Bagian 38 • Rania

6.1K 720 9
                                    

Halohalo ....
Cuma mau ngasih tau kalau siang ini ujiannya lisan teman-teman 🤭
Mohon doakan  ya agar saya bisa menjawab dengan baik,

Terima kasih!

Selamat membaca ❤️

***

"Please gue mau nyerah aja, Ra!" Aku menoleh ke arah ponsel yang aku letakkan di holder, lalu melihat Nana yang sedang mengacak-acak rambutnya.

"Take it easy, Na. Santai aja deh!" Aku memberitahunya untuk bersikap santai dan jangan terlalu memikirkan ujian kami.

Setelah beberapa hari libur, esok hari memang hari pertama kami melakukan ujian. Dan karena petunjuk yang beberapa menit lalu dikirim oleh dosen praktikum ke grup kelas mengatakan bahwa ujian akan dilaksanakan secara lisan melalui breakout room di zoom, Nana yang sudah ku peringatkan untuk belajar tapi tidak pernah mengindahkan kini menjadi kelabakan.

"Ya elo, Ra. Gue nggak paham sama sekali ini sama materinya." Lagi-lagi dia mengeluh.

Aku yang sedang membaca materi di layar laptop, kembali melirik ke arahnya. "Lo nonton video yang di YouTube aja, Na. Video pembelajaran yang biasanya kita di suruh nonton sebelum kelas itu. Lumayan bikin paham kok."

"Gue pasti bakalan ketiduran Ra kalo nonton video membosankan kaya gitu .."

Aku geleng-geleng mendengar penuturannya. Mengambil ponselku dari holder, lalu berjalan ke luar kamar untuk mengambil minum di dapur. "Lo cepetin dua kali, Na. Biar nggak terlalu lama dan nggak ketiduran." Saranku karena itu cukup efektif jika dipraktekkan padaku.

Aku juga tidak berbeda jauh dengan Nana, yang gampang sekali tertidur saat mendengarkan video pembelajaran. Untuk itu aku lebih memilih membaca materi jika dibandingkan dengan memutar video di YouTube.

Ku lihat Nana menghela napas. Lalu mengucir rambutnya yang sedari tadi di biarkan terurai, dan mulai menyalakan laptop yang ada di sampingnya. "Gue coba deh, Ra."

"Nah, kaya gitu Na. Take action jangan ngeluh mulu!"

Nana di seberang mendengkus. "Kalo besok gue tetep nggak bisa jawab gimana?"

"Ya jawab jujur aja." Balasku enteng.

"Saya nggak bisa Pak, Bu, gitu maksud lo?" lagi-lagi aku mengangguk.

"Ya mau gimana lagi coba? kan kita face to face sama dosennya, Na. Nggak mungkin bisa ngapa-ngapain juga." Aku mengatakan kepada Nana bahwa memang  tidak ada yang bisa kami lakukan selain menjawab semua pertanyaan yang diajukan atau memilih jujur dan pasrah karena tidak bisa.

"Anjir, Ra! Gue jadi makin deg-deg an gara-gara lo."

Aku yang sedang menunggu air dari dispenser memenuhi gelas kembali menoleh ke arahnya. "Makannya sana belajar, jangan ngobrol mulu!" Aku memberitahunya agar segera menyelesaikan obrolan kami di telepon dan bergegas untuk mulai belajar.

Aku sendiri baru membaca materi dua bab, dan masih sangat clueless tentang apa yang sesungguhnya kami pelajari satu semester terakhir ini.

"Ya udah ya, gue tutup dulu mau belajar!" Aku hanya mengangguk sebelum akhirnya panggilan kami terputus.

***

"Bun, lagi ngapain?" tanyaku saat melihat Bunda sedang  berdiam diri di sofa depan televisi, terapi tidak menyalakannya.

"Lagi nonton layangan putus, Mbak."

Aku menautkan kedua alis karena tidak tau apa yang sedang di tonton oleh bunda tersebut. "Film, Bun?"

JejaringWhere stories live. Discover now