21 - Plan -

1.6K 314 95
                                    

Annyeonggg yeorobunnn....


Im back


Akhirnya setelah sekian lama aing apdet juga xixixi😁




Kangen gak? Moga masih ada yg nunggu cerita ini wkwkk..




Happy reading and janlupa vote dan komennya ya gaes🙏


Enjoy all📢



🦙🐨



Chapter sebelumnya..

Si Anjing Yoshinori

Si bajingan itu ngapain ke rumah Junkyu?!

Jangan ditanya gimana kondisi Haruto sekarang. Tangannya mengepal erat, matanya melotot sampe urat-urat di pelipisnya tampak jelas. Emosi? Jelas. Apalagi Yoshi dengan santainya ngasih sebuah bungkusan yang Haruto yakini adalah makanan pada Junkyu.

Haruto gak tau pastinya apa yang mereka bicarain, tapi kalo dilihat dari ekspresi senang Junkyu Haruto tau kalo dia udah terlambat. Mereka kemudian memasuki rumah dan meninggalkan Haruto disana dengan bungkusan eskrim yang mulai mencair.

Haruto meninju pohon beringin di depannya penuh amarah. Gimana gak marah kalo dia dikalahin tepat di depan matanya secara langsung. Dipandanginya bungkusan eskrim di tangan yang satunya dengan pandangan kecewa.

Nah, tau kan to gimana perasaan Junkyu pas ngeliat lu ama si jaehee😡

Dengan perasaan yang campur aduk Haruto mengambil ponsel dari saku jaket, mendial satu nomer yang udah sangat dihafalnya.

"Halo, lo ada diapart?"

"Iya."

"Gue kesana sekarang." Haruto menutup telpon lalu melajukan motornya dengan segera menuju apartement Jaehee. Satu-satunya tempat yang Haruto pilih untuk berkeluh kesah dan menenangkan diri. Sungguh piihan yang bijak bukan?


🦙🐨


Chapter 21..

Haruto markirin mobilnya dengan mulus di lahan parkir yang cukup sesak. Senyum angkuh segera tersungging di wajahnya waktu ngeliat kepiawaiannya memarkirkan mobil. Coba aja ada Junkyu, mungkin wajah tampan nan sombong Haruto sudah kena tamparan mesra.

Ia pun keluar dari mobil diikuti Jaehee dari kursi samping. Bersamaan dengan itu, satu mobil musuh yang udah Haruto hapal di luar kepala memasuki lahan parkir dan berhenti tepat di seberangnya. Matanya memicing tajam saat melihat Junkyu kemudian keluar dari sana.

"Oh jadi lo nolak gue jemput karena dia?!" Sindir Haruto dengan nada naik satu oktaf. Tangannya menyilang di dada menambah kesan marah yang menjadi-jadi.

"Telpon di reject, chat gak dibales. Gitu ya sekarang?!"

Junkyu yang baru keluar dari mobil hanya mengehela napas jengah. Dirinya terlalu malas menanggapi Haruto yang udah mode nantangin kayak gitu. Suka rese soalnya. Matanya beralih melirik Jaehee yang berdiri dengan canggung di pintu samping mobil Haruto, menandakan bahwa mereka habis berangkat bersama.

"Pergi aja Yosh, gak usah diladenin." Ajak junkyu sambil melengos pergi duluan. Sedikit lega karena tadi pagi udah nolak Haruto buat jemput. Bisa - bisa nanti dia jadi obat nyamuk lagi kalo bareng Haruto sama Jaehee.

Haruto yang ngeliat Junkyu pergi, melongo tak percaya. "Eh Junkyu main tinggal aja! Gue belum selese ngomong woy, lo belum jawab gue!" Teriak Haruto namun Junkyu tetap tak peduli.

₳ĐɄ ฿₳₵Ø₮ •harukyu•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang