Kenangan Kita

97 5 0
                                    

"Felicia!" Hanya mendengar suaranya saja, Felicia langsung tau siapa yang memanggil namanya. Gadis itu menghentikan langkahnya.

Tak lama kemudian Felicia merasa seseorang menabrak tubuhnya dari belakang. "Kenapa La?" tanya Felicia.

"Lo gapapa?" tanya Dilla, jelas Felicia tau maksud gadis itu. Dilla pasti juga mendapatkan undangan pertunangan Ersakha dari Audrey yang merupakan teman satu jurusan nya.

Felicia membalikkan tubuhnya. "Gue udah gapapa, gue udah benci sama dia juga." Jelas saja perkataan Felicia hanyalah kebohongan. Membenci Ersakha adalah hal yang sangat sulit, tidak seperti saat dirinya jatuh cinta kepada lelaki itu.

"Bohong! Empat tahun masa cepet banget bencinya," ujar Dilla membuat Felicia terkekeh. Dilla sulit dibohongi ternyata.

"Sakit ya?" tanya Dilla dengan raut khawatir.

Felicia tersenyum. "Sakit, tapi masih bisa ditahan," jawab Felicia.

"Inget Fel, dia yang gak pantes buat lo, bukan lo yang gak pantes buat dia!"

"Iya," jawab Felicia.

"Mending lo jatuh cinta ke orang yang udah pasti suka ke lo juga."

"Iya," sahut Felicia.

"Fel, ada tau cowok yang suka sama lo saat ini," ujar Dilla.

"Oh ya? Siapa?" tanya Felicia. Gadis itu sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan Dilla. Rasanya Felicia sudah tidak mampu menyukai orang lain lagi.

"Kak Udin!" Mendengar ucapan Dilla membuat Felicia tertawa.

"Enggak mungkin!" sahut Felicia sambil geleng-geleng kepala.

"Serius Fel, dia suka sama lo!" ujar Dilla.

Felicia menatap Dilla. "Dia gak mungkin suka sama gue La," ujar Felicia sambil tersenyum tipis.

"Kenapa gak mungkin?" tanya Dilla bingung.

"Gue rasa, gue bukan tipe nya," jawab Felicia tak acuh.

"Tapi dia bilang ke gue kalo dia suka sama lo!" ujar Dilla. Felicia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo ngigo kayak nya La." Dilla mendengus mendengar ucapan Felicia.

"Jelas-jelas dia ngaku ke gue, kalo dia suka sama lo!"

"Iyain aja biar cepet kelar," ujar Felicia. Gadis itu sungguh tak percaya dengan ucapan Dilla. Syarif tak mungkin menyukainya, dan Felicia harap lelaki itu benar-benar tidak akan menyukainya.

"Ih gara-gara lo, gue yang waktu itu lagi galau malah jadi nenangin orang galau juga," cibir Dilla membuat Felicia menoleh.

"Oh iya, lo galau kenapa La?" tanya Felicia.

Dilla menghela nafasnya sambil memeluk lengan Felicia. "Dia chat gue lagi," ujar Dilla. Hanya dengan kata 'dia' saja Felicia langsung mengerti siapa 'dia' itu.

"Kok bisa?" tanya Felicia.

"Gak tau, tiba-tiba dia chat gue lagi. Udah mana chat nya malah ngenang masa lalu, pengen gue blok rasanya," dengus Dilla.

Felicia terkekeh. "Tapi lo suka kan di chat lagi," ujar Felicia mendapat senyum malu-malu dari Dilla.

"Terus galau nya tuh apa?" tanya Felicia.

"Ya itu galau nya! Gue galau lagi gara-gara tuh cowok ngenang masa lalu," jawab Dilla. Felicia mengangguk saja.

Tepukan di bahu langsung membuat Felicia menoleh ke belakang. "Eh kak Udin!" ujar Dilla.

Felicia's EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang