54.Fakta

1.6K 296 20
                                    

Makasih banget buat kalian yang udah nemuin book ini dan baca book ku serta feedback berupa vote dan comment

Makasih banyak ✨✨✨





Where's my reader's??? 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kian?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kian?!"

Kiana segera menghapus air matanya dan tersenyum manis, walaupun matanya masih berkaca-kaca.

Sedangakan Nata? Merutuki dirinya bodoh berkali-kali karena selalu gagal membaca situasi.

"Iya, kenapa Nata?" tanya Kiana dengan suara sengau nya.

Nata menggaruk kepalanya, canggung. Awalnya Nata cuma mau videocall sama Winter tanpa di ganggu Yasa dan lainnya tapi diurungkan nya waktu denger suara tangisan pelan dan bodohnya Nata nyapa cuman mau membuktikan kalo yang di dengernya bukan setan.

"Ehehe ga kok, tadi ragu aja yang nangis beneran orang apa teh kunti" katanya asal.

Kiana tertawa sumbang, "Duduk Nat," tawarnya dan bergeser memberi Nata ruang untuk duduk di sofa sebelahnya.

Nata dengan ragu duduk di sebelah Kiana, tapi sebelum itu dia melepaskan jaketnya untuk di berikan pada Kiana.

"Dingin Kak, mainstream banget cuma dasteran doang"

Kiana tersenyum, menerima jaket Nata yang menyelamatkan dari dingin yang rasanya menusuk ke tulangnya.

"Sweet banget sih Nat"

"Oiya dong Kak, kalo ga begini ga bakal bisa gandeng Winter" katanya bangga.

"Yang nangis tadi,, jangan cerita ke Haris ya Nat"

"Santai Kak, gue bukan Bang Chandra kok syukur aja yang ketemu Kak Kian gue bukan Bang Chandra"

"Kalo Chandra bakal di ceritain ke Ayis ya Nat?"

Kosan sembilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang