52 || Bimbang

3.2K 311 31
                                    

Hai, ketemu lagi. Gimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap sehat, dan jangan lupa jaga kesehatan.

Komentar di part sebelumnya ada beberapa yang bilang nggak mau baca cerita ini lagi karena konfliknya udah mulai.
It's ok, nggak papa. Itu terserah kalian, mau lanjut baca silahkan, mau berhenti juga itu urusan kalian. Tugas saya hanya menyelesaikan cerita ini sampai tamat.

Happy Reading!!
.
.
.


"Ta. Udah bel, tuh. Ke kantin, yuk!" ajak Ardan sembari menyikut lengan Alta yang sedari tadi fokus menatap layar ponselnya.

"Kalian duluan  aja, gue mau ke kelas cewek gue," jawab Alta tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Lo sama Alena lagi ada masalah?" tanya Yoga.

Alta menggeleng. "Nggak," jawabnya berbohong.

Yoga mengangguk singkat, ia menyikut lengan Ardan memberi isyarat pada cowok itu untuk meninggalkan kelas.

"Kalo gitu, gue sama Yoga ke kantin dulu." Ardan sekilas menepuk pundak Alta sebelum akhirnya ia dan Yoga keluar dari kelas.

Sepeninggal kedua sahabatnya, Alta masih setia menatap layar ponselnya yang menunjukkan room chat-nya dengan Alena. Sedari tadi gadis itu hanya membaca pesan yang ia kirim tanpa ada balasan satu pun.

Semenjak kesalah pahaman dua hari yang lalu, Alena seakan menjauh dari Alta. Dan itu benar-benar membuat Alta tidak suka, ini semua karena Vioni.

Alta bangkit dari duduknya, ia melangkah keluar kelas untuk menemui Alena.

"Altair!"

Panggilan itu membuat Alta menghentikan langkahnya, ia berbalik ke sumber suara dan menemukan Wizi yang berjalan ke arahnya.

"Ada apa, Wi?" tanya Alta.

"Lo punya buku tentang arkeolog, nggak?" tanya Wizi.

Alta diam beberapa saat mengingat buku-buku yang ia koleksi di rumah. "Coba nanti pulang sekolah gue cari," ucap Alta.

"Kalo ada kabarin gue yaa, gue pinjem. Soalnya kemarin gue nyari di toko buku tapi udah habis semua," ucap Wizi.

"Iya nanti gue kabarin, nomor lo masih sama, 'kan?"

"Iya, nomor gue masih sama. Nanti jangan lupa kabarin, kalo ada biar gue yang ke rumah lo."

"Oke, siap!"

"Kalo gitu gue duluan ya, gue mau ke perpus ngembaliin buku ini." Wizi mengangkat beberapa buku paket yang sempat ia pinjam seminggu yang lalu. Gadis itu memang ambis dalam belajar, tak heran memang jika nilainya selalu di atas rata-rata.

"Bye, Altair!"

Alta hanya tersenyum singkat membalas lambaian tangan Wizi yang berjalan ke arah perpustakaan. Sebelum kenal dengan Alena, Wizi adalah satu-satunya cewek yang cukup dekat dengan Alta karena memang saat kelas sepuluh dan sebelas mereka sering menjadi partner olimpiade.

Alta kembali melanjutkan langkahnya, dan di saat yang bersamaan ia tanpa sengaja pernapasan dengan Alena dan juga Dhea yang sepertinya akan ke kantin.

"Alena!" panggil Alta. Namun, yang dipanggil malah terlihat acuh dan bodo amat.

"Al, tunggu dulu!" Alta berjalan mengejar gadisnitu hingga berhasil menahan lengan Alena membuat Alena mau tak mau menghentikan langkahnya.

"Apa?" tanya Alena sinis.

Galaksi Altair [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt