lain yang ingin serius dengannya. Setelah lulus sekolah, Belly mengajak Ram untuk menikah. Tapi, Ram yang tidak ingin menikah muda karena belum ada bayangan ingin memberi apa pada istri dan anaknya, Ram memilih berpisah. Meski sebaik-baiknya perpisahan selalu saja menyakitkan.

Katanya, dua bulan ke depan Belly akan segera memberi undangan pernikahan pada Ram. Entah apa yang akan terjadi dengan Ram saat itu, mugkin akan seperti pergi ke luar angkasa dan mati kehabisan udara. Karena ikhlas paling serius akan runtuh kembali ketika mantan datang dan menyapa lagi. Apalagi ngasih surat undangan. Beuh, pecah hati dibuatnya.

Sedang Ras masih setia bersama Lina. Ia bahkan sedang membuat sebuah usaha dengan Lina untuk masa depannya. Meski pertemuan mereka sederhana dan terkesan singkat, tapi cinta sejati akan selalu melekat sebelum ajal menebas kepala Ras.

Di sisi lain, Virana masih sendiri. Ia trauma pada banyak lelaki, terkecuali tiga sahabatnya. Padahal, CEO perusahaan pernah memberi penawaran yang hebat pada Virana, karena masih dirundung trauma, Virana menolaknya.

Henma Giadita, ia selalu datang ke penjara tahanan setiap hari selama dua tahun. Tapi, satu bulan penuh sampai Gries keluar Henma menghilang, tak terlihat membawa makanan lagi untuk Gries. Mungkin, Henma ingin Gries menanam rindu saat ia keluar. Dan, benar. Entah kenapa, hari pembebasan ini hatinya merasa sangat ingin bertemu dengan Henma. Rindu yang dirasakannya sangat-sangat hebat.

Ketika sampai di depan rumah Bunda, Gries memarkirkan mobilnya, lalu berlari menuju dalam rumah.

Henma tersenyum sambil membentangkan tangannya seperti sayap. Gries langsung memeluknya dengan erat.

"Aku kangen banget tau sama kamu!" ucap Gries, lalu mencium kening Henma.

"Eh?" Henma terkejut. "Udah berani main cium-ciuman, niyeee...."

"Haha, maaf-maaf."

"Bunda, anaknya udah mulai nakal, nih!" seloroh Henma.

Gries melepaskan pelukannya, lalu membawa Henma menuju kamarnya.

"Aku mau cerita baaaannyyyaaakkk sama kamu. Siap denger?" ucap Gries sambil membantingkan tubuhnya ke atas kasur.

Henma juga merebahkan dirinya di sebelah Gries.

"AWAS KEBABLASAN!!" teriak Ras dari luar pintu kamar Gries.

"JANGAN SAMPE PLAK PLOK SAR SER SOR SYIAHHH!!" susul suara Ram.

Bunda dan Virana menepuk jidat. Kelakuan dua temannya itu masih saja gila.

Henma menahan tawanya, Gries pun juga.

Setelah selesai membicarakan tentang kejadian-kejadian di penjara kepada Henma, mereka sama-sama tertidur. Gries tidur karena merindukan tidur nyaman, Henma tidur karena capek bekerja seharian di rumah dan butik Bunda.

Bunda masuk ke dalam kamar Gries. Ia melihat dua anak manusia itu tertidur sambil berpelukan.

"Malem ini dingin, tau. Bisa-bisanya kalian enggak pakai selimut," ucap Bunda sambil menyelimuti Gries dan Henma sambil tersenyum.

Kemudian, Bunda keluar. Semua orang yang ada di rumah itu tertidur. Sedangkan Gries dan Henma terbangun di tengah malam.

"Astaga! Kita tidur sekasur, lho. Ini kalau kelihatan Bunda gimanaaa?" panik Henma.

"Aku enggak macem-macem kok, sama kamu. Serius, deh!"

"Bukan itu. Aku enggak enak kalau Bunda tau!"

"Udah, gapapa, kok. Lagipula Bunda selalu percaya sama anaknya."

Setelah meredakan rasa panik Henma, Gries mengajak Henma ke atap rumah untuk melihat-lihat bintang.

Di atas atap, Henma bersandar pada bahu Gries. Gries menunjuk bintang bernama "Sirius", sebuah bintang yang paling terang di langit malam.

"Nanti, aku bakal namain anak kita, Sirius Grissham."

•••

Keesokan paginya, Virana meminta janji Gries. Ia meminta agar Gries menceritakan kejadian apa saja yang terjadi di dalam hutan itu. Kemudian, Gries memulai ceritanya saat itu juga.

"Gue mundur dan terjun ke bawah jurang itu, lalu...."

•••
BERSAMBUNG!
•••

GRIESWhere stories live. Discover now