Chapter 5

11.4K 1.3K 32
                                    

Ivanna Astraea adalah putri tunggal dikeluarga bangsawan Count Astraea.

Sejak lahir Ivanna memiliki tubuh yang lemah, jadi dia bertahan hidup hanya dengan bantuan batu kristal sihir yang tertanam dalam jantungnya. Batu kristal sihir yang merupakan pusaka keluarga Reglin.

Count Astraea membayar mahal untuk itu, hanya demi membuat putrinya bertahan hidup. Namun keluarga Duke memanfaatkan keputusasaan Count untuk mengikat putra Reglin, Cassius, dan Ivanna, dalam sebuah ikatan pertunangan.

Cassius bukanlah anak manja yang banyak menuntut, takdirnya adalah untuk menjadi penerus keluarga Reglin dan mempertahankan citra keluarga mereka sebagai satu-satunya keluarga penyihir di kekaisaran Vantom. Jadi saat orangtua nya mengatur pertunangannya dengan Ivanna, dia menerimanya dengan tulus.

Ivanna pun begitu, dia merasa bertanggung jawab karena hidup dengan bantuan pusaka sihir keluarga Reglin.

Mereka sama-sama menerima pertunangan yang telah diatur oleh keluarga mereka, dan setelah Cassius mendapatkan kekuatan sihirnya, dia mulai bersekolah di akademi yang sama dengan Ivanna. Mereka menjalin hubungan yang dekat mulai saat itu, dan Cassius pun tergabung dalam pertemanan Ivanna dengan teman dekatnya di akademi, Lucan Sarnon.

Namun segalanya berubah, sejak malam itu. Malam yang membuat hubungan Ivanna dan Cassius merenggang.

Suatu malam diumur Ivanna yang ke 17 tahun, dia terbangun dari tidurnya saat merasakan sebuah aura gelap yang berasal dari kamar orang tuanya. Sejak hidup dengan pusaka sihir dalam jantungnya, Ivanna menjadi sensitif setiap malam, dia bisa merasakan energi-energi gelap yang mengancam keselamatannya.

Dan malam itu Ivanna merasakannya, datang dari kamar orangtua nya. Ivanna bergegas kesana, rasa khawatir serta rasa tak-karuan melanda, tubuhnya kian lemah karena terlalu banyak merasakan aura gelap yang seakan mencekik lehernya itu. Walau dengan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan, Ivanna terus berlari menyusuri lorong menuju kamar orang tuanya.

"Ayah, ibu!"

"Ibu? Apa yang terjadi?"

Tidak ada satupun pencahayaan begitu Ivanna membuka pintu kamar orang tuanya, gadis itu terbatuk dan menyapu-nyapu tangan kanannya dihadapan wajah, ada beberapa asap hitam yang membuat pernafasannya terganggu. Benaknya bertanya, apa yang terjadi? Dimana kedua orang tuanya?

Saat melangkah perlahan diruangan kamar yang luas tanpa pencahayaan, kegelisahannya terus melanda, lalu saat melangkah mendekati jendela besar yang beruntungnya diterangi oleh cahaya bulan, matanya membelalak. Ivanna sama sekali tidak bisa mengendalikan wajahnya yang terkejut dan mulutnya yang membuka lebar.

Disana, cahaya bulan menerangi kedua mayat orang tuanya yang terbaring dilantai dengan kondisi mengenaskan, mulut ternganga dan bola mata membelalak hampir keluar, kulit tubuh yang gosong dengan daging-daging yang hampir masak.

"TIDAAAKKK! IBU! AYAAAH!"

Kejadian itu meninggalkan luka terdalam bagi Ivanna, selama hampir berbulan-bulan Ivanna tidak berbicara pada siapapun dan enggan untuk makan dengan rutin.

Selama bulan-bulan keterpurukan Ivanna, Cassius juga kehilangan orangtua nya dalam sebuah kecelakaan kereta kuda, sehingga dia harus menjadi kepala keluarga lebih awal dan mengurus gelar Duke nya secara resmi di kekaisaran.

Cassius membawa Ivanna ke Duchy Reglin setelah dia resmi menjadi Duke Reglin, dengan terpaksa harus menjual gelar bangsawan Count Astraea karena pasangan Count telah tiada dan Ivanna pun tidak memiliki kerabat lain yang dia kenal. Sementara Ivanna telah dijanjikan untuk menjadi pendamping Cassius, sekaligus Duchess Reglin di masa depan.

Perlahan namun pasti, kondisi batin Ivanna mulai membaik dengan bantuan para pelayan ramah dikediaman Reglin, Cassius pun rutin mendatangkan dokter untuk membantu memulihkan luka Ivanna dengan bantuan terapi.

One Day, I Became Heroine's MotherWhere stories live. Discover now