17

682 168 8
                                    

***

Mata Jiyong membulat membaca pesan di handphonenya. Di depannya ada Dong Yongbae juga Choi Seunghyun, mereka sedang bekerja sekarang, namun Jiyong justru sibuk dengan handphonenya. "Yongbae-ah, kau tahu Lisa dan Toil berkencan?" tanya Jiyong setelah membaca pesan di handphonenya.

"Tahu," angguk Yongbae. "Mereka masih berkencan kan? Mereka masih sering kelihatan bersama-sama... Lama juga mereka berkencan, sejak kelas sebelas? Atau dua belas, iya kan?"

"Bukankah sekarang kau berteman dekat dengan mereka? Bagaimana kalian bisa dekat?" tanya Seunghyun, sedang Jiyong hanya terkekeh dan mengangguk-angguk karena baru saja tahu tentang kebohongan itu.

"Kami berempat bertetangga saat masih kecil. Kami pergi ke sekolah bersama, hampir setiap hari, kalau tidak kesiangan, diantar ibunya Jisoo. Begitu, sampai lulus sekolah dasar. Lalu Toil pindah rumah, lalu Lisa pindah rumah, lalu aku pindah rumah. Tapi kami masih sekolah di sekolah yang sama."

"Mereka tidak dekat saat sekolah menengah," komentar Yongbae. "Kim Jisoo anak kesayangan guru-guru, dia sibuk belajar, olimpiade dan lain-lainnya. Lisa dan Toil berkencan, seperti bad girl dan bad boy sekolah, Joker dan Harley Quinn? Aku ingat mereka pernah dihukum karena merokok di sekolah. Lalu Jiyong, kau tahu sendiri hyung, dia jarang datang ke sekolah," cerita Yongbae.

"Kami dekat, atau hanya aku yang merasa begitu?" gumam Jiyong. "Jisoo yang membantuku belajar, aku membawa buku catatannya ke dorm, kau juga memakainya. Lalu Lisa sering memberiku uang, camilan yang diam-diam aku bawa ke dorm, itu darinya. Lalu Toil, dia yang mengajariku merokok dan minum-minum. Dia juga yang mengajari Lisa dan Jisoo, tapi katanya mereka payah."

"Sekolah, latihan, kapan kau sempat bermain dengan mereka?" heran Seunghyun.

"Aku juga tidak tahu... Terjadi begitu saja. Kalau kau menyukai sesuatu, kau selalu bisa meluangkan waktu untuk itu."

"Padahal aku pikir Toil merundungmu dulu," gumam Yongbae. "Aku sempat khawatir karena melihatmu beberapa kali memberikan rokok padanya."

"Ah! Iya! Aku dapat rokok dari SE7EN hyung, lalu membaginya dengan Toil. Kami pernah ketahuan, tapi aku tidak dihukum, Toil bilang dia merokok dengan Lisa, bukan denganku."

"Ya! Kau memfitnah Lisa?!"

"Tidak," geleng Jiyong. "Lisa memang merokok waktu itu. Tapi saat tertangkap basah, Lisa tidak di sana. Lalu Toil berbohong, dia bilang dia merokok dengan Lisa dan aku sedang menegur mereka. Lisa sempat marah karena dia tidak tahu apapun, tapi setelah itu baik-baik saja. Dia bukan tipe pendendam."

Sementara itu di tempat lain, Lisa menekan bel pintu di rumah Toil. Ia tekan sekali, kemudian sekali lagi, sampai pemilik rumahnya membukakan pintu. Toil mendelik saat melihat Lisa berdiri di depan pintunya, kesal sebab sebenarnya Lisa bisa langsung masuk tanpa menekan belnya. Lisa, Jisoo bahkan Jiyong tahu kode rumahnya. Mereka bisa datang dan mencuri kapan pun di rumah itu.

"Paket," senyum Lisa sembari memberikan sebuah paper bag berisi sepatu Nike pada Toil. "Jangan kesal, susah mendapatkan sepatu ini, aku memakai semua koneksiku untuk mendapatkannya."

"Padahal bisa langsung lewat Jiyong."

"Tidak boleh," geleng Lisa. "Karena kau temannya, kau harus membelinya."

"Jiyong mengembalikan uangnya, lihat rekeningmu," tenang Toil.

"Sungguh? Augh! Pria sombong itu! Tunggu saja aku pukul kepalanya!"

"Lihat dulu yang dia kirim," suruh Toil.

"Tidak bisa, aku meng-uninstall m-bankingnya," geleng Lisa. "Aku tidak bisa berhenti belanja karena m-banking," susulnya.

Making Songs Is EasyWhere stories live. Discover now