8. Harapan

359 59 12
                                    

Hari mulai malam, mama Miya baru datang. Ia membuka pintu sebuah kamar rumah sakit dengan perlahan, meskipun dirinya sedang khawatir. Ia kemudian masuk ke dalam. Sebuah butiran bening jatuh dari matanya. Ia tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Hatinya hancur ketika melihat salah satu anaknya, harta karun hidupnya kini tengah terbaring di kasur rumah sakit.

Atsumu lalu menghampiri ibunya

"Jadi gini ma, tadi Osa-"

"Iya, mama udah dengar semuanya dari Shinsuke-kun. Kamu pulang dulu, mandi. Nanti baru kesini lagi." balas mama Miya

"Iya ma."

Atsumu meninggalkan kamar tersebut lalu pulang kerumahnya.

Mama Miya menghampiri Osamu, ia lalu mengelus kepala anaknya itu.

"Mama khawatir." Ucapnya

"Ma-maafin Samu ma, Samu gak bilang dari awal" balas Osamu

"Gak papa, kita bicarain dengan dokter nanti. Siapa tau ada solusi." Kata mama Miya seraya memeluk anaknya itu

Osamu membalas pelukan ibunya

"Iya ma".
.
.
.
.
.
.
.
.
Dokter memasuki ruang kamar tersebut.

"Apakah Anda anggota keluarganya?" Tanya dokter itu

"Iya, saya ibunya." Jawab mama Miya

"Oh, baiklah kalau begitu. Saya akan menjelaskan semuanya. Jadi begini...." Dokter menjelaskan panjang lebar.

"Untuk itu, perlu dilakukan operasi." Lanjutnya

"Operasi dok?" Atsumu yang sedari tadi mendengar percakapan dari luar tiba-tiba masuk dan bertanya.

"Jadi kalau di operasi Samu bisa sehat lagi dok?"

Secercah harapan mulai timbul dibenaknya.

"Iya, begitulah pada kebanyakan kasus." Jawab dokter itu

"Kalau begitu, segera operasi anak saya dok, saya akan bayar berapa pun itu."-mama Miya

"Tapi ma" -Osamu

"Gak ada tapi-tapi, mama lebih gak rela kehilangan kamu dari pada uang. Jadi dok, itu keputusan saya."-mama Miya

"Hanya ada satu masalah Bu. Masalahnya pada kasus anak ibu ini, operasi bisa beresiko. Karena kanker yang diderita sudah semakin parah dan akan terus berkembang. Apa ibu yakin?" Tanya dokter itu

Mendadak semua menjadi senyap. Osamu melirik kearah Atsumu yang seperti kehilangan harapannya. Ia menghela nafas.

"Operasi saja dok" ucapnya memecah kesunyian. Seisi ruangan melihat kearah Surai abu yang barusan bicara itu.

"Resikonya mati kan? Kalau gitu gak ada bedanya daripada gak ngelakuin apapun. Ujung-ujungnya juga gw bakal mati. Setidaknya kemungkinan operasi bukan 0%. Ya kan Tsum"

Osamu melihat ke arah Atsumu

"Tapi Sam"-Atsumu

"Ini tubuh gw Tsum, gw yang tau. Lo tenang aja"-Osamu

"Kalau Samu bilang gitu, berarti gak papa. Samu bisa sembuh ma!" Ucap Atsumu, matanya berbinar-binar menatap ibunya.

Atsumu mudah sekali percaya, tapi ibunya tidak. Mama Miya masih ragu, ia melihat kearah Osamu sebentar. Osamu menatap ibunya sambil mengisyaratkan sebuah kata.

'Dai-jou-bu'

Itulah yang terlihat dari gerakan mulutnya, kemudian ia tersenyum. Mama Miya hanya bisa pasrah dan menurut saja. Ia mengenal anak-anaknya dengan sangat baik, Osamu tentunya memiliki alasan.

Comeback To MeWhere stories live. Discover now