Malta (2)

983 92 5
                                    

       "Luca? astaga ini beneran kau?" tanya Chayoung dalam bahasa Itali,

"betul nona, wah bahasa Itali nona cukup baik, namun agar nona lebih nyaman, pakailah bahasa Korea saja," balas Luca,

"geurae, kau sedang apa disini?"

"mr. Cassano menggelar acara amal di sini nona, karena dia sedang ada urusan, jadi aku yang turun disini," jelas Luca,

"Vincenzo? aku kira dia sudah tidak bernyawa, dia tidak pernah mengirimiku kabar lagi sejak acara diplomatik itu," Chayoung tertawa,

"maafkan dia nona, dia memang sedang tidak baik untuk saat ini,"

"gwaenchana, Luca, tolong jangan bilang keberadaan ku disini ya, aku hanya ingin berlibur, mohon bantuanmu, aku belum siap menemui Vincenzo sekarang," pinta Chayoung,

"T-tapi non-"

"tidak ada tapi tapian, aku mau pulang dulu, selamat tinggal!" Chayoung langsung pergi, dirinya hanya tidak mau memikirkan Vincenzo untuk sekarang,

dia hanya ingin istirahat sejenak.

___________________________________________

       Sesampainya di hotel, Chayoung merebahkan dirinya di kasur, menatap langit-langit dan berfikir apakah yang dilakukannya tadi salah?

apakah harusnya tadi ia ikut dengan luca untuk bertemu Vincenzo? tidak, itu tidak bisa, dia hanya takut akan kenyataan bahwa Vincenzo sudah tidak mencintainya,

wanita itu memang tidak pernah melarang pria itu pergi meninggalkannya, atau apapun yang ingin dia lakukan, namun tetap saja dirinya hanya seorang wanita biasa yang bisa kapan saja berfikiran buruk, insecure, dan sebagainya,

bahkan, semenjak ditinggal Vincenzo setahun yang lalu, Chayoung sering melamun dan menangis tiba-tiba, dirinya tidak sanggup menahan emosi, ketakutan, dan khawatir di dirinya,

"kamu sangat bodoh Chayoung," ucapnya kepada diri sendiri,

'oh iya, aku belum sempat menelpon pak Nam' batinnya

wanita itu mengambil ponsel nya dan mencari kontak pak Nam, dirinya berfikir setidaknya Pak Nam harus tau dimana dirinya berada,

"halo Pak Nam?"

'Byeonhosanimmmm! kamu membuat kami cemas! mengapa kamu tidak mengabariku dulu, untung ada pak Vincenzo-ssi yang mengatakan bahwa kamu di Itali,' kata pak Nam,

"V-Vincenzo? aiiiish Luca pasti penyebabnya, Pak Nam, akan ku tutup telfon nya, byeee," Wanita itu menutup telfon itu sepihak,

"aigoo, aku harus bagaimana? aku tidak siap menemuinya," Chayoung sangat gugup sekarang,

"ani, aku berkata seperti dia akan menjemput ku saja, hahaha sadarlah Chayoung!" Chayoung tertawa.

knock knock

    Chayoung melihat kearah pintu, dirinya takut itu adalah Vincenzo, namun pemikirannya langsung ia tepis,

"mana mungkin dia mau ketemu dengan mu, Chayoung,"

dirinya melangkah ke arah pintu, membuka nya dengan pelan,

dan ternyata benar, itu hanyalah layanan hotel saja,

Chayoung membuang nafas kasar, kini dirinya menjadi labil, dirinya sangat rindu dengan Vincenzo namun juga tidak ingin menemuinya saat ini,

AMORE • VINCENZO 2 [√]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant