Marry Me, Sir!

919 79 52
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment!

"jadi kapan kita akan menikah?"

setelah itu, Vincenzo tersedak bubur buatanku.

"memangnya kau sudah siap?" Vincenzo mengelap sisa bubur yang ada di bibirnya,

"siap, aku selalu siap kapanpun," aku memang terlihat terburu-buru, namun, aku memang sudah siap secara umur dan finansial, lagipula aku tidak akan lama disini, maksudku, aku harus pulang lagi ke Korea dan melakukan atau menyelesaikan pekerjaan ku, tidak salah jika aku meminta nama belakang Vincenzo sebagai oleh-olehku kan?

Vincenzo tersenyum mendengar jawabanku,

"siap-siap, temani aku bertemu salah satu orang penting disini,"

sial, aku dicuekin.

"baiklah, aku ganti baju dulu." jawabku lesu,

"yang cepat! go! go!" aku mempercepat langkahku.

•••

"formal sekali penampilanmu, tidak mau pakai gaun saja?" ucap Vincenzo saat melihatku keluar dari rumah,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"formal sekali penampilanmu, tidak mau pakai gaun saja?" ucap Vincenzo saat melihatku keluar dari rumah,

"mengapa aku harus pakai gaun? lagi pula kita akan bertemu dengan orang penting, wajar saja," jawabku,

Vincenzo hanya bergeleng-geleng sambil membukakan pintu mobil untukku, aku tersenyum sebagai tanda terima kasihku, beberapa detik setelah aku mendaratkan pantatku ke kursi mobil, Vincenzo ikut masuk kedalam mobil, tentu, memangnya aku pergi sendiri?

"Luca kemana? aku tidak melihatnya hari ini?" tanyaku,

"sebentar lagi kita akan bertemu jika sudah sampai," aku mengangguk mengerti.

sepanjang jalan aku hanya memandangi jalan, pulau ini cukup luas, pemandangannya pun luar biasa, tidak heran jika Vincenzo betah disini,

"Vin, sebenarnya kita mau kemana?" aku terheran karena melihat jalan yang mulai menyempit dan tidak ada rumah-rumah disini,

"kau mau membuang ku karena aku minta dinikahi?" tanyaku bercanda, berharap mendapat respon yang dapat membuatku tenang, namun Vincenzo tidak menjawab pertanyaanku, bagaimana ini?!

"tidak, aku mana mungkin membuangmu Chayoung-ah, lihat didepan, kita akan ke satu-satunya gereja di pulauku," mataku langsung tertuju kedepan, menyipitkan mata sesekali karena jarak yang masih agak jauh, aku kehabisan kata, aku bingung, untuk apa Vincenzo membawaku ke sini?

semakin dekat jarak kami dengan gereja itu, aku juga dapat melihat Luca yang terlihat sedang menunggu kami sambil membawa bucket bunga?

AMORE • VINCENZO 2 [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang