[ D u a T i g a ]

24.6K 3.9K 767
                                    

Annyeong YOROBUN!! bagaimana kabarnya? ? Hati aman? Gak sakit hati kan? Klo Tya lagi sakit, sakit hati karena crush dh jadian buttt isokee gpp. Cukup dilihat dari jauh sj y kn.

Aowkwk Greget yaa kalian sama Guntur?

Menurut klean lebih baik Raya sama Biru a.k.a bapak kandungnya

atau sama Semesta a.k.a bapak angkatnya??

⚠️Disclaimer ⚠️

Tya gak tau banyak soal medis jadi maaf kalo ada yang menurut kalian ga masuk akal atau ada yang salah, maaf.

Maaf juga chapter ini bakal lebih sedikit dari chapter kemarin, maaf banget (╥﹏╥)

Setelah hari dimana Guntur memberitahukan bahwa anaknya sudah tidak ada, Biru menjadi pendiam. Ia tidak banyak bicara dan suka melamun, terkadang bahkan ia menangis dan hal itu membuat orang tua dan adiknya khawatir akan sang kakak.
Saat ini Biru meninggikan kasur pasiennya dan bersandar sambil memandang ke jendela luar.

Ada Guntur disampingnya namun ia acuhkan, ia sama sekali tidak memiliki niat untuk berbicara. Rasanya ada yang hampa, dan rasanya sangat kosong di hati Biru.

Guntur memandang abangnya dengan pandangan khawatir, perasaan bersalah menderanya. "Bang, mau ke taman di rumah sakit gak?"

Guntur membuka topik, ia sangat tidak nyaman berada di ruangan yang bersuasana awkward seperti ini. Ia terbiasa dengan suara gaduh teman-temannya yang sangat berisik. Kini ia merasa bersyukur punya temen yang sangat heboh dan tidak tau malu seperti mereka.

Biru mengalihkan pandangannya pada Guntur dan mengangguk menyetujui ajakan adiknya. Guntur langsung berdiri dan mengambil kursi roda yang berada di sudut ruangan kemudian membawanya ke sebelah kasur pasien. Guntur dengan berhati-hati membantu kakaknya untuk berdiri dan duduk di kursi roda.

Guntur juga mengatur selang infusnya dan meminta kakaknya untuk membawa tiang infus itu. Laki-laki itu mendorong kursi roda kakaknya dengan hati-hati. Sesekali ada beberapa suster dan dokter yang menyapa mereka dan Guntur membalasnya dengan senyum ramah berbeda dengan kakaknya yang tidak menampilkan ekspresi apapun alias berwajah datar.

Laki-laki itu menggaruk kepalanya sendiri, harusnya ia jujur saja pada kakaknya, tetapi jika ia melakukan itu maka bukankah kakaknya dan Semesta akan bertengkar memperebutkan Raya? Masalahnya Semesta adalah tipe orang yang tidak peduli akan perasaan orang lain yang penting apa yang ia inginkan terpenuhi.

"Ratu lo emang bangsat banget anj*ing. Dari sekian banyak rumah kenapa harus rumah Semesta sih blok." Guntur terus menyumpahi mantan tunangan kakaknya itu, jika memikirkan tentang wanita itu membuat darahnya mendidih.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang