[ D u a ]

48.3K 5.9K 396
                                    

Holla!
Just call me Tya or Pio okeyy
This not my first story hehe

Happy reading!! Jangan lupa vote and comen yaaa-!


Note : tulisan miring itu berarti Si Raya/Ainsley yg ngomong

——————————

"Lo bayi perempuan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo bayi perempuan?"

"Bukan, gue waria."

Dengan pandangan aneh Semesta Putra Rajasta memandang seorang bayi yang baru saja ia pungut dari depan rumahnya. Awalnya ia tidak tahu sama sekali tentang jenis kelamin anak yang diambilnya ini namun tidak sengaja kain yang membalut tubuh bayi itu tersingkap, dan yah.. dari sana Semesta mengetahui jenis kelamin bayi tersebut.

Rasanya Ainsley ingin mati saja untuk kedua kalinya, ia malu sangat malu saat seorang laki-laki melihat bagian private nya.

"Apa?"

Suara dingin Semesta mengalihkan isi pikiran Ainsley yang ingin mati lagi untuk kedua kalinya, lagi-lagi ia dibuat mleyot oleh suara Semesta yang sangat telponable itu. Namun sekarang ia masih bingung, dimana ia berada, suasana yang begitu asing membuat dia tidak nyaman.

"Ngapain lo mau kesini?"

"..."

"Hm.. ya."

"..."

Tut Tut Tut

"Hngghh."

Ainsley lapar, ia sangat lapar. Tapi ia tidak mau menangis, ia bahkan tidak tahu kenapa tubuh ini selalu menangis. Di kehidupannya yang dulu ia jarang menangis, bahkan dalam satu bulan paling banyak dia menangis 4 kali. Tapi sekarang, tubuh bayinya ini sudah menangis 2 kali dalam sehari.

"Lemah banget ni bayi, laper dikit nangis, takut, nangis ck." Batin Ainsley.

"Kenapa lo?"

"Hngghh... Huu"

"Lo ngapain ngedesah?"

"Bukan desah anj!"

Tangan kecil Ainsley menepuk-nepuk perutnya sendiri, pertanda ia lapar. Sedangkan Semesta masih memandang Ainsley bingung, ia tidak mengeydengan kode yang diberikan bayi itu padanya.

"Lo mau ditusuk?"

"Nggak peka banget lo jadi cowo!"

"Huuu... Hiks hiks."

"Ck."

Dengan perlahan Semesta menggendong Ainsley, sesaat Ainsley berhenti menangis dan memandang wajah tampan Semesta. Tangan kecilnya berusaha menggapai wajah laki-laki itu namun sayang, tangannya hanya mampu menggapai dagu Semesta. Bulu-bulu kecil yang tumbuh di dagu Semesta membuat rasa geli di tangan bayi perempuan yang baru berusia satu bulan itu. Ainsley tertawa karena geli, suara tawanya yang manis membuat Semesta memandang Ainsley lekat.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang